Masa remaja adalah masa di mana anak mulai banyak menghabiskan waktu di luar rumah, bertemu teman baru, dan mulai membentuk jati diri. Namun, di masa inilah anak juga rentan terpengaruh hal-hal negatif, mulai dari tawuran, bullying, hingga pergaulan bebas.
Sebagai orang tua, tentu kita tidak bisa mengontrol penuh dengan siapa mereka bergaul. Namun, kita tetap bisa menanamkan nilai dan cara berpikir yang membuat mereka kuat menolak pengaruh buruk dan memilih jalan yang baik untuk masa depan mereka.
Berikut beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk membimbing anak remaja agar tetap berada di jalur positif dalam pergaulan mereka.
1. Bangun Komunikasi Dua Arah
Sering kali orang tua hanya menasihati tanpa mau mendengarkan cerita anak. Padahal, remaja membutuhkan ruang untuk didengar tanpa dihakimi.
Saat anak merasa didengar, ia akan lebih terbuka menceritakan masalahnya, termasuk tentang teman-temannya. Jangan memotong pembicaraannya dengan ceramah, dengarkan dulu sampai selesai, lalu berikan pandangan dengan kalimat yang lembut.
Contoh sederhana, ketika anak pulang sekolah dan tampak murung, tanyakan dengan lembut, “Kamu terlihat lelah hari ini, ada yang mau kamu ceritakan?” daripada langsung bertanya, “Kenapa sih kamu murung? Ada masalah lagi sama temanmu?”
2. Kenali Teman-Teman Anak
Sesekali, ajak anak mengundang teman-temannya ke rumah. Dengan begitu, orang tua bisa mengenal lingkaran pergaulannya dan menilai apakah mereka memberi pengaruh baik atau sebaliknya.
Jika ternyata ada teman yang dirasa kurang baik, hindari melarang dengan keras karena justru akan memicu pemberontakan. Ajak anak berdiskusi tentang hal baik dan buruk dari temannya tersebut, sehingga ia belajar menilai sendiri siapa yang layak dijadikan teman dekat.
3. Tanamkan Kepercayaan Diri
Remaja yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan lebih sulit terbawa arus negatif. Mereka berani menolak ajakan yang melanggar aturan atau prinsip hidupnya. Sebaliknya, anak yang minder akan mudah mengikuti teman meski sebenarnya tidak ingin, hanya demi diterima dalam kelompok.
Cara membangun percaya diri anak bisa dimulai dengan memberi pujian atas usaha, bukan hanya hasil. Contoh, ketika anak rajin berlatih untuk lomba meskipun tidak menang, katakan, “Ayah bangga sama usaha kamu yang luar biasa. Kamu sudah berjuang dengan hebat.”
4. Ajarkan Cara Menolak dengan Tegas
Kadang anak tahu sesuatu itu salah, tapi tidak berani menolak ajakan temannya karena takut diasingkan atau dianggap pengecut. Ajarkan mereka cara menolak ajakan buruk dengan sopan tapi tegas.
Misalnya, jika diajak merokok, ajari untuk mengatakan, “Nggak, makasih. Aku nggak nyaman sama rokok.” Latih dengan role play agar mereka terbiasa.
5. Jadilah Teladan
Jika orang tua melarang anak merokok atau berkata kasar, tapi di rumah justru melakukannya, anak akan menganggap larangan tersebut tidak penting. Remaja belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dibanding apa yang mereka dengar. Karena itu, jadilah teladan dalam bersikap, berbicara, dan bergaul.
6. Bantu Anak Menemukan Komunitas Positif
Jika anak suka musik, olahraga, atau bidang tertentu, dukung dengan memasukkannya ke komunitas yang sesuai. Selain membuat mereka sibuk dengan kegiatan positif, mereka juga akan bertemu teman-teman yang memiliki minat sama dan kemungkinan besar memiliki tujuan hidup yang lebih terarah.
7. Ajarkan nilai dan prinsip hidup sejak dini
Anak yang memiliki prinsip hidup yang kuat akan tetap teguh meskipun berada di lingkungan yang kurang baik.
Nilai-nilai ini dibangun dari rumah sejak kecil, misalnya tentang kejujuran, tanggung jawab, rasa hormat, dan kerja keras. Biasakan berdiskusi tentang nilai hidup melalui cerita, film, atau kejadian sehari-hari agar anak lebih mudah memahaminya.
8. Awasi Tanpa Mengekang
Remaja mudah merasa dikekang jika orang tua terlalu banyak melarang tanpa alasan jelas. Jika ingin melarang anak pergi ke suatu tempat, jelaskan alasannya dengan logis dan tenang.
Contoh, “Ibu kurang setuju kamu pergi ke tempat itu karena sudah malam dan di sana ramai sekali. Ibu khawatir sama keamanannya. Bagaimana kalau besok siang saja?”
9. Berikan Kasih Sayang Tanpa Syarat
Di luar sana, banyak anak yang akhirnya mencari kasih sayang dari pergaulan yang salah karena merasa tidak diterima di rumah. Pastikan anak selalu merasa disayangi meskipun ia melakukan kesalahan.
Bedakan antara menegur kesalahannya dan menolak dirinya sebagai anak. Katakan, “Ibu kecewa dengan pilihanmu, tapi ibu tetap sayang sama kamu. Ayo kita cari jalan keluar bersama.”