Bimbel Sinotif dan “Life-Study Balance” yang Dibutuhkan Anak

Bimbel Sinotif dan “Life-Study Balance” yang Dibutuhkan Anak

Adopsi teknologi untuk menunjang pendidikan semakin meningkat. Adaptasi belajar online pun tak terelakkan. 

Dari sekadar pemanfaatan email, blog, dan komputer untuk mendukung tugas di kelas, hingga merevolusi bentuk kelas itu sendiri. Dari sekadar penggunaan internet untuk googling mencari bahan belajar tambahan, sampai mengubah cara belajar.

Di negara-negara maju, diskusi dan kajian mengenai belajar online sudah marak sejak 1990-an. Kemunculan internet segera diyakini sebagai faktor utama untuk memprediksi arah revolusi sistem pendidikan masa depan.

Lalu pandemi Covid-19 tiba-tiba melanda. Belajar online sebagai langkah darurat diterapkan secara masif di hampir seluruh dunia. Pro dan kontra terhadap cara belajar secara online bermunculan. Efektivitasnya pun diperdebatkan. Dikotomi antara cara belajar secara online dengan tatap muka di kelas menjadi bingkai yang digali keunggulan dan kelemahannya.

Dikotomi tersebut sebenarnya tidak perlu dipertentangkan. Sebab zaman telah bergerak maju. Sistem pendidikan juga terus berkembang. Belajar online tidak bisa ditolak karena pada dasarnya merupakan bagian perubahan alami menyangkut kebiasaan manusia.

 

Belajar online sebagai bentuk dan cara belajar yang baru merupakan lanjutan dari revolusi pemanfaatan buku, radio, TV, dan media online yang selama ini telah menjadi media belajar.

 

Lagipula teknologi semakin canggih. Beberapa tahun silam ketika Zoom, Google Classroom, Google Meet, dan sebagainya belum berkembang, ketiadaan tatap muka bisa dipahami sebagai kekurangan belajar online. Penggunaan email atau blog dianggap tidak efektif. Namun, kini teknologi telah membuat tatap muka, diskusi, dan tanya jawab bisa dilakukan ketika belajar online.

Maka dari itu, meski belum akan menggantikan kelas fisik di sekolah, belajar online menjadi keniscayaan ketika blended learning semakin umum diterapkan. Ketika kehadiran secara fisik di kelas masih menjadi keharusan, belajar online akan menjadi pelengkap yang baik di luar jam sekolah.

Itu sebabnya pilihan untuk mengikuti bimbel online semakin dipertimbangkan dibanding bimbel konvensional.

Meningkatnya minat anak untuk mengikuti bimbel online didorong oleh berbagai alasan. Salah satu yang utama ialah kenyamanan karena anak tak perlu mengeluarkan waktu dan tenaga tambahan untuk pergi ke tempat bimbel yang mungkin jauh dari rumah atau sekolah.

Semacam “life-study balance” bisa didapatkan dari bimbel online. Sebuah kesadaran bahwa bimbingan belajar masih dibutuhkan, tapi dengan cara yang tidak mengorbankan lebih banyak waktu, tenaga dan pikiran. Sebuah kesadaran tentang masih perlunya pelajaran tambahan di luar jam sekolah, tapi juga ada kebutuhan untuk bisa menikmati waktu lebih panjang di rumah.

Dengan mengikuti bimbel online, anak bisa mendapatkan bimbingan belajar yang baik tanpa harus meninggalkan rumah lagi. Lingkungan atau suasana rumah memberi kenyamanan lebih. Anak mendapatkan waktu istirahat dan persiapan yang cukup sebelum mengikuti pelajaran tambahan.

Selain mendapatkan ruang dan waktu yang lebih nyaman, mengikuti bimbel online juga bisa lebih menyenangkan. Sebab bimbel online memungkinkan anak belajar secara lebih fleksibel sesuai karakter dan kebiasaannya. Kesenangan pun didapatkan karena bisa mengeksplorasi pemanfaatan teknologi yang sudah menjadi kawan akrab generasi masa kini.

Berbagai perasaan senang tersebut membuat anak tidak akan merasa tertekan atau terpaksa belajar.  Dalam kondisi dan perasaan yang lebih nyaman anak akan menyerap materi pelajaran lebih baik.

Begitulah yang dirasakan oleh Rafi, murid kelas V MI Istiqlal Jakarta. Pilihannya untuk memperpanjang bimbel online Sinotif karena merasa nyaman dan senang. Senada dengan Rafi, Kevin, murid kelas SMP Al-Azhar dan Lusiana Utomo, murid Tzi Scholl juga mendapat kenyamanan yang sama saat belajar bersama Sinotif.

Pengalaman positif Rafi dan teman-temannya memberi gambaran bahwa belajar jarak jauh secara online bisa efektif meningkatkan kemampuan murid serta memperkuat kegiatan belajar yang sebelumnya didapatkan di sekolah. 

Berawal dari fleksibilitas, kenyamanan dan kesenangan, belajar menjadi lebih optimal. Hasilnya nilai mata pelajaran pun meningkat. Syaratnya, bimbel online menerapkan strategi yang tepat. 

Metode belajar Sinotif menjadi salah satu contoh. Mengombinasikan keunggulan teknologi dan pendekatan personal, Sinotif menghadirkan bimbingan belajar online tanpa meninggalkan pengalaman tatap muka yang masih dibutuhkan murid.

Guru-guru Sinotif menguasai keterampilan mengelola murid dan teknologi dengan sama baiknya. Keterampilan tersebut dihadirkan dalam strategi belajar yang memperhatikan kebutuhan dan karakter para murid.

Sinotif terlebih dahulu menggali harapan orangtua dan murid sebelum mulai mengikuti bimbingan belajar. Sifat dan gaya belajar setiap murid diakomodasi. Bukan untuk membeda-bedakan, tapi untuk menyesuaikan dan membangun iklim belajar yang menyenangkan bagi semua.

Di Sinotif, murid dengan gaya belajar auditori tidak akan kekurangan kesempatan diskusi. Bahkan, aktivitas mendengarkan dan didengarkan bisa lebih intensif dan fokus karena setiap kelas di bimbel Sinotif berisikan lebih sedikit murid.

Pada saat yang sama, murid dengan gaya belajar visual tidak akan dilupakan karena materi diberikan dengan disertai grafik, gambar, atau ilustrasi yang menarik. Begitu pun murid yang lebih senang mengerjakan banyak latihan soal dibanding harus mendengarkan banyak teori lebih dahulu. Gaya belajar seperti itu diakomodasi oleh bimbel Sinotif.

Begitulah belajar online bisa mengakomodasi banyak aspek yang dibutuhkan untuk menunjang pendidikan anak. Sekaligus mengatasi beberapa persoalan yang selama ini dijumpai dalam aktivitas belajar secara konvensional di kelas. ~ Hendra Wardhana