Nilai Ujian Bukan Segalanya, Lebih Penting Lagi Mengajari Anak Menemukan Kesalahan yang Dilakukannya

Share

Nilai hanya menunjukkan hasil akhir, sementara review ulangan membuka jalan untuk mengetahui kenapa anak bisa salah. Dari situ, orang tua bisa membantu anak menemukan akar masalah dan memperbaikinya.

Dengan melakukan proses ini, orang tua membantu menumbuhkan sikap reflektif, rasa ingin tahu, dan daya tahan mental pada anak.

Misalnya, saat anak mendapat nilai 70 di matematika, orang tua mungkin hanya akan menganggap anaknya “kurang bisa”. Namun, setelah diteliti ternyata anak banyak melakukan salah hitung karena terburu-buru, bukan karena tidak paham konsep.

Dari sini orang tua bisa menekankan latihan ketelitian, bukan mengulang semua materi.

Cara Membantu Anak Belajar dari Kesalahan

  1. Baca Ulang Soal yang Salah

Ajak anak membuka kembali soal yang salah, lalu tanyakan, “Kenapa jawabannya ini?”

Diskusi seperti ini membuat anak sadar apakah kesalahannya karena lupa rumus, salah paham, atau hanya teledor. Dari situ, dia jadi tahu bagaimana cara memperbaiki kesalahannya.

Menurut penelitian, siswa yang meninjau kesalahannya bisa memperbaiki pemahaman konsep jauh lebih baik daripada yang hanya menghafal jawaban benar.

  1. Buat Catatan “Kesalahan Umum”

Dorong anak membuat daftar singkat mengenai “kesalahan umum” yang sering dilakukannya. Misalnya, sering salah baca soal, kurang teliti, lemah dalam grammar bahasa Inggris, sering lupa rumus fisika, dan sebagainya.

Catatan ini akan menjadi peta bagi anak untuk belajar lebih fokus. Misalnya, jika selalu salah di tenses bahasa Inggris, dia bisa latihan khusus di area itu.

  1. Latih Anak agar Tidak Takut Salah

Banyak anak takut salah karena khawatir dimarahi atau diejek. Padahal, salah adalah bagian normal dari belajar. Orang tua bisa menenangkan dengan ucapan seperti, “Tidak apa-apa salah, yang penting kita tahu letaknya di mana, jadi bisa belajar lagi.”

Dengan begitu, anak berani mencoba soal sulit tanpa takut gagal.

  1. Berikan Feedback yang Jelas

Jangan hanya berkata “jawaban kamu salah”, tetapi jelaskan alasannya.

Misalnya, saat anak salah menjawab di soal cerita, berikan penjelasan bahwa alasan kesalahannya adalah, “Soal ini butuh dibaca sampai akhir karena ada kata kunci ‘kecuali’.”

Feedback spesifik ini akan membantu anak tahu cara memperbaiki diri dan kesalahannya.

  1. Latihan Ulang Berdasarkan Kesalahan

Setelah tahu pola kesalahannya, ajarkan anak untuk berlatih soal-soal serupa. Misalnya, jika anak sering salah di soal cerita matematika, buat latihan fokus di topik itu. Ulangi sampai benar, lalu bandingkan jawaban lama dengan yang baru.

Cara ini akan memperkuat ingatan anak dan mencegahnya melakukan kesalahan berulang.

Selain itu, orang tua juga harus memberikan penghargaan pada usaha anak. Misalnya, dengan memuji ketika anak berani mengakui kesalahannya. Ini akan membantu membangun mindset positif bahwa salah adalah bagian dari perjalanan menuju bisa.

Untuk para orang tua, wajib diingat bahwa nilai memang penting, tetapi pelajaran dari kesalahan jauh lebih berharga. Jangan menghukum anak hanya karena nilainya jelek karena jauh lebih baik mengajarkannya mengetahui kesalahannya.

Dengan membiasakan anak membaca ulang soal yang salah, membuat catatan kesalahan umum, berlatih tanpa takut salah, dan mendapat feedback yang jelas, anak bukan hanya memperbaiki nilai, tetapi juga membangun karakter ulet dan cara belajar yang sehat.

Hasilnya? Nilai anak akan meningkat di ujian selanjutnya dan ketahanan dirinya juga semakin terbentuk.

~ Febria

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.