Kapan Sebaiknya Orang Tua Bicara Soal Kuliah dan Karier dengan Anak?

Share

Masa depan anak selalu menjadi perhatian utama bagi orang tua. Tidak jarang, sejak anak masih duduk di bangku sekolah dasar, orang tua sudah memikirkan akan kuliah di mana, jurusan apa yang cocok, dan bahkan karier seperti apa yang ideal untuknya. 

Namun, pertanyaan pentingnya adalah kapan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini dengan anak?

Jika terlalu dini, anak bisa merasa terbebani. Jika terlalu terlambat, anak mungkin bingung menentukan arah. Karena itu, pembicaraan soal kuliah dan karier harus dilakukan dengan bijak, penuh pertimbangan, dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

Mengapa Pembicaraan Soal Masa Depan Itu Penting?

Membicarakan masa depan tidak hanya sekadar soal memilih jurusan kuliah. Lebih dari itu, hal ini menyangkut pengembangan potensi, minat, dan keterampilan anak. Diskusi yang sehat sejak dini membantu anak:

  • Mengenal lebih baik apa yang ia sukai dan kuasai.
  • Mengetahui beragam pilihan karier di masa depan.
  • Mempersiapkan diri secara akademik maupun non-akademik.
  • Membuat rencana yang lebih realistis dan sesuai dengan minat pribadinya.

Jika anak tidak terbiasa diajak bicara soal masa depan, ada risiko mereka membuat pilihan hanya berdasarkan tekanan lingkungan atau tren sesaat, bukan karena benar-benar cocok dengan dirinya.

Mulai dari Usia Remaja Awal

Waktu terbaik untuk mulai membahas kuliah dan karier adalah ketika anak sudah memasuki usia remaja awal, sekitar kelas 7 atau 8 SMP (sekitar usia 12-14 tahun). Di usia ini, anak mulai memiliki kemampuan berpikir lebih kompleks dan mulai mengenali minat serta bakatnya. Membicarakan masa depan sejak dini memberi anak ruang untuk mulai berpikir dan merencanakan tanpa tekanan yang berlebihan.

Orang tua bisa memulai percakapan secara santai dan tidak memaksa, misalnya dengan menanyakan apa saja yang disukai anak, hal apa yang membuatnya senang di sekolah, atau cita-cita yang pernah terlintas di pikirannya. 

Jangan lupa untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi dukungan atas apa yang anak sampaikan. Dengan begitu, anak merasa dihargai dan mulai belajar berpikir tentang masa depan secara positif.

Pentingnya Membuat Percakapan Jadi Rutinitas

Membahas kuliah dan karier bukan hanya dilakukan satu kali saja, tapi sebaiknya menjadi percakapan rutin yang berkembang seiring waktu. Anak dan orang tua bisa membicarakan topik ini saat ada kesempatan, misalnya saat makan bersama, waktu berkendara, atau saat santai di rumah. Dengan menjadikan ini kebiasaan, anak merasa lebih nyaman bertanya dan berdiskusi tanpa takut dihakimi atau disalahkan.

Percakapan yang berulang juga memungkinkan orang tua mengetahui perkembangan minat anak dan bisa memberikan informasi atau saran yang relevan sesuai kebutuhan. Misalnya, saat anak mulai memikirkan jurusan kuliah, orang tua bisa membantu mencari tahu tentang berbagai program studi, peluang kerja, dan skill yang dibutuhkan di masa depan. Ini sangat membantu anak agar tidak bingung dan punya gambaran jelas.

Jangan Menunggu Terlalu Dekat dengan Masa Kuliah

Sering kali orang tua baru membicarakan kuliah dan karier ketika anak sudah duduk di kelas 12 SMA, bahkan setelah ujian selesai. Padahal, waktu ini sering membuat anak merasa tertekan karena harus segera menentukan pilihan besar tanpa banyak waktu untuk eksplorasi. Jika pembahasan dilakukan terlalu mepet, anak bisa mengalami stres dan kebingungan.

Idealnya, pembahasan sudah dimulai sejak SMP dan terus berlanjut sampai SMA. Saat anak semakin dewasa, diskusi bisa lebih detail, seperti membicarakan prospek jurusan yang diminati, bagaimana menyiapkan berkas pendaftaran kuliah, atau tips mengatur keuangan untuk biaya pendidikan.

Orang tua juga bisa mengajak anak berdiskusi tentang berbagai pilihan karier yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak, sehingga anak merasa siap dan percaya diri menjalani masa depan.

Membaca Tanda-tanda Ketertarikan Anak

Selain memperhatikan usia, orang tua juga perlu sensitif terhadap tanda-tanda ketertarikan dan kesiapan anak dalam membahas masa depan. Ada anak yang sejak kecil sudah punya mimpi tertentu, misalnya ingin jadi dokter, guru, atau seniman. Ada juga anak yang butuh waktu lebih lama untuk menemukan minatnya. Ketika anak menunjukkan rasa penasaran terhadap bidang tertentu, ini saat yang tepat untuk mulai mendiskusikan jalur pendidikan dan karier terkait.

Selain itu, jika anak terlihat mulai stres dengan tugas sekolah atau merasa bingung tentang masa depannya, orang tua bisa membuka pembicaraan untuk memberikan dukungan. Penting untuk tidak memaksa anak memilih sesuatu yang belum ia pahami, tapi bantu anak mengenali dirinya sendiri lewat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

Peran Orang Tua dalam Mendukung Bukan Memaksa

Pembahasan kuliah dan karier harus dilakukan dengan sikap mendukung, bukan memaksa. Banyak anak yang merasa tertekan karena orang tua menginginkan mereka mengikuti jurusan atau profesi tertentu tanpa mempertimbangkan keinginan anak. Ini malah bisa membuat anak kehilangan motivasi dan semangat belajar.

Orang tua perlu bersikap terbuka dan menghargai pilihan anak. Kalau anak ingin mencoba jalur yang berbeda dari harapan orang tua, penting untuk berdiskusi dengan sabar dan mencari solusi bersama. Dukungan orang tua sangat berperan dalam membangun rasa percaya diri dan membuat anak merasa dihargai. Dengan begitu, anak akan lebih termotivasi untuk belajar dan meraih impian yang memang sesuai dengan dirinya.

Jika orang tua merasa bingung atau kesulitan memandu anak dalam memilih jurusan kuliah dan karier, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari pihak profesional, seperti konselor sekolah atau psikolog pendidikan. Mereka biasanya memiliki metode dan pengalaman dalam membantu anak mengenali minat dan potensi, serta memberikan informasi tentang dunia pendidikan dan pekerjaan.

Konseling ini juga membantu anak mengatasi rasa takut atau kebingungan yang mungkin muncul saat menghadapi masa depan. Dengan dukungan dari orang tua dan profesional, anak akan merasa lebih siap dan tenang dalam menentukan langkah selanjutnya.

~Afril

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.