Alasan Orang Tua Indonesia Mulai Melirik Sekolah Luar Negeri untuk Anak: Prestise atau Persiapan Masa Depan?

Share

Beberapa tahun terakhir, makin banyak orang tua Indonesia yang mempertimbangkan sekolah internasional atau bahkan menyekolahkan anak langsung ke luar negeri. Fenomena ini terutama terlihat di kota besar karena pilihan sekolah dengan kurikulum internasional semakin mudah ditemui.

Mengapa hal ini terjadi?

Alasan Utama Orang Tua

Berikut adalah beberapa alasan orang tua melakukannya.

  1. Kualitas Pendidikan Internasional Lebih Diakui

Sekolah dengan kurikulum Cambridge, IB (International Baccalaureate), atau Abitur Jerman dianggap lebih menekankan critical thinking dan kreativitas, bukan sekadar hafalan. Orang tua percaya anak jadi lebih siap menghadapi tantangan dunia modern.

  1. Penguasaan Bahasa Inggris

Bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya) pasti digunakan sebagai bahasa pengantar. Ini membuat anak terbiasa menulis, berbicara, dan berpikir dalam bahasa global tersebut, yang menjadi bekal penting untuk kuliah maupun karier.

  1. Pengalaman Multikultural

Sekolah di luar negeri akan mempertemukan anak dari berbagai negara. Anak jadi belajar menghargai perbedaan dan berpikir lebih terbuka, sesuatu yang sulit didapatkan jika hanya belajar di lingkungan homogen, seperti di dalam negeri.

  1. Fasilitas dan Ekstrakurikuler Lebih Lengkap

Sekolah di luar negeri banyak yang memiliki laboratorium modern, perpustakaan digital, hingga kegiatan ekstrakurikuler yang beragam membuat proses belajar lebih menarik sekaligus mengembangkan bakat di luar akademik.

  1. Persiapan Kuliah dan Karier Global

Ijazah internasional yang dimiliki anak lebih mudah diakui oleh universitas di luar negeri sehingga mempermudah proses masuknya. Selain itu, soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan adaptasi budaya sudah terbentuk sejak dini.

Perbandingan dengan Sistem Nasional

Sistem pendidikan nasional di Indonesia masih berfokus pada ujian dan hafalan, meski kurikulum Merdeka Belajar mencoba memperbaiki hal ini. Selain itu, bahasa Indonesia masih jadi pengantar utama, dengan bahasa Inggris sebatas pelajaran tambahan.

Sebaliknya, sekolah di luar negeri lebih banyak menggunakan metode diskusi, proyek, dan kolaborasi. Ukuran kelas biasanya lebih kecil, guru lebih intensif membimbing siswa, serta fasilitasnya relatif modern.

Namun, ada konsekuensi besar yang menanti, yaitu biaya. Sekolah negeri atau swasta nasional umumnya jauh lebih terjangkau. Sementara sekolah di luar negeri tentu saja bisa mencapai ratusan juta rupiah per tahun.

Saran untuk Para Orang Tua

Berikut beberapa saran yang harus dipertimbangkan jika ingin anak sekolah di luar negeri.

  • Lihat dulu tujuan jangka panjang keluarga. Apakah memang ingin anak kuliah di luar negeri? Atau cukup di dalam negeri, tetapi dengan kompetensi internasional?
  • Lakukan perbandingan biaya secara teliti. Bandingkan sekolah internasional vs nasional plus tambahan biayanya.
  • Perhatikan kurikulum dan akreditasi. Apakah kurikulum benar-benar diakui oleh universitas luar negeri atau tidak.
  • Siapkan anak dari sekarang. Ajarkan anak penguasaan bahasa Inggris, keterampilan belajar yang aktif (tidak hanya menghafal), dan pengalaman ekstrakurikuler.
  • Komunikasikan dengan anaknya. Bicarakan apakah anak nyaman dalam lingkungan multikultural, adaptasi budaya, beban pelajaran, dsb.

Pada akhirnya, yang terpenting bukan sekolah di luar negeri, tetapi bagaimana anak bisa berkembang, bahagia, dan siap menghadapi masa depannya. Namun, jika anak menginginkannya, tidak ada salahnya memertimbangkan untuk sekolah di luar negeri.

Namun, pastikan keputusan bukan hanya soal prestige, melainkan pertimbangan yang realistis, baik untuk anak dan juga orang tua.

~Febria

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.