Dari tren boneka Labubu, aneka mainan blind box, sneakers terbaru, sampai konser, di era digital saat ini, informasi dan tren baru datang dengan cepat, dan seolah-olah semuanya bisa didapatkan dengan mudah.
Bagi banyak pelajar remaja, rasa takut ketinggalan (FOMO – Fear of Missing Out) sering kali membuat mereka merasa harus mengikuti setiap tren terbaru, entah itu dalam hal media sosial, mode, musik, atau teknologi.
Namun, terlalu fokus mengikuti setiap tren ternyata bisa mengganggu keseimbangan hidup dan bahkan membuat kamu stres, lho. Biar kamu bisa tetap merasa bahagia tanpa selalu merasa harus mengikuti tren terbaru, yuk simak tips berikut:
1. Pahami Apa Itu FOMO dan Kenapa Itu Bisa Mengganggu
FOMO adalah perasaan takut ketinggalan sesuatu yang sedang populer atau viral, yang seringkali dipicu oleh media sosial. Ketika kamu melihat teman-temanmu atau influencer mengikuti tren terbaru, ada dorongan alami untuk ikut serta agar tidak merasa terasing atau "ketinggalan zaman." Namun, perasaan ini bisa membuatmu merasa cemas, stres, atau bahkan merasa tidak puas dengan apa yang kamu miliki.
“Aduh, masa sih aku nggak punya boneka Labubu” atau “Semua teman-temanku pergi ke konser artis itu, aku juga harus pergi.”
Penting untuk menyadari bahwa FOMO bisa membuatmu terjebak dalam sebuah lingkaran ketidakpuasan. Semakin banyak tren yang kamu ikuti, semakin banyak pula perasaan cemas yang muncul karena selalu merasa harus mengejar sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa tidak perlu mengikuti setiap tren yang ada, dan kamu bisa memilih mana yang benar-benar sesuai dengan dirimu.
2. Tentukan Prioritas dan Fokus pada Apa yang Paling Penting
Salah satu cara untuk menghindari FOMO adalah dengan menentukan prioritas dan fokus pada hal-hal yang paling penting dalam hidupmu. Apakah itu pendidikan, hobi, atau hubungan dengan teman-teman dan keluarga, pastikan kamu menyisihkan waktu untuk apa yang benar-benar penting. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kamu akan lebih mudah menilai apakah mengikuti tren terbaru itu benar-benar sejalan dengan apa yang ingin kamu capai.
Cobalah untuk merenung dan tanyakan pada dirimu sendiri, "Apakah tren ini membantu aku tumbuh atau hanya sekadar mengikuti arus?" Dengan mengetahui apa yang kamu hargai dan inginkan dalam hidup, kamu akan lebih mudah menanggapi tekanan untuk mengikuti tren dengan lebih bijak.
3. Ciptakan Kegiatan atau Hobi yang Kamu Nikmati Secara Pribadi
Salah satu cara untuk mengurangi rasa FOMO adalah dengan menemukan dan fokus pada kegiatan atau hobi yang kamu nikmati secara pribadi, tanpa pengaruh dari orang lain. Ini bisa berupa membaca buku, menggambar, berolahraga, bermain musik, atau belajar keterampilan baru yang tidak ada hubungannya dengan tren di media sosial.
Dengan mengembangkan hobi yang kamu cintai, kamu akan merasa lebih puas dan kurang terdorong untuk mengikuti tren hanya karena orang lain melakukannya.
Kegiatan yang kamu pilih ini juga bisa memberikan rasa pencapaian yang lebih besar, karena kamu melakukannya bukan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, tetapi karena kamu menikmatinya. Ini juga bisa menjadi cara yang baik untuk mengurangi stres dan menjaga keseimbangan hidupmu.
4. Atur Waktu Penggunaan Media Sosial
Media sosial adalah salah satu penyebab utama FOMO, karena di sana kamu dapat melihat apa yang orang lain lakukan secara real-time. Untuk menghindari FOMO, coba atur waktu penggunaan media sosial agar tidak terlalu sering mengecek feed atau update dari teman-teman dan influencer. Tentukan waktu tertentu dalam sehari untuk membuka media sosial dan batasi durasinya agar tidak mengganggu waktu belajar atau aktivitas lainnya.
Selain itu, kamu juga bisa memilih untuk mengikuti akun-akun yang memberikan konten positif dan mendidik, bukan hanya yang berfokus pada tren atau konsumsi barang. Dengan mengubah cara kamu menggunakan media sosial, kamu bisa mendapatkan manfaat dari platform tersebut tanpa merasa tertekan untuk mengikuti setiap tren terbaru.
5. Belajar untuk Menghargai Diri Sendiri dan Apa yang Kamu Miliki
Sering kali, FOMO muncul karena perasaan bahwa orang lain memiliki sesuatu yang lebih baik atau lebih menarik. Untuk mengatasinya, kamu perlu belajar untuk menghargai diri sendiri dan apa yang kamu miliki.
Cobalah untuk berfokus pada pencapaian-pencapaian pribadi dan bersyukur atas apa yang sudah kamu capai. Ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil, seperti menyadari bahwa kamu juga bisa tetap senang berkumpul dengan teman sambil makan camilan di rumah, punya sepatu yang layak untuk bepergian, dan gadget yang kamu punya sekarang pun cukup untuk kebutuhanmu.
Menghargai diri sendiri akan membantu mengurangi perasaan tidak puas dan rasa ingin selalu mengikuti apa yang orang lain lakukan. Ingat, hidup bukan tentang memiliki semua tren terbaru, tetapi tentang bagaimana kamu merasa bahagia dan puas dengan pilihan yang kamu buat.
6. Cobalah untuk Menjadi Pencipta, Bukan Hanya Pengikut
Jika kamu merasa terdorong untuk mengikuti tren, cobalah untuk beralih menjadi pencipta daripada hanya pengikut. Alih-alih mengikuti apa yang sedang viral, kenapa tidak mencoba untuk menciptakan sesuatu yang baru atau lebih orisinal?
Misalnya, kamu bisa membuat konten yang kamu sukai atau berbagi minat kamu dengan orang lain, seperti menulis blog, membuat video, atau berbagi cerita di media sosial yang tidak terikat dengan tren semata.
Dengan menjadi pencipta, kamu akan merasa lebih berdaya dan kurang terpengaruh oleh tren yang sedang berlangsung. Ini juga memberikan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitasmu secara lebih bebas.
7. Pahami bahwa Tren Itu Sementara
Penting untuk diingat bahwa tren itu sifatnya sementara. Apa yang populer hari ini mungkin akan terlupakan besok, dan yang baru akan datang lagi. Oleh karena itu, mengikuti tren hanya karena ingin ikut-ikutan bisa membuatmu merasa terjebak dalam lingkaran tanpa akhir. Cobalah untuk berpikir jangka panjang dan fokus pada hal-hal yang memiliki nilai lebih dalam hidupmu, daripada terjebak dalam siklus tren yang cepat berganti.
~Afril