Pernah melihat anak remaja masih main HP, nonton video, atau main game pukul 1 atau 2 pagi, padahal besok harus sekolah? Ini akan membuat orang tua bertanya-tanya, “Kenapa sih mereka nggak tidur saja?”
Ternyata, jawabannya bisa jadi lebih dalam dari sekadar “malas tidur.” Fenomena ini disebut revenge bedtime procrastination atau kalau diterjemahkan adalah “menunda tidur sebagai bentuk balas dendam.”
Bukan balas dendam ke siapa-siapa, tetapi lebih ke bentuk protes diam-diam karena si anak merasa satu-satunya waktu yang benar-benar milik mereka adalah malam hari.
Apa Sebenarnya yang Terjadi?
Banyak remaja saat ini merasa hari-hari mereka dipenuhi tuntutan. Sekolah, PR, les, ekspektasi orang tua, pergaulan sosial, dan tekanan dari media sosial membuat mereka merasa hidupnya “dikendalikan” orang lain.
Waktu mereka dari pagi sampai sore sudah penuh. Jadi, begitu malam datang dan semuanya tenang, mereka merasa itu satu-satunya waktu bebas untuk melakukan hal-hal yang mereka suka.
Sayangnya, waktu bebas itu sering kali dicuri dari waktu tidur mereka. Alih-alih tidur lebih awal, mereka memilih bermain game, scroll TikTok, ngobrol sama teman lewat chat, atau nonton YouTube.
Kedengarannya sepele, tetapi kebiasaan ini bisa berdampak besar ke kesehatan fisik dan mental mereka.
Bukan Sekadar Masalah Manajemen Waktu
Banyak orang tua mengira anak mereka cuma tidak bisa mengatur waktu. Namun, sebenarnya ini sering jadi bentuk pelampiasan stres dan tekanan.
Menunda tidur bukan karena tak tahu pentingnya tidur, tetapi karena merasa hanya malam yang bisa jadi “pelarian” dari hari-hari yang melelahkan. Bagi sebagian anak, malam hari malah terasa lebih berat karena justru saat itulah pikiran-pikiran negatif muncul.
Anak yang punya kecemasan atau depresi sering kali merasa pikirannya makin aktif saat malam. Mereka bisa merasa lelah secara fisik, tetapi pikiran terus “muter” dan susah dimatikan.
Apa yang Biasanya Anak Lakukan Saat Begadang?
Kalau anak sering begadang, besar kemungkinan mereka sedang melakukan aktivitas yang mereka nikmati dan tidak sempat dilakukan di siang hari, seperti:
- Main game online
- Scroll media sosial, seperti TikTok dan Instagram
- Chat atau video call sama teman
- Nonton YouTube
- Mendengarkan musik
- Baca atau menulis di jurnal
Kadang kegiatan itu terlihat sepele, tetapi buat mereka itu penting sebagai bentuk ekspresi diri dan relaksasi.
Mengapa Ini Berbahaya?
Kurang tidur bukan cuma membuat mengantuk di sekolah. Dalam jangka panjang, begadang terus-menerus bisa memperparah stres, bikin lebih mudah cemas, sulit konsentrasi, hingga menurunkan daya tahan tubuh.
Siklusnya jadi berulang: stres → begadang → makin stres → makin sulit tidur.
Kalau dibiarkan, ini bisa berujung ke masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
- Mulai Dengan Empati, Bukan Marah
Saat anak begadang, coba tanyakan apakah mereka memang sengaja begadang atau karena merasa itu satu-satunya waktu yang bisa mereka kendalikan? Mulailah dengan mengobrol dari hati ke hati, bukan dari posisi menghakimi.
- Ciptakan Ruang Aman Untuk Curhat
Banyak anak tak berani cerita karena takut dimarahi atau dianggap “berlebihan.” Bantu mereka merasa didengarkan. Tanyakan apa yang bikin mereka merasa tertekan, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana orang tua bisa membantu.
- Bantu Atur Jadwal Harian Anak
Mungkin mereka begadang karena siang terlalu sibuk. Lihat apakah jadwal hariannya bisa lebih fleksibel. Bisa juga cari waktu di sore hari untuk “me time” supaya malamnya tidak terasa sebagai satu-satunya waktu bebas.
- Buat Kesepakatan, Bukan Aturan Keras
Larangan tegas sering membuat anak merasa dikontrol, bukan dibimbing. Lebih baik ajak diskusi. Misalnya, tawarkan mereka untuk tidak begadang sebelum hari ujian atau boleh mengobrol sama teman hingga maksimal pukul 11 malam.
- Batasi Penggunaan Gadget Sebelum Tidur
Layar gadget bisa mengganggu hormon tidur. Bantu anak membuat kebiasaan sehat, seperti menjauhkan HP satu jam sebelum tidur, ganti dengan membaca atau mendengarkan musik yang menenangkan.
- Cari Bantuan Profesional Jika Perlu
Kalau anak terlihat murung, sulit tidur terus-menerus, atau kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya mereka sukai, jangan ragu cari bantuan psikolog atau konselor. Semakin cepat ditangani, semakin baik dampaknya.
Ini Bukan Sekadar Masalah Tidur
Jadi, begadang pada remaja bukan cuma soal “malas tidur.” Ini bisa jadi tanda bahwa mereka sedang kewalahan, stres, atau merasa tidak punya ruang untuk diri sendiri. Sebagai orang tua, kamu harus bisa membantu bukan dengan memarahi, tetapi dengan memahami.
Tidur yang cukup adalah fondasi penting bagi kesehatan fisik dan mental. Namun, untuk mencapainya, anak-anak perlu merasa aman, dimengerti, dan punya waktu untuk jadi diri mereka sendiri.
Kalau antara anak dan orang tua bisa bekerja sama, maka malam yang tenang dan penuh istirahat bukan lagi hal yang mustahil. Anak bisa tidur lebih nyenyak, dan masa depannya pun akan lebih cerah.
~Febria