Diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi impian banyak anak muda, yang juga menjadi keinginan para orang tua. Selain karena kualitasnya, lulusan PTN akan lebih dipertimbangkan saat melamar pekerjaan setelah lulus nanti.
Namun, kuota yang diberikan PTN tak banyak sehingga bisa lolos seleksi sangat sulit. Tak heran jika setiap tahun banyak anak yang tidak diterima di PTN impiannya. Bagaimana jika tahun ini salah satu dari anak yang tidak lolos itu anak Anda?
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan jika anak tidak lolos PTN.
- Biarkan Anak Sendiri dan Bersedih
Jika anak sudah sangat memimpikan masuk ke PTN favoritnya, tidak berhasil lolos tentu saja akan membuatnya sangat bersedih. Jangan melarang anak untuk merasakan kesedihannya. Biarkan dia bersedih.
Setiap anak memiliki caranya tersendiri untuk bersedih. Jika dia tipe yang lebih suka menyendiri, maka berikan waktu sendiri untuknya. Namun, tetap awasi anak dan ingatkan dia kalau Anda sebagai orang tua siap berada di sisinya jika sudah dibutuhkan.
- Jadilah Teman Curhat dan Jangan Membandingkan
Saat anak sudah merasa lebih tenang dan siap bercerita pada orang tuanya, jadilah teman yang siap mendengarkan segala curahan hatinya. Jika anak tidak meminta saran (misalnya, “Apa cara belajar aku salah ya, Ma?”), Anda tak perlu memberikan saran kepadanya. Cukup dengarkan saja apa yang dirasakannya.
Jangan melarang anak untuk menangis dan bersedih. Selama beberapa hari pertama, wajar jika dia melakukannya. Tak perlu dilarang.
Lalu, hindari topik mengenai PTN, SNMPTN, atau hal lain yang berhubungan agar dia tidak merasa sedih lagi. Jangan juga membandingkan anak dengan anak lain, meskipun maksudnya ingin menghibur.
Jangan bilang, “Jangan sedih, si A saja nggak diterima juga nggak masalah.” Ini justru bisa membuat anak merasa kesedihannya tidak divalidasi. Dia bisa merasa perasaan sedihnya lebay dan itu tidak baik untuk mentalnya.
Lebih baik berikan kata-kata untuk memicu rasa semangat anak, seperti “Nggak apa-apa sekarang kamu sedih. Tapi habis itu kita semangat lagi, ya.”
- Ajak Anak Bersenang-senang
Jika anak sudah mulai berkurang kesedihannya—atau bahkan saat dia masih saja sedih dan menangis setelah berhari-hari, ini saatnya orang tua mengajak anak bersenang-senang.
Ajak dia melakukan kegiatan yang memang disukainya, yang dapat mengalihkan pikiran anak dari rasa sedihnya. Untuk anak perempuan, mungkin bisa diajak ke salon atau belanja kosmetik kesukaannya. Sementara anak laki-laki, bisa diajak membeli mainan kesukaannya atau ajak olahraga bersama.
Anda mungkin bisa menyisihkan waktu dua atau tiga hari untuk jalan-jalan ke luar kota, sambil melakukan kegiatan yang disukainya. Dengan begitu, kesedihan anak akan teralihkan dan dia akan merasa kembali segar.
- Beri Motivasi pada Anak untuk Kembali Berusaha
Selesai bersenang-senang, ini saatnya untuk mengingatkan anak untuk kembali ke kenyataan dan kembali berusaha meneruskan pendidikannya. Misalnya, dengan cara mendaftar ke jalur penerimaan lain dari PTN favoritnya atau bahkan beralih ke perguruan tinggi lain, bahkan yang swasta.
Sebenarnya, ini seharusnya sudah disiapkan sejak awal sehingga jika anak tidak lolos PTN, langsung bisa melakukan rencana lain. Namun, tidak masalah jika Anda dan anak tidak melakukannya, tetapi sekarang saat yang tepat untuk mulai memikirkannya.
Jika PTN yang menjadi incarannya memiliki jalur penerimaan Mandiri, Anda bisa meminta anak mencobanya. Namun, jika anak sudah patah semangat dan tidak ingin lagi kuliah di sana, bersama-sama cari universitas lain yang kualitasnya tidak kalah dengan PTN tersebut.
Dampingi proses ini agar anak tidak membuat keputusan terburu-buru atau berdasarkan “mana saja yang mudah diterima, yang penting kuliah”. Ini tentu saja tidak baik karena masa depan anak bisa sangat terpengaruh jika dia memiliki kampus dan jurusan yang salah.
- Izinkan Anak Ambil Gap Year dan Mendaftar Kembali Tahun Depan
Bagaimana jika anak tetap ingin masuk ke PTN favoritnya dan tidak lolos seleksi lewat jalur mandiri? Mungkin mengambil gap year atau tidak kuliah dulu selama setahun bisa menjadi pilihan terbaik.
Apalagi jika anak merasa tidak cocok dengan universitas lain, meskipun kualitasnya tidak kalah bagus. Atau jurusan yang dipilih anak memang paling bagus di PTN impiannya dan dia tidak ingin masuk ke universitas lain dengan jurusan yang sama.
Ini mungkin terasa keras kepala. Namun, jika Anda sebagai orang tua memaksakan anak untuk kuliah tahun ini juga, di universitas atau bahkan jurusan yang bukan menjadi passion-nya, bisa jadi ini akan merugikan pendidikan anak ke depannya.
Dia bisa saja malas-malasan untuk kuliah karena tidak suka dengan kampusnya sehingga tidak belajar dengan sepenuh hati. Sementara orang tua sudah mengeluarkan biaya besar untuk menguliahkannya di sana.
Jika memang ini yang terjadi, sebenarnya tak masalah jika anak mengambil gap year. Asalkan selama setahun tersebut, dia berjanji untuk mengisinya dengan belajar atau mengikuti les agar kesempatannya diterima di PTN impiannya menjadi lebih besar.
Satu hal yang harus diingat orang tua, anak tidak lolos PTN bukan akhir dunia. Meski sedih, jangan sampai membuat anak merasa bersalah yang menambah kesedihannya. Masih banyak cara yang dilakukan agar anak bisa tetap kuliah.
Hal utama yang harus dilakukan adalah dengan menanyakan keinginan dan pendapat anak karena biar bagaimana pun dia yang akan menjalani kuliahnya hingga selesai.
~Febria