Saat mulai masuk ke jenjang sekolah baru, seperti SD, SMP, dan SMA, anak pasti membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Khususnya dalam kegiatan belajar yang mungkin akan sangat berubah.
Masa adaptasi ini sangat ini sangat penting karena jika anak tidak bisa menyesuaikan dirinya, bukan tidak mungkin prestasinya di sekolah dan nilai-nilai mata pelajarannya akan berpengaruh.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak beradaptasi dalam belajar di sekolah baru.
1. Berikan Gambaran sebelum Sekolah Dimulai
Belajar di SD tentu saja akan berbeda dengan di TK. Begitu juga dengan SMP yang berbeda dengan SD dan SMA yang bisa sedikit berbeda dengan SMP.
Orang tua bisa membantu anak mencari tahu apa saja yang akan dipelajarinya nanti di sekolah baru. Beri gambaran pada anak proses belajar mengajar yang akan dihadapinya dan juga seberapa beragam materi pelajaran yang akan didapatkannya.
Dengan gambaran yang diberikan orang tua, anak bisa sedikit membayangkan akan seperti apa kegiatan sekolahnya nanti dan apa saja yang akan dipelajarinya. Jadi, anak tidak akan terlalu merasa kaget atau bahkan culture shock.
2. Selalu Bertanya Perasaan Anak
Tidak semua anak mau jadi yang pertama kali bercerita pada orang tuanya mengenai sekolahnya. Kalau anak kamu seperti ini, maka orang tua harus menjadi yang pertama yang selalu bertanya mengenai perasaan anak di sekolah barunya.
Tanyakan hal-hal seperti “Bagaimana sekolah kamu hari ini?” atau “Kamu kok kelihatannya nggak senang, kamu nggak apa-apa?”. Meskipun sulit, bantu anak untuk sedikit demi sedikit mengutarakan perasaannya.
Jangan kecewa jika anak masih belum bisa bercerita banyak. Dengan bertanya, ini sudah menunjukan kepada anak bahwa orang tuanya peduli dan berempati dengan apa yang dialaminya di sekolah.
3. Bantu Anak Memahami Budaya Belajar di Sekolahnya
Bagi anak yang masih kecil, misalnya baru masuk SD atau SMP, mungkin dia kewalahan dengan budaya belajar di sekolahnya yang masih sangat baru untuknya.
Meskipun sudah diberikan gambaran, bukan tidak mungkin anak yang baru masuk SD kaget karena di sekolahnya dia benar-benar belajar, bukan sambil bermain seperti saat TK.
Begitu juga dengan anak baru SMP yang kaget karena guru yang mengajarinya berbagai mata pelajaran berbeda-beda sehingga dia harus menyesuaikan dengan cara mengajar masing-masing guru.
Dari cerita anak, bantu dia untuk memahami budaya belajar yang ada di sekolahnya. Karena anak merasa kaget dan kewalahan, bukan tidak mungkin dia malah jadi tidak bisa berpikir.
Berikan beberapa opsi yang bisa dilakukan anak agar bisa beradaptasi dengan cara belajar di sekolah barunya. Lalu, biarkan anak merasakannya sendiri dan memilih mana yang paling tepat untuknya.
4. Ingatkan Tentang Kelebihan dan Kemampuan Anak
Karena merasa kaget dan kewalahan dengan cara belajar yang baru di sekolahnya yang baru, anak bisa saja jadi lupa dengan kelebihan dan kemampuan dirinya.
Apalagi jika anak bertemu dengan teman-teman baru yang menurutnya lebih pintar. Dia bisa saja merasa tidak “cukup baik” dan tidak “cukup hebat” dibandingkan teman-temannya.
Wajar jika anak merasa seperti ini. Namun, jangan dibiarkan, ya. Bantu anak untuk mengingat kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya.
Bicarakan tentang hal-hal yang telah dilakukan dan dipelajarinya di masa lalu, tentang prestasinya, dan pujian yang mungkin pernah diberikan oleh guru-guru sebelumnya.
Jelaskan bahwa itu semua bukti bahwa anak memiliki kelebihan dan tidak kalah dengan teman-temannya. Jadi, jangan biarkan rasa rendah diri menguasai dirinya.
5. Ingatkan Anak untuk Tetap Jadi Diri Sendiri
Memiliki teman baru, mungkin bisa membuat anak jadi ikut-ikutan apa yang dilakukan temannya. Termasuk cara belajarnya. Bukan tidak mungkin anak jadi mengikuti cara belajar teman yang dikaguminya, meski tidak cocok dengannya.
Pelan-pelan beritahukan anak kalau cara belajarnya selama ini tidak ada yang salah dan sudah membuatnya mendapatkan nilai yang bagus. Jadi, dia tidak perlu mengubah cara belajarnya jika memang masih cocok dengan cara belajar di sekolah barunya.
Jika anak menolak saran yang kamu berikan, jangan dipaksa. Biarkan anak merasakan sendiri konsekuensi dari perilakunya, seperti mendapatkan nilai ulangan yang jelek atau bahkan jadi lebih sulit untuk menghafal dan mengerti pelajaran.
Saat anak sudah merasakannya, barulah dia bisa lebih mengerti saran dari orang tuanya untuk menjadi diri sendiri, termasuk dalam cara belajar.
Apakah Anak Perlu Ikut Bimbel?
Bimbel atau bimbingan belajar memang baik untuk anak. Namun, sebenarnya tidak semua anak memerlukannya. Berikut adalah beberapa tanda anak perlu ikut bimbel akibat kesulitan beradaptasi dengan cara belajar di sekolah barunya.
-
Prestasi akademis rendah atau semakin rendah
-
Anak benci pelajaran tertentu, padahal sebelumnya suka atau tidak bermasalah
-
Jadi malas ke sekolah
-
Perlu waktu lama saat mengerjakan tugas, meskipun yang terlihat mudah sekalipun
-
Pelajarannya semakin tertinggal
-
Guru melaporkan anak sulit fokus di kelas
Jika beberapa atau semua tanda di atas ada pada anak, itu artinya dia mungkin sebaiknya ikut bimbel di luar sekolah. Pilihlah bimbel terbaik yang sesuai dengan anak.
Dengan begitu, anak juga kemungkinan bisa menemukan kembali cara belajar yang cocok untuknya dan membantunya beradaptasi dengan cara belajar di sekolah barunya.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/ibu-begini-cara-membantu-anak-beradaptasi-di-lingkungan-sekolah
https://sinotif.com/berita-acara/berita-artikel/detail/kapan-anak-butuh-bimbel-yuk-kenali-tandanya
https://www.prestasiglobal.id/tanda-anak-perlu-ikut-bimbingan-belajar/
~Febria