Selain masalah pelajaran, salah satu masalah yang mungkin akan dihadapi oleh anak adalah bertengkar dengan teman atau bahkan sahabatnya. Ini sebenarnya hal yang wajar, tetapi bisa dianggap sebagai hal yang berat untuk anak.
Faktanya, sebanyak 84% orang mengaku bertengkar dengan sahabatnya, termasuk anak-anak. Namun, meskipun hal yang wajar, tetapi orang tua sebaiknya tidak menyepelekan masalah ini di depan anak.
Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua jika anaknya bertengkar dengan teman atau sahabatnya? Baca terus artikel ini.
Penyebab Anak Bertengkar dengan Teman atau Sahabatnya
Anak bisa bertengkar dengan teman atau sahabatnya karena berbagai alasan, termasuk:
-
Merasa diasingkan
-
Kesalahpahaman
-
Perubahan prioritas
-
Minat yang berbeda
-
Perbedaan kepribadian
-
Kepercayaan yang rusak
-
Bullying
-
Merasa sudah tidak nyambung
-
Kecemburuan
-
Memiliki pendapat berbeda
-
Ada yang berkhianat
-
Manipulasi
-
Prinsip yang berbeda
-
Tekanan teman sebaya
-
Persaingan
-
Kelompok pertemanan yang berubah
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
1. Tetap Tenang
Orang tua bisa mudah ikut mudah marah jika anak bercerita tentang pertengkarannya dengan teman atau sahabatnya. Lebih baik tarik napas dalam-dalam dan ajak anak Anda untuk melakukan hal yang sama.
Jangan bertindak hanya berdasarkan dorongan hati dan perlihatkan sikap itu memodelkan kepada anak. Ini merupakan salah satu keterampilan hidup penting diajarkan kepada anak seiring bertambah usianya.
2. Tunjukkan Empati
Beritahu anak kalau kamu sebagai orang tua memahami perasaannya.
Empati yang ditunjukkan kepada anak ini bisa memberikan dua dampak positif padanya, yaitu membangun kecerdasan emosional dan kesadaran diri serta membantu anak untuk terbuka kepada orang tuanya.
3. Bantu Anak Memahami Apa yang Bisa (dan Tidak Bisa) Dikontrol
Orang tua pasti tahu bahwa satu-satunya orang yang dapat dikontrol adalah diri sendiri. Namun, anak-anak tidak cukup dewasa untuk memahami konsep ini.
Jadi, ketika anak yang terluka dan bingung karena pertengkaran dengan teman atau sahabatnya, cobalah mulai kenalkan konsep ini kepadanya dengan lembut.
Beritahu anak bahwa dia tidak bisa mengontrol apa yang dikatakan temannya, dengan siapa temannya memilih untuk bermain, dan sebagainya. Namun, yang bisa dia kontrol adalah dirinya sendiri.
Beritahu anak bahwa jika dia mencoba mengendalikan hal-hal yang tidak dapat dikuasainya, itu hanya akan membuatnya stres dan merasa seperti tidak berdaya.
Do’s and Don’ts Bagi Para Orang Tua
Ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang tua saat menghadapi anak yang sedang bertengkar dengan teman atau sahabatnya.
1. Boleh Dilakukan
-
Memulai percakapan. Meskipun orang tua sebaiknya tidak mengatur kehidupan sosial anaknya, tetapi ingatlah bahwa kamu masih menjadi jangkar emosionalnya. Jadi, mulailah berbicara dengannya.
-
Bantu anak mendapatkan perspektif. Semakin muda anak, semakin banyak hal yang tidak dia mengerti. Bantu anak untuk bisa mengerti mengapa sikap temannya bisa sampai menimbulkan pertengkaran dengannya.
-
Bantu anak memperluas pertemanannya. Lingkaran teman baru akan memberikan awal yang baru dan tempat berpaling ketika terjadi masalah dengan teman lama. Ini juga membantu anak memahami bahwa tidak setiap teman harus menjadi sahabat sejati.
-
Beri pengertian tentang makna sahabat pada anak. Kata "sahabat" sebenarnya bisa menetapkan harapan yang tidak realistis untuk semua orang, termasuk anak-anak. Sahabat di SD bisa berubah begitu masuk SMP. Beri pengertian pada anak bahwa itu adalah hal yang normal dan sehat.
2. Tidak Boleh Dilakukan
-
Mengecilkan rasa sakit anak. Para ahli setuju untuk tidak mengecilkan perasaan anak-anak atau bilang, "Jangan khawatir, kamu pasti akan punya teman lain." Lebih baik bilang, "Kamu pasti sedih, ya" atau "Maafin ibu/ayah, ya. Seandainya ibu/ayah bisa bikin rasa sakit kamu hilang.”
-
Berkomentar buruk tentang anak lain. Kemungkinan anak untuk berbaikan dengan teman atau sahabatnya selalu ada. Jangan sampai persepsi anak ikut berubah. Jadi, lebih baik simpan komentar buruk itu untuk diri sendiri saja.
-
Menghubungi orang tua teman anak yang bertengkar. Meski orang tua secara alami ingin melindungi anaknya dan jarang menerima kesalahan, tetapi penting baginya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika orang dewasa terlibat, kesempatan belajar hilang dan orang tua menyiratkan bahwa anak tidak dapat menangani situasi itu sendiri.
Manfaat Anak Menyelesaikan Pertengkarannya Sendiri
Berikut adalah beberapa hal yang akan dirasakan anak menyelesaikan jika dia bisa menyelesaikan pertengkarannya dengan sahabat secara mandiri.
1. Mengajarkan Kompromi
Bahkan jika seorang anak bisa “berkuasa” di rumah, dia bisa dengan cepat belajar bahwa hal yang sama tidak terjadi ketika bersama teman-temannya.
Saat itu dia akan belajar bahwa kadang dia tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan dan berkompromi untuk mendapatkan hasil terbaik bagi semua orang.
2. Mengajarkan Resolusi Konflik
Pertengkaran adalah bagian dari kehidupan dan bisa menjadi hal yang sehat dari perkembangan anak.
Dengan membiarkan anak mencari tahu apa kesalahannya atau kesalahan temannya, dia juga akan mencari tahu apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Membiarkan anak menangani masalahnya sendiri, menunjukkan bahwa orang tua yakin dia mampu melakukannya. Ini akan memberi kepercayaan diri bahwa dia mampu melakukan apa pun yang dipikirkannya di masa depan.
4. Mengajarkan Cara Meminta Maaf
Tidak ada anak yang suka mengakui kesalahan. Namun, bertengkar dengan teman atau sahabat akan “memaksa” dia untuk bertanggung jawab. Salah satunya mungkin dengan meminta maaf.
5. Mengajarkan Cara Membela Diri Sendiri
Membantu anak menyelesaikan pertengkaran anak dengan temannya secara tidak langsung memberitahunya bahwa orang tua akan selalu ada. Padahal, kenyataannya tidak.
Jika anak perlu membela dirinya sendiri, ini adalah waktu yang tepat baginya untuk belajar bagaimana melakukannya.
6. Mengajarkan Cara Berinteraksi dengan Teman
Ketika anak tumbuh dewasa, orang tua akan melihat bahwa dia berperilaku berbeda dengan teman-temannya daripada dengan saudara kandungnya.
Dengan teman, dia belajar apa yang dapat diterima dan tidak diterima dalam kelompok pertemanannya. Sementara itu, di rumah, dia bisa lebih bersantai karena keluarga lebih banyak mentolerir daripada teman
Itulah hal-hal yang bisa dilakukan orang tua saat menghadapi anak yang bertengkar dengan teman atau sahabatnya. Jadikan pertengkaran ini sebagai cara anak untuk membantu mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik lagi.
~Febria