Yuk, Cermati Kelebihan dan Kekurangan Sekolah Internasional

Yuk, Cermati Kelebihan dan Kekurangan Sekolah Internasional

Gambar 1
Ilustrasi pelajar | (Dok. ACG School Jakarta)  money.kompas.com

Halo, Sinotifers! Sebagai orangtua, tentu kita mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak agar meraih cita-citanya dengan pendidikan yang terbaik.

Perkembangan teknologi di bidang pendidikan, tidak lagi terbatas pada pertemuan tatap muka di ruang kelas. Siswa bisa berinteraksi dengan guru melalui komunikasi virtual. Perkembangan dunia yang makin maju dan pesat, tentu saja orangtua ingin membekali anaknya dengan ilmu terbaik agar mampu menghadapi persaingan secara global.

Apalagi jika orangtua ataupun anak memiliki tujuan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, maka perlu persiapan sejak dini. Mulai dari keterampilan dan kemampuan berbahasa asing, utamanya bahasa inggris yang populer menjadi bahasa dunia. Pula mempersiapkan biaya yang besar guna menyekolahkan anak di sekolah internasional.

Dengan informasi yang tersedia melalui media sosial dan website mengenai sekolah internasional, sungguh beruntung kita dapat dengan mudah mengakses guna mengetahui dari awal tentang seluk beluk sekolah internasional.

Tak hanya terdapat di ibukota negara dan kota besar saja, sekolah internasional ataupun sekolah nasional plus yang menyertakan aktivitas komunikasi berbahasa asing, juga telah merambah sekolah-sekolah di daerah.

Namun, sebelum memutuskan untuk anak bersekolah di sekolah internasional, ada baiknya jika para Sinotifers mengetahui terlebih dahulu kekurangan dan kelebihan dari sekolah internasional.


Kekurangan Sekolah Internasional

1. Biaya yang Mahal

Dapat dipastikan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh orangtua yang berniat menyekolahkan anak di sekolah internasional bakal merogoh kocek sangat dalam dibandingkan dengan sekolah umum atau swasta lainnya yang tidak menggunakan kurikulum internasional.

Biaya yang mahal ini belum tentu terjangkau oleh masyarakat kita. Perbedaan biaya yang sangat tinggi, perlu pertimbangan dan keputusan yang tepat untuk mendaftarkan anak di sekolah ini.

Seperti yang dilansir oleh kompas.com, biaya yang dikeluarkan untuk bersekolah di sekolah internasional, bisa mencapai kisaran puluhan juta hingga ratusan juta per tahun atau bahkan per bulan.

Ada pula sekolah yang mencapai nilai milyaran untuk total biaya selama 3 tahun masa pembelajaran. Pembayaran ini memiliki rincian detail untuk setiap peruntukannya.


2. Budaya Lintas Bangsa

Timbul kekhawatiran pada orangtua dan anak bahwa pergaulan di sekolah internasional boleh dibilang cukup bebas karena mereka bergaul dengan kawan sekolah yang berasal dari lintas bangsa. Siswa yang bersekolah tidak hanya siswa lokal, tetapi juga siswa berwarga negara asing yang ikut orangtuanya di Indonesia. Begitu juga dengan guru pengajar, juga terdapat native speaker

Untuk mata pelajaran tertentu yang memuat tentang pendidikan kewarganegaraan yang mengandung cinta tanah air dan pendidikan agama tidak dimasukkan dalam pembelajaran sekolah internasional. Hal ini bisa menyebabkan anak kurang paham dengan budaya dan adat bangsanya sendiri.

Tentu gaya pergaulan dan adab sopan santun yang digunakan akan berbeda dengan adat ketimuran. Guru dan siswa seakan tak ada sekat batas, karena terbiasa berinteraksi secara bebas di sekolahnya. Sapaan kepada guru bisa seakrab teman. Pengaruh budaya global tentu akan mempengaruhi perilaku keseharian siswa.


3. Materi Pelajaran Lebih Sulit 

Sekolah internasional menekankan pada merangsang dan mengasah kreativitas anak didik melalui diskusi dan praktik di kelas dan melakukan kegiatan penelitian kecil di laboratorium sehingga tugas-tugas berupa prakarya, makalah, dan praktikum adalah kegiatan harian sekolah.

Tak bisa kita pungkiri anak didik yang berada di zona nyaman di sekolah umum biasanya lebih menekankan pada kegiatan belajar mengajar satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Metode pengajaran yang lebih menekankan hafalan, dikte, dan tugas. 


4. Lebih Fasih Berbahasa Asing daripada Bahasa Indonesia

Bahasa pengantar sehari-hari di sekolah ini adalah bahasa asing, menyebabkan siswa lebih paham bahasa tersebut ketimbang bahasa Indonesia. Bahkan jarang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah asal suku orangtua). Anak pada umumnya mengenal bahasa negaranya sendiri sebagai bahasa utama dalam berkomunikasi.

Dalam praktik keseharian dengan kawan-kawan di luar sekolah seperti tetangga atau komunitas lainnya, bahasa yang digunakan menjadi bercampur antara bahasa asing dan Bahasa Indonesia sehingga terkesan tidak lancar berbahasa Indonesia. Kerancuan atau campur aduk penggunaan bahasa dalam percakapan sehari-hari malah merusak tatanan dan kaidah dalam berbahasa.

 


Kelebihan Sekolah Internasional

1. Siap Mental dengan Perkembangan Global

Tujuan adanya sekolah internasional adalah mempersiapkan mental dan modal pendidikan anak untuk meluaskan wawasan, ilmu pengetahuan, dan pergaulannya secara mendunia.

Dengan bergaul dan interaksi secara intens bersama native speaker dan kawan berbeda bangsa, membantu meningkatkan rasa percaya diri anak untuk kelak tidak kaget lagi ketika benar-benar menempuh pendidikan nyata di luar negeri bahkan jika kelak meniti karier global.


2. Fasilitas Lengkap

Biaya yang mahal di sekolah ini harus diakui bukan saja karena pembiayaan materi ajar dan pendidikan lainnya, tetapi karena adanya fasilitas penunjang yang memadai untuk para siswa mengasah dan mengembangkan bakat dan minat pada bidangnya.

Seperti fasilitas olahraga, yang tentu tidak hanya terdiri atas satu lapangan multifungsi. Tersedia lengkap adanya lapangan bola, kolam renang, lapangan basket, bulu tangkis, bola volley, dan fasilitas atletik atau senam.

Begitu juga ketersediaan laboratorium bahasa, praktikum, area botani, ruang musikal, drama, aula pertemuan, dan ruang lainnya guna memfasilitasi kebutuhan belajar mengajar. Sekolah internasional juga menyediakan kenyamanan dan teknologi keamanan bagi peserta didik.

Sudah pasti pihak sekolah pun menata ruangan kelas senyaman mungkin dengan desain dan dekorasi yang menawan guna menambah daya tarik dan rasa suka sehingga anak didik betah belajar bersama para pengajar.

Tak hanya itu, ruang terbuka umum yang bisa digunakan oleh civitas academica seperti taman, tempat parkir, toilet, ruang ibadah, perpustakaan atau tempat kegiatan komite sekolah, tak luput tersedia oleh pihak sekolah. Apalagi dengan adanya asrama bagi para siswa dan pengajar, maka kelengkapan fasilitas makin maksimal.


3. Guru Berkualitas dan Bersertifikasi

Sekolah internasional menyediakan pengajar nasional dan internasional yang memiliki sertifikasi sebagai guru dengan kurikulum internasional. Bahkan banyak pula yang merupakan alumni perguruan tinggi luar negeri dengan tingkat pendidikan tinggi di atas sarjana. Hal ini demi memberikan transfer ilmu terbaik dari guru kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang aktif dan interaktif.

Tidak mudah mendapatkan guru dengan memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa asing pada mata pelajaran yang diampunya.

Para guru yang terekrut sebagai tenaga pengajar dan pendidik memiliki kemampuan transformasi pendidikan agar anak didiknya kreatif, inovatif, percaya diri, dan memiliki kemampuan praktikal. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan seperti itu memang akan lebih banyak didapat di sekolah bertaraf internasional dengan guru-guru yang berkualitas.

Mengutip dari web Universitas Islam Indonesia, bahwa "90% sekolah internasional di berbagai kota besar di Indonesia menggunakan Cambridge sebagai kurikulum sehingga program sertifikasi Teaching Knowledge Test (TKT) Cambridge yang berkolaborasi dengan Briton English Education akan memberi poin plus dan sangat bermanfaat di masa mendatang bagi para guru".


4. Lulusannya tersertifikasi global

Sinotifers, pada artikel yang kami unggah dengan judul Mengenal Istilah dan Jenis Ujian pada Kurikulum Internasional menjelaskan detail ujian yang ditempuh oleh para siswa di sekolah internasional.

Para siswa menempuh ujian sesuai tingkatan usia dan kelas pendidikannya dengan standard kurikulum internasional yang digunakan di sekolah internasional. Tentu saja, sertifikat kelulusannya menggunakan penilaian standar internasional yang digunakan dan diterima seluruh dunia guna melanjutkan studi ke luar negeri.

Dengan demikian, orangtua dan anak didik tidak khawatir lagi karena mereka telah memenuhi syarat kelulusan internasional sesuai standar yang mendunia di sekolah ini.


5. Berpikiran terbuka dan terbiasa menggunakan bahasa asing

Ya, terbuka dengan pendapat orang lain, menerima kritik dan saran, adalah modal awal dalam interaksi dan diskusi dalam proses belajar mengajar di sekolah internasional.

Mengelola emosi dan tidak baperan dalam memberi pendapat dan menerima saran dalam proses diskusi pembelajaran, merupakan rangkaian melatih mental anak didik untuk saling menghargai. Tentu membutuhkan proses yang tidak mudah. Hal inilah yang lebih dikembangkan di sekolah ini.

Dengan menggunakan bahasa asing -utamanya bahasa Inggris- sebagai bahasa pengantar, kebiasaan ini menjadi poin lebih agar anak didik terlatih dan terampil dalam berkomunikasi dengan lancar di pergaulan internasional.


Sinotif mengajak pembaca untuk fokus kepada solusi bila menemui kekurangan atau kekhawatiran tentang sekolah internasional. Meski lembaga bimbingan belajar online ini juga mendampingi belajar siswa yang sekolahnya menggunakan kurikulum internasional, dalam pengantaran materi belajar bimbel khususnya Matematika, Fisika, dan Kimia, para guru tetap menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, meski tetap menyisipkan bahasa atau istilah asing yang akrab digunakan.

Bahkan dalam pemberian laporan perkembangan siswa kepada orangtua, Sinotif juga tetap merangkumkan dalam bahasa Indonesia. Begitu juga dalam pelayanan terhadap siswa, orangtua, dan calon peserta bimbel, Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa pengantar utama.

Sinotif dengan senang hati melayani kebutuhan bimbel peserta didik baik yang menempuh pendidikan di sekolah internasional maupun sekolah nasional lainnya. Bahkan lebih dari itu, Sinotif juga memiliki Sinotif Learning Method yang dapat membantu siswa memetakan cita-citanya dalam meraih impian berpendidikan tinggi di luar negeri. ~ Siska Artati