Satu hal yang paling diharapkan banyak orang tua adalah anaknya tumbuh menjadi manusia yang baik. Salah satunya mampu menghormati orang lain, terutama dalam hal gender.
Terutama untuk orang tua yang memiliki anak laki-laki, sangat penting untuk membesarkan anak laki-lakinya agar bisa menghormati perempuan sejak kecil agar kebiasaan tersebut dibawa hingga dewasa.
Alasannya adalah agar orang tua bisa membantu mencegah stereotip gender yang berbahaya, ketidakseimbangan kekuasaan, dan kekerasan terhadap perempuan.
Berikut ini adalah beberapa ide untuk mengajari anak laki-laki menghormati teman perempuannya atau perempuan yang lebih dewasa dalam hidupnya.
Mengajari Anak Laki-Laki di Bawah 5 Tahun
- Berikan Contoh
Orang tua yang menunjukkan rasa hormat pada anak, secara tidak langsung mengajarkan rasa hormat kepada anak. Jadi, orang tua harus memberikan contoh bagaimana caranya menghormati anak-anak dan orang dewasa lainnya, terutama perempuan.
Misalnya dengan tidak memanggil anak perempuan atau perempuan dengan nama panggilan yang merendahkan dan memukul atau mengancam untuk memukul mereka.
Sebalikya, dengarkan anak perempuan dan perempuan untuk menghormati pendapatnya, serta perlakukan mereka setara dengan laki-laki.
- Bicara yang Baik
Biasakan menggunakan katakan “tolong” dan “terima kasih”, baik kepada anak kecil atau orang dewasa, tanpa memandang jenis kelamin. Berbicara dengan hormat seperti ini akan mengajarkan rasa hormat kepada anak.
Ajarkan anak, terutama anak laki-laki untuk mengenali ketika seseorang membutuhkan bantuan atau merasa tidak enak badan, dan tunjukkan kepadanya cara menolong.
Mengajari Anak Laki-Laki Usia 5 – 12 Tahun
- Pantau Media
Media yang menampilkan kekerasan semakin menjadi hal yang normal dan memiliki dampak negatif bagi anak yang melihatnya. Meskipun sebagian besar anak usia 5 tahun tidak menyukai kekerasan, tetapi saat berusia 9 – 10 tahun, mereka akan menyukainya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setelah bermain game kekerasan atau menonton ‘hiburan’ kekerasan, orang cenderung tidak menunjukkan empati atau kebaikan. Meminimalkan paparan terhadap game dan film atau acara TV yang mempromosikan rasa tidak hormat dan tidak berperikemanusiaan dapat membantu mengajarkan anak cara menghormati orang lain, termasuk perempuan.
- Mulai Lawan Pornografi
Usia rata-rata anak laki-laki yang terpapar pornografi adalah 11 tahun.
Satu hal yang harus disadari oleh para orang tua adalah gaya pornografi saat ini bukan hanya lewat foto. Saat ini, konten pornografi penuh kekerasan dan menjijikkan yang mengajarkan anak laki-laki bahwa perempuan ada untuk diperlakukan dengan kejam dan tidak terhormat secara seksual.
Pada usia sekitar 8 atau 9 tahun, orang tua harus mulai mempersiapkan diri menghadapi ini.
Biarkan anak laki-laki tahu bahwa pornografi itu ada. Jika perlu, orang tua bisa menunjukkannya untuk mengajarkan bahwa pornografi adalah hal yang buruk. Biarkan anak tahu bahwa itu tidak nyata.
Beritahu anak kalau mereka bisa dan harus berbicara dengan orang tua jika ada yang mencoba menunjukkannya.
- Bicarakan pada Anak
Ketika orang tua melihat anak bersikap tidak hormat, terutama pada perempuan, langsung bicarakan. Tanyakan bagaimana perasaannya, perasaan orang yang menerima sikap tidak hormatnya, dan adakah cara yang lebih baik untuk menanggapinya.
Pembicaraan semacam ini akan mendorong empati dan perspektif, serta membantu anak laki-laki mengembangkan kesadaran sosial dan hati nurani.
Mengajari Anak Laki-Laki Usia 12 – 18 Tahun
- Ajari tentang Keintiman
Anak laki-laki harus belajar tentang hubungan yang sehat saat orang yang saling mencintai mengekspresikan cinta dengan cara-cara yang sehat dan fungsional.
Dia perlu memahami bahwa cinta lebih dari sekadar seks, tetapi harus ada komitmen, yaitu pernikahan. Tekankan bahwa hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan terjadi setelah menikah dan dengan dasar cinta.
- Ajari tentang Consent atau Persetujuan
Anak laki-laki harus tahu bahwa dia tidak boleh menyentuh, mencium, bahkan berhubungan intim dengan perempuan tanpa persetujuan dari pihak perempuan secara eksplisit.
Ajari anak laki-laki bahwa perempuan yang berkata “tidak” berarti “tidak” dan tidak boleh memaksakannya atau merayunya hingga terpaksa berkata “iya”.
- Tetapkan Batasan yang Jelas Tentang Pornografi
Biarkan anak laki-laki tahu bahwa pornografi terlarang dan beritahu dengan jelas alasannya.
Terus berikan edukasi pada anak bahwa apa yang dilihatnya dalam tayangan pornografi tidak nyata dan tidak menggambarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan di dunia nyata.
- Tegur Jika Anak Bercanda tentang Gender
Komentar candaan yang menghina perempuan seperti sudah menjadi budaya kaum laki-laki. Namun, ini tidak boleh dibiasakan kepada anak laki-laki.
Jika anak laki-laki yang belum mengerti atau secara tidak sadar mengkritik perempuan karena kecerdasan atau kemampuannya dan dikaitkan dengan masalah gender, langsung berikan teguran. Beritahu bahwa candaan seksismenya tidak lucu.
Simpulannya, semua yang dilakukan dan dikatakan orang tua yang memberikan dampak terbesar pada anak.
Jika para laki-laki dalam kehidupan anak berpikir bersikap menghormati perempuan, maka anak secara tidak langsung akan belajar melakukannya. Namun, begitu juga sebaliknya.
Jadi, jadilah contoh yang baik dan didik anak laki-laki dengan baik.
~Febria