Bukan Cuma Pintar Akademis, Ini Skill Dunia Kerja yang Dicari di 2025. Kamu Sudah Siap Belajar Belum?

Share

Perubahan di dunia kerja sekarang sangat cepat, terutama karena kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), transformasi digital, dan kebutuhan terhadap solusi ramah lingkungan. Banyak pekerjaan lama berubah dan muncul keterampilan-keterampilan baru yang makin dicari oleh perusahaan.

Menurut survei dan laporan dari organisasi besar, seperti World Economic Forum, LinkedIn, McKinsey, dan OECD, sebagian besar pekerja akan melihat perubahan pada ‘skill set’ mereka dalam beberapa tahun ke depan.

Jadi, penting buat kamu sebagai pelajar SMA mulai paham dan latihan dari sekarang. Di bawah ini daftar keterampilan yang paling dipentingkan di 2025 dan tips cara kamu bisa mulai melatihnya.

  1. Literasi AI dan Kemampuan Bekerja dengan AI

Dengan memiliki kemampuan ini, artinya kamu paham dasar cara kerja AI, tahu fungsi alat generatif seperti chatbot atau image generator, bisa menilai hasil output AI, dan tahu cara “mengarahkan” AI atau prompting.

Kemampuan ini penting karena perusahaan menggunakan AI untuk otomatisasi, analisis data, dan meningkatkan produktivitas. Jadi, orang yang bisa memanfaatkan AI dan mengawasi hasilnya sangat dibutuhkan.

Untuk melatihnya, kamu bisa mencoba gunakan ChatGPT/GPT Playground, pelajari cara menulis prompt yang baik, dan mengikuti kursus dasar AI di platform gratis di Coursera atau bahkan di YouTube.

  1. Literasi Data atau Data Literacy

Ini adalah skill bisa membaca tabel atau grafik, memahami konsep statistik dasar, dan mampu menafsirkan insight dari data sederhana, seperti mean, median, dan tren. Skill ini penting karena saat ini keputusan bisnis makin berbasis data, bahkan pekerjaan nonteknis sering membutuhkan kemampuan dasar ini.

Untuk mulai mengasahnya, bisa dengan memelajari Excel atau Google Sheets, mengikuti mini-course “data fundamentals”, dan mengerjakan proyek kecil seperti analisis data nilai rapor kelas.

  1. Keterampilan Digital dan Pemrograman Dasar

Ini adalah kemampuan menggunakan alat digital seperti collaboration tools dan CMS, ditambah dengan pemahaman dasar coding seperti Python atau JavaScript untuk membuat script sederhana atau situs web.

OECD dan McKinsey menunjukkan bahwa kebutuhan programming dan HCI (human–computer interaction) meningkat seiring digitalisasi pekerjaan. Untuk memulainya, kamu bisa belajar HTML atau CSS dan Python lewat Codecademy, Grasshopper, atau proyek membuat situs sekolah.

  1. Berpikir Analitis dan Pemecahan Masalah

Ini adalah kemampuan memecah masalah besar jadi langkah-langkah kecil, mengevaluasi bukti, dan menyusun solusi logis. Laporan WEF menempatkan analitis sebagai salah satu skill inti yang tetap sangat dibutuhkan. Perusahaan masih mencari orang yang bisa berpikir kritis, bukan sekadar mengandalkan alat otomatis. 

Untuk mengasahnya, kamu bisa berlatih soal logika, ikut klub debat atau olimpiade sains, dan mengerjakan case study sederhana.

  1. Kreativitas dan Inovasi

Ini adalah kemampuan mencipta ide baru, memodifikasi produk atau jasa, atau menemukan cara kerja yang lebih efisien. Mengapa ini penting? Karena saat AI mengambil alih tugas-tugas rutin, kemampuan mencipta ide orisinal jadi pembeda manusia dengan mesin. 

Agar rasa kreativitas dan inovasi kamu lebih terasah, kamu bisa mulai melakukan eksperimen dengan membuat proyek seni atau teknologi, ikut lomba inovasi sekolah, atau mencoba “design thinking” saat menyelesaikan masalah.

  1. Komunikasi dan Storytelling

Dengan memiliki skill ini, kamu mampu menyampaikan ide dengan jelas, menulis laporan singkat yang mudah dibaca, serta kemampuan bercerita untuk presentasi. Ini penting karena data atau ide yang baik harus bisa dijelaskan ke orang lain agar berguna, yang sering juga disebut dengan “storytelling with data”. 

Agar lebih terasah, kamu bisa mulai dari melakukan praktik presentasi di kelas, belajar membuat slide yang ringkas, dan menulis blog singkat.

  1. Kerja Tim dan Kolaborasi

Ini adalah kemampuan bekerja sama lintas tim, menggunakan tools kolaborasi seperti Google Workspace atau Slack, serta memiliki etika komunikasi. Dengan banyak tim yang sekarang bekerja secara hybrid dan lintas negara, keterampilan interpersonal dan kemampuan menggunakan tools jadi nilai plus. 

Mulai dari sekarang, kamu bisa mencoba bergabung dengan organisasi atau proyek kelompok, lalu coba koordinasikan tugas lewat Google Docs atau Notion.

  1. Fleksibilitas, Ketahanan, dan Belajar Seumur Hidup

Dengan memiliki skill ini, artinya kamu akan cepat menyesuaikan diri saat tugas berubah dan memiliki keinginan untuk belajar skill baru secara berkala. Laporan LinkedIn dan WEF menekankan bahwa kemampuan belajar terus-menerus akan jadi kunci kelangsungan karir di era perubahan cepat.

Untuk itu, mulai dari sekarang kamu bisa menetapkan rutinitas belajar kecil, misalnya 30 menit per hari, dan mencoba melakukan kursus singkat setiap libur semester.

  1. Kecerdasan Emosional dan Kepemimpinan Sosial (EQ)

Ini adalah kemampuan untuk mengelola emosi diri, empati, memberi dan menerima feedback, dan mempengaruhi orang lain secara positif. Ini masih sangat penting karena peran kepemimpinan, layanan pelanggan, HR, dan kerja kolaboratif sangat mengandalkan kemampuan manusiawi yang sulit digantikan AI ini.

Untuk itu, mulai dari sekarang rajin-rajinlah berlatih untuk mendengarkan aktif dan mengikuti kegiatan kepemimpinan OSIS atau ekstrakurikuler di sekolah.

  1. Keamanan Siber dan Kesadaran Privasi

Ini adalah kemampuan yang mengajarkan kamu kebiasaan aman online seperti memiliki password manager atau two-factor authentication dan paham dasar risiko data pribadi. Mengapa? Karena semakin digital, maka ancaman siber juga meningkat. Itulah sebabnya perusahaan juga butuh staf yang sadar keamanan. 

Untuk memelajarinya, kamu bisa mulai belajar praktik keamanan digital dasar dan mengikuti kursus pengantar cybersecurity.

  1. Manajemen Proyek dan Kemampuan Organisasi

Ini adalah kemampuan menata tugas, membuat timeline sederhana, menggunakan tools seperti Trello atau Notion. Ini menjadi kemampuan yang penting karena banyak pekerjaan menuntut kemampuan koordinasi proyek dan prioritisasi.

Untuk mengasahnya, kamu bisa mulai dari menjalankan proyek kelompok dengan timeline dan mencoba peran sebagai “project lead” di kegiatan sekolah.

  1. Sustainability Awareness

Dengan memiliki skill ini, artinya kamu paham isu lingkungan dan praktik ramah lingkungan yang relevan untuk banyak industri, seperti energi, manufaktur, dan pertanian. Transisi dunia kerja ke ekonomi hijau akan menciptakan permintaan skill baru, yang disebut dalam analisis tren keterampilan OECD & WEF. 

Mulai dari sekarang, kamu bisa memelajari dasar sustainability lewat materi sekolah atau mengikuti kegiatan lingkungan di komunitas.

Agar kemampuan kamu lebih berharga, kamu bisa menggabungkan satu skill teknis dan satu skill nonteknis. Misalnya, menggabungkan kemampuan data atau AI atau coding dengan kemampuan komunikasi atau kerja tim.

~Febria

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.