Setiap akhir semester, pembagian rapor menjadi momen yang ditunggu-tunggu sekaligus menegangkan bagi banyak siswa. Angka-angka di dalam rapor sering kali dianggap sebagai penentu keberhasilan atau kegagalan belajar. Padahal, nilai hanyalah sebagian kecil dari gambaran keseluruhan proses belajar. Salah satu hal yang sering terlewat setelah menerima rapor adalah meminta feedback dari guru.
Padahal, meminta masukan langsung dari guru bisa menjadi langkah penting untuk memahami di mana letak kekuatan dan kelemahan kita, serta bagaimana cara memperbaikinya di semester berikutnya. Rapor memang menunjukkan hasil, tapi feedback guru membantu memahami proses di balik hasil itu.
Lebih Dari Sekadar Angka
Nilai di rapor memberikan informasi tentang “apa” misalnya, kamu mendapat 80 di Bahasa Inggris atau 75 di Matematika. Namun, nilai tidak menjelaskan “mengapa”. Apakah karena belum menguasai materi tertentu? Apakah karena kurang fokus saat ujian? Atau karena cara belajarnya belum sesuai?
Feedback dari guru membantu menjawab semua pertanyaan itu. Guru bisa memberi penjelasan lebih spesifik, seperti, “Kamu sudah paham grammar, tapi masih sering keliru di tenses,” atau “Kamu rajin mengerjakan tugas, tapi saat ujian tampak terburu-buru.” Masukan semacam ini jauh lebih berguna daripada sekadar melihat nilai di kertas.
Dengan begitu, kamu tidak hanya tahu hasilnya, tapi juga tahu strategi untuk memperbaikinya. Rapor menjadi bahan refleksi, bukan sekadar laporan angka.
Melatih Sikap Terbuka dan Tanggung Jawab
Meminta feedback juga menunjukkan bahwa kamu punya rasa tanggung jawab terhadap proses belajar. Kamu tidak pasif menerima hasil, tapi aktif mencari tahu bagaimana bisa lebih baik. Sikap seperti ini sangat penting, bukan hanya di sekolah, tapi juga di kehidupan setelahnya.
Guru pun biasanya menghargai siswa yang berani bertanya dan ingin memperbaiki diri. Ketika kamu datang dengan sikap terbuka dan mau mendengarkan, guru bisa memberikan masukan yang lebih jujur dan membangun. Misalnya, kamu bisa bertanya:
-
“Bu, bagian mana dari pelajaran saya yang perlu diperbaiki?”
-
“Apa yang bisa saya lakukan biar nilai saya di pelajaran ini meningkat?”
-
“Apakah saya sudah cukup aktif di kelas?”
Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu bisa membuka percakapan yang bermanfaat dan membantu kamu memahami diri sendiri lebih baik.
Mengenal Gaya Belajar yang Tepat
Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda. Ada yang lebih mudah memahami pelajaran lewat visual, ada yang lewat praktik, dan ada yang lewat diskusi. Melalui feedback, guru bisa membantu kamu mengenali gaya belajar yang paling cocok.
Misalnya, guru mungkin mengatakan, “Kamu lebih cepat paham kalau belajar lewat latihan soal,” atau “Kamu lebih fokus kalau mencatat poin-poin penting, bukan menulis semua isi pelajaran.” Informasi seperti ini sangat berharga untuk memperbaiki cara belajar ke depannya.
Tanpa feedback, banyak siswa terus belajar dengan cara yang sebenarnya tidak efektif bagi mereka. Akibatnya, mereka sudah berusaha keras tapi hasilnya tidak sebanding. Dengan masukan yang tepat, usaha belajar jadi lebih terarah dan efisien.
Membangun Hubungan yang Baik dengan Guru
Feedback bukan hanya soal nilai, tapi juga soal komunikasi dan hubungan dengan guru. Saat kamu berani bertanya dan mendengarkan, itu menunjukkan rasa hormat dan kemauan untuk berkembang. Guru pun biasanya lebih mudah memberikan perhatian dan bimbingan tambahan pada siswa yang terbuka terhadap saran.
Hubungan yang baik dengan guru juga bisa membuat suasana belajar jadi lebih nyaman. Kamu tidak lagi merasa sungkan untuk bertanya saat belum paham, atau meminta penjelasan tambahan saat menemui kesulitan. Hubungan yang sehat antara guru dan siswa seperti ini justru menjadi fondasi penting untuk keberhasilan akademik jangka panjang.
Membedakan Kritik dan Dukungan
Salah satu alasan siswa enggan meminta feedback adalah karena takut dikritik. Padahal, kritik dari guru bukan berarti kamu gagal, melainkan tanda bahwa masih ada ruang untuk berkembang.
Belajar menerima kritik dengan cara yang sehat adalah bagian penting dari proses menjadi pembelajar sejati. Saat guru memberi masukan seperti, “Kamu sering tidak fokus di kelas,” jangan langsung tersinggung. Cobalah melihatnya sebagai informasi yang bisa kamu gunakan untuk memperbaiki diri.
Guru tidak hanya menilai, tapi juga mendampingi. Saat kamu terbuka menerima masukan, guru bisa menjadi mentor yang membantu kamu menemukan cara terbaik untuk tumbuh.
Feedback untuk Menetapkan Target Baru
Setelah memahami feedback, langkah berikutnya adalah menetapkan target belajar baru. Misalnya, jika guru mengatakan kamu kurang percaya diri saat presentasi, target semester depan bisa jadi “berani berbicara minimal sekali di setiap pelajaran.”
Jika guru bilang kamu sering terlambat mengumpulkan tugas, target berikutnya bisa berupa “lebih disiplin mengatur waktu belajar.” Target-target kecil seperti ini membuat perkembanganmu lebih terukur dan realistis.
Dengan cara ini, rapor bukan lagi akhir dari perjalanan belajar, tapi justru titik awal untuk memperbaiki diri.
Membangun Kebiasaan Reflektif
Salah satu manfaat terbesar dari meminta feedback adalah kamu belajar untuk reflektif, yaitu mengevaluasi diri sendiri secara jujur. Setiap kali menerima masukan, kamu terbiasa berpikir:
-
Apa yang sudah aku lakukan dengan baik?
-
Apa yang belum berhasil?
-
Apa yang akan aku ubah semester depan?
Kebiasaan reflektif seperti ini melatihmu untuk tidak cepat puas, tapi juga tidak terlalu keras pada diri sendiri. Kamu belajar menghargai proses dan memahami bahwa perkembangan membutuhkan waktu.
Feedback sebagai Panduan Perkembangan Pribadi
Selain membantu secara akademik, feedback dari guru juga penting untuk perkembangan pribadi. Guru melihat sisi-sisi yang mungkin tidak kamu sadari, seperti cara kamu bekerja dalam kelompok, tanggung jawab terhadap tugas, atau kemampuan mengelola stres.
Masukan semacam ini bisa sangat membantu di luar konteks nilai. Misalnya, guru bisa mengatakan, “Kamu punya ide bagus, tapi sering ragu mengungkapkannya,” atau “Kamu sebenarnya teliti, tapi terlalu takut membuat kesalahan.” Dari situ kamu bisa belajar mengenali kelebihan dan kelemahan diri dengan lebih jujur.
Feedback seperti ini tidak bisa ditemukan hanya dari melihat rapor. Karena itu, setelah pembagian rapor, jangan langsung menutup buku dan beralih ke liburan, tapi luangkan waktu untuk berbicara dengan guru. Kadang, satu kalimat masukan dari guru bisa mengubah cara kamu belajar, bahkan cara kamu melihat diri sendiri.
~Afril