Efektifkah Belajar Sistem Kebut Semalam Menjelang Ujian?

Share

Menjelang ujian, banyak pelajar merasa panik karena merasa belum cukup belajar. Akhirnya, mereka memilih untuk melakukan apa yang dikenal dengan “sistem kebut semalam” atau SKS. 

Dalam sistem ini, kamu akan belajar intensif dalam satu malam sebelum ujian, berharap bisa menghafal atau memahami seluruh materi dalam waktu singkat. Namuni, apakah metode ini benar-benar efektif atau justru malah merugikan?

Mengenali Sistem Kebut Semalam (SKS)

Sistem kebut semalam adalah strategi belajar yang dilakukan secara instan dan intensif dalam satu malam menjelang ujian. Biasanya, pelajar mengorbankan waktu tidur demi belajar terus-menerus selama beberapa jam hingga pagi. Metode ini sering dilakukan karena keterbatasan waktu, kebiasaan menunda belajar, atau tekanan dari banyaknya materi yang harus dikuasai dalam waktu singkat.

Pada dasarnya, sistem SKS bukanlah metode belajar yang dirancang untuk jangka panjang atau untuk memahami konsep secara mendalam. Melainkan, ini adalah bentuk reaksi panik terhadap tekanan ujian yang semakin dekat. Banyak siswa merasa bahwa belajar secara intens dalam waktu singkat lebih baik daripada tidak belajar sama sekali. Namun, pendekatan ini lebih bersifat reaktif daripada proaktif.

Dalam beberapa kasus, SKS bisa terasa membantu, terutama untuk ujian hafalan jangka pendek atau kuis yang tidak membutuhkan pemahaman mendalam. Informasi yang dipelajari memang bisa langsung “segar” di ingatan saat pagi harinya, sehingga terasa seolah-olah metode ini berhasil.

Namun, ini hanya bekerja dalam jangka waktu yang sangat singkat. Memori jangka pendek memiliki keterbatasan kapasitas, sehingga informasi yang dipelajari semalam bisa dengan cepat terlupakan setelah ujian selesai. 

Artinya, pelajar mungkin bisa menjawab soal saat itu, tapi tidak benar-benar memahami atau mengingatnya dalam jangka panjang. Ini tentu menjadi masalah jika materi tersebut akan muncul lagi di ujian berikutnya atau dibutuhkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dampak Negatif Sistem Kebut Semalam

Belajar semalaman dan mengorbankan jam tidur bukanlah tanpa risiko. Berikut beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan:

Kinerja Otak Menurun

Kurang tidur mengganggu fungsi kognitif otak. Pelajar bisa mengalami kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa, dan sulit memahami soal saat ujian berlangsung. Hal ini justru bisa berakibat pada performa ujian yang menurun. Studi menunjukkan bahwa tidur berperan penting dalam proses konsolidasi memori, sehingga tanpa tidur yang cukup, otak tidak mampu menyimpan informasi dengan baik.

Stres dan Kecemasan Meningkat

Belajar terburu-buru tanpa waktu istirahat membuat tubuh dan pikiran lebih mudah stres. Ini dapat memicu kecemasan, terutama jika materi belum juga dikuasai saat waktu semakin sempit. Kecemasan ini bisa berlanjut saat ujian berlangsung, membuat pikiran menjadi blank dan kamu pun akhirnya kesulitan menjawab soal. 

Kesehatan Fisik Terganggu

Begadang menyebabkan tubuh lelah, mata perih, sakit kepala, hingga menurunnya daya tahan tubuh. Kondisi ini tentu tidak ideal untuk menghadapi hari penting seperti ujian. Dalam jangka panjang, kebiasaan begadang bisa menyebabkan gangguan tidur kronis yang berdampak buruk pada kualitas hidup secara keseluruhan.

Sulit Mengingat Informasi

Informasi yang tidak diproses dengan baik oleh otak (karena terburu-buru atau kurang tidur) cenderung mudah hilang. Ini berlawanan dengan proses belajar yang baik, yaitu pemahaman dan pengulangan. SKS tidak memberikan ruang bagi otak untuk memahami konsep secara menyeluruh, melainkan hanya menyimpan potongan informasi yang mudah hilang.

Tips Belajar Efektif Menjelang Ujian

Penelitian menunjukkan bahwa otak lebih mudah menyerap informasi secara bertahap, bukan sekaligus. Oleh karena itu, sistem belajar yang efektif adalah yang dilakukan secara konsisten dan teratur. 

Berikut beberapa alternatif belajar yang lebih sehat dan efisien:

  • Spaced Repetition: Teknik belajar dengan mengulang materi secara berkala. Ini membantu otak menyimpan informasi dalam memori jangka panjang.
  • Active Recall: Teknik menguji diri dengan mencoba mengingat kembali informasi tanpa melihat buku. Cara ini terbukti lebih efektif daripada sekadar membaca berulang.
  • Membuat Catatan Ringkas: Ringkasan dengan bahasamu sendiri membuatmu lebih paham daripada sekadar menghafal.
  • Latihan Soal: Menyelesaikan soal latihan membantumu memahami bentuk soal dan cara menjawabnya.

Metode-metode ini bukan hanya meningkatkan pemahaman, tapi juga membantu meningkatkan rasa percaya diri menjelang ujian karena kamu tahu bahwa persiapanmu matang.

Kunci utama agar tidak terjebak dalam sistem SKS adalah perencanaan yang baik. Buatlah jadwal belajar jauh-jauh hari sebelum ujian. Bagi materi menjadi bagian kecil yang bisa dipelajari setiap hari. Dengan begitu, kamu bisa menghindari tekanan dan belajar dengan lebih tenang.

Selain itu, jangan lupa untuk tetap menjaga pola tidur dan makan yang sehat. Istirahat yang cukup sangat penting agar otak bisa berfungsi optimal. Tidur malam yang berkualitas justru membantu memperkuat ingatan dan meningkatkan performa saat ujian.

Jika kamu merasa waktu mepet, pilihlah untuk belajar poin-poin inti daripada berusaha memahami segalanya sekaligus. Fokus pada inti materi lebih bermanfaat daripada menyentuh semua bagian secara dangkal.

Sistem kebut semalam mungkin terasa seperti solusi cepat, tapi sebenarnya menyimpan banyak risiko. Dibandingkan SKS, belajar secara konsisten dan terencana tentunya akan jauh lebih efektif dan menyehatkan.

Jadi, kalau kamu ingin hasil ujian yang maksimal, hindari SKS dan mulai atur waktu belajarmu dari sekarang. Ujian bukan hanya tentang hafalan, tapi juga pemahaman dan kesiapan mental.

~Afril

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.