Kurikulum Merdeka, Kelas 10-mu, Menentukan Masa Depanmu

Kurikulum Merdeka, Kelas 10-mu, Menentukan Masa Depanmu

Efek pandemi Covid-19, pemerintah meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai pengganti Kurikulum 2013 (K-13). Berdasarkan informasi yang dirilis CNN Indonesia, pergantian kurikulum tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pendidikan anak-anak Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Namun, meski sudah diluncurkan sejak Februari 2022 lalu, implementasi Kurikulum Merdeka akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun ajaran 2022/2023 hingga 2023/2024 sekolah yang belum siap tidak wajib mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

 

Sekolah masih bisa memilih untuk menggunakan Kurikulum 2013, Kurikulum  2013 yang Disederhanakan (Kurikulum Darurat), atau Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka rencananya baru akan diberlakukan secara nasional pada tahun ajaran 2024/2025.

 

Meski demikian, saat ini sudah banyak sekolah yang mulai menggunakan Kurikulum Merdeka. Berdasarkan data yang dirilis kompas.com, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melaporkan sudah ada sekitar 142.000 sekolah di Indonesia yang bersedia menggunakan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023.


Apa Dampak Pada Siswa?

Dengan Kurikulum Merdeka kegiatan belajar mengajar menjadi lebih fleksibel. Proses pembelajaran mengacu kepada minat dan bakat peserta didik. Bahkan untuk tingkat SMA tidak ada lagi penjurusan. Siswa kelas 11 dan 12 tidak lagi terkotak-kotak berdasarkan jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.

Siswa kelas 11 dan 12 nantinya akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan sesuai dengan minat dan bakat. Alhasil, saat ikut seleksi masuk perguruan tinggi juga proses seleksinya akan didasarkan pada mata pelajaran yang diambil. Tidak lagi berdasarkan jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.

Oleh karena itu, pemilihan mata pelajaran sudah harus mulai diarahkan sejak siswa duduk di kelas 10. Kalau bisa, siswa bahkan sudah tahu secara mantap saat kuliah kelak ingin mengambil jurusan apa, ingin berprofesi sebagai apa.

Sebab, meski nanti siswa masih memungkinkan mengganti pilihan mata pelajaran karena belakangan merasa kurang sesuai minat dan bakat, akan tetapi bila berganti-ganti pilihan kelompok mata pelajaran, dikhawatirkan pembelajaran yang dilakukan tidak akan maksimal. Siswa juga ditakutkan tidak dapat mengejar ketertinggalan materi sebelumnya.

Jadi buat para siswa, sebisa mungkin cari tahu apa minat dan bakatmu sebelum duduk di kelas 10. Bidang apa yang kamu sukai, profesi apa yang kelak ingin kamu geluti. Ingat, kini kelas 10 sangat menentukan masa depanmu!


Persiapkan Masa Depan dari Kelas 10

Selain menjadi titik awal untuk mewujudkan cita-cita di masa depan, kelas 10 juga dapat menjadi pembuka jalan untuk masa depan yang lebih gemilang dengan masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) idaman. 

Tidak dapat dipungkiri, PTN selalu menjadi incaran para calon mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan di dalam negeri. Meski kini sudah banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang tak kalah berkualitas, PTN tetap masih menjadi pilihan utama.

Nah, seperti yang kita tahu, seleksi masuk PTN itu sangat ketat. Calon mahasiswa harus bersaing dengan ratusan ribu orang dari seluruh Indonesia. Baik yang sama-sama baru lulus SMA/SMK, maupun lulusan-lulusan sebelumnya (gap year).

Lalu, apa hubungannya kelas 10 dengan masuk PTN? Fyi, saat ini ada tiga jalur masuk PTN, yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dengan daya tampung setiap PTN minimal 20 persen, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dengan daya tampung setiap PTN minimall 40 persen, dan jalur seleksi Mandiri oleh PTN masing-masing dengan maksimal daya tampung 30 persen.

Nah, meski daya tampung untuk SNBP relatif lebih sedikit dibanding jalur masuk lain, akan tetapi saingannya juga jauh lebih sedikit dibanding dua jalur masuk lain. Sebagai contoh, dengan kuota 40 kursi, calon mahasiswa yang mendaftar di jurusan Pendidikan Dokter, Universitas Indonesia, melalui jalur SNBP 2023 hanya 1.242.

Coba bandingkan dengan yang mengambil melalui jalur SNBT. Kuota untuk jurusan yang sama dengan kampus yang sama pada tahun 2022 lalu, hanya 50 kursi, akan tetapi peminatnya mencapai 2.861. Tahun ini, kuota SNBT untuk Jurusan Pendidikan Dokter, Universitas Indonesia, mencapai 75 kursi. Peminatnya belum diketahui pasti karena baru dibuka akhir Maret 2023 hingga pertengahan April mendatang.

Untuk beberapa jurusan dengan jalur SNBP, kuota dengan peminat malah sangat jomplang. Kuota yang tersedia cukup banyak, akan tetapi peminatnya tidak begitu banyak. Bahkan, jumlah kuota dengan calon mahasiswa yang mendaftar masih lebih banyak kuota yang tersedia.

Dengan melihat fenomena seperti itu. Ada baiknya, siswa SMA yang ingin masuk PTN, memilih jalur masuk SNBP. Selain saingannya lebih sedikit, proses seleksinya dilakukan lebih dulu. Sehingga, walaupun gagal masuk melalui jalur ini, masih ada dua kesempatan untuk mencoba jalur masuk lain.

Terlebih seleksi SNBP tidak menggunakan tes seperti SNBT dan jalur Mandiri. Namun, menggunakan nilai rapor dari semester satu hingga semester lima dengan ketentuan minimal nilai rapor yang berbeda untuk setiap jurusan dan PTN yang dipilih. 

Seleksi SNBPB jauh lebih pasti. Tidak untung-untungan seperti SNBT dan jalur Mandiri. Bila siswa konsisten memiliki prestasi akademik yang baik dari semester satu hingga semester lima, kemungkinan masuk PTN idaman lebih besar.

Oleh karena itu, yuk persiapkan diri sejak dini untuk mendapatkan nilai akademis yang baik. Persiapkan sejak masuk SMA, sejak duduk di kelas 10.

Selain itu, upayakan pilih SMA dengan akreditasi A. Dengan prestasi yang baik. Sebab, beda sekolah, beda juga jumlah kuota yang diberikan kepada sekolah tersebut untuk jalur SNBP. Semakin baik akreditasi sekolah, umumnya semakin banyak kuota yang dialokasikan.


Tidak Ada Salahnya Melibatkan Bimbel

Agar siswa SMA konsisten berprestasi secara akademik sejak kelas 10, tidak ada salahnya melibatkan bimbingan belajar (bimbel). Orangtua dapat memasukan si buah hati ke salah satu bimbel pilihan. Apalagi kini juga banyak bimbel yang membantu siswa untuk menelusuri minat dan bakat. Salah satunya adalah bimbingan belajar Sinotif.

Bimbel Sinotif menyediakan tes simulasi karakter dan kepribadian yang dapat diikuti calon murid. Siswa dapat mengklik tautan ini untuk membantu mengetahui minat dan bakat yang dimiliki, sehingga saat harus memilih mata pelajaran kelompok pilihan di kelas 11 tidak bingung lagi. Tidak salah pilih.

Terlebih bimbel juga memiliki banyak manfaat. Salah satunya untuk membantu mengembangkan potensi diri. Terkadang ada siswa yang memang harus dibantu untuk lebih berkembang potensi akademiknya melalui bimbingan belajar.

Ssst... jangan salah, berdasarkan data yang dirilis Tempo, saat masih berstatus pelajar Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pernah ikut bimbel juga. Ia ikut bimbingan belajar Matematika untuk mengasah logika dan menambah kapasitas diri.

Matematika memang sangat penting. Bahkan SNBT yang digunakan untuk tes masuk PTN juga berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Panitia akan melakukan pengukuran kemampuan peserta SNBT melalui Tes Potensi Skolastik (TPS).  Salah satunya dengan melakukan pengujian penalaran Matematika.


Pilihan Bimbel Lebih Beragam

Sejak pandemi, pilihan bimbel lebih beragam. Kini anak tidak harus ikut bimbel offline yang harus duduk manis di kelas. Mereka juga bisa ikut bimbel online yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan bimbel yang melakukan pendampingan secara tatap muka langsung.

Salah satunya adalah bimbingan belajar Sinotif. Meski dilakukan secara jarak jauh, guru bimbel yang sudah tersertifikasi tetap hadir mendampingi siswa secara efektif. Diskusi antara guru dan siswa juga tetap dapat dilakukan dengan optimal. Ada teknologi dan metode khusus yang digunakan.

Menariknya, Bimbel Sinotif khusus hanya menyediakan bimbel eksakta yang memiliki peran penting sebagai dasar keilmuan tetapi kerap menjadi momok bagi hampir setiap siswa. 

Sinotif menyediakan les bimbel fisika Sinotif, les bimbel matematika Sinotif, dan les bimbel kimia Sinotif. Jadi, jangan sia-siakan lagi waktu luang di kelas 10 ya. Lebih baik mencicil dan berjuang dari dini untuk meraih masa depan cemerlang, daripada nanti berat menanggung beban di kelas 12! (*) ~ Cucum Sumina