Mengajarkan sopan santun kepada anak merupakan sebuah keharusan. Orang tua dapat mendorong anak untuk bersikap sopan dengan mengajari apa yang harus diucapkan, memahami pentingnya empati dan kasih sayang, dan mencontohkan perilaku yang baik.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa diajarkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya agar terbiasa bersikap sopan santun kepada orang lain.
- Ajarkan Ucapkan “Halo” dan “Sampai Jumpa”
Kata ini adalah langkah pertama untuk berinteraksi dengan orang lain secara sopan. Berlatihlah dengan membiasakan diri mengucapkan “halo” atau “sampai jumpa” dengan anak setiap hari.
Ketika anak mulai terbiasa, cobalah untuk mengingatkannya untuk selalu menyapa orang lain, seperti teman dan orang yang lebih tua.
- Ingatkan untuk Bilang “Tolong” saat Meminta Sesuatu
Ini adalah cara yang sempurna untuk meminta bantuan dengan cara yang lembut dan sopan. Setiap kali anak meminta sesuatu, ajarkan padanya untuk tidak lupa mengatakan “tolong”.
Misalnya, jika anak meminta bantuan untuk mengambil mainan dari rak paling atas, tetapi dia tidak mengatakan “tolong”, katakan padanya, “Mama/papa bisa bantu, hanya jika kamu bilang ‘tolong’!”
- Beritahu Pentingnya Ucapkan “Terima Kasih”
Mengungkapkan rasa terima kasih adalah bagian penting dari sopan santun. Ajarkan anak kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan “terima kasih”, misalnya setelah seseorang membantunya, menjawab pertanyaannya, atau memberikan hadiah padanya.
Ingatkan anak dengan lembut untuk mengucapkan terima kasih jika dia lupa.
Contohnya, jika temannya memberi gambar dan anak mengambilnya tanpa mengucapkan terima kasih, katakan, “Teman kamu menggambar itu buat kamu, loh! Apa yang kamu bilang kalau ada orang yang beri kamu hadiah?“. Dengan begitu, anak jadi selalu ingat untuk mengucapkan terima kasih.
- Bantu Anak Belajar Kontak Mata saat Berbicara dengan Orang Lain
Menatap mata seseorang adalah bagian penting dari percakapan. Namun, ini bisa sulit dilakukan bagi siapa pun, baik anak-anak maupun orang dewasa. Jadi, pahamilah jika langkah ini membutuhkan sedikit waktu ekstra.
Untuk berlatih, ajak anak bermain menatap mata anggota keluarga selama beberapa waktu. Secara tidak langsung permainan seperti ini dapat membantu anak merasa lebih nyaman melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain.
Jika anak masih menatap ke tanah saat berbicara dengan seseorang, orang tua bisa dengan lembut menyarankan untuk melihat ke atas. Namun, jangan sampai mempermalukan anak karena ini justru bisa membuatnya trauma.
- Ajarkan untuk Tidak Memotong Pembicaraan Orang Lain
Bantu anak memahami bahwa ketika berbicara dengan orang lain, dia harus bergiliran melakukannya. Kapan pun anak menginterupsi saat orang tua atau orang lain berbicara, mintalah dia untuk menunggu sampai orang yang berbicara selesai.
Tetaplah konsisten melakukannya setiap kali anak menyela sehingga dia tahu yang dilakukannya salah dan pujilah anak karena telah menunggu gilirannya berbicara.
- Beritahu Pentingnya Bersikap Baik
Ajarkan anak tentang pentingnya empati, kasih sayang, dan kepedulian terhadap orang lain. Untuk membantu anak memahami empati, dorong dia untuk melihat konflik dari sudut pandang orang lain.
Misalnya, jika dia bertengkar dengan saudara kandungnya, minta masing-masing anak untuk menjelaskan sudut pandang mereka. Lalu, minta tiap anak untuk mengulangi apa yang dirasakan saudaranya, yang sudah disebutkan tadi. Dengan begitu, mereka jadi belajar memahami perasaan orang lain.
Orang tua juga dapat memupuk rasa kasih sayang dengan berbicara kepada anak tentang isu-isu di dunia yang dapat menyebabkan orang lain mengalami kesulitan, seperti rasisme, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Jika anak sudah cukup umur, ajaklah dia menjadi sukarelawan untuk belajar tentang pentingnya memberi dan melakukan hal yang benar. Orang tua juga bisa mengajak anak menonton acara televisi dan film edukatif yang mendorongnya untuk belajar tentang etika.
- Tetapkan Ekspektasi yang Jelas
Daripada hanya mengatakan kepada anak untuk tidak melakukan sesuatu, jelaskan juga apa yang harus dia lakukan. Mengatakan “tidak boleh” tanpa saran alternatif dapat membuat anak merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Berikan anak arahan agar dia tahu perilaku baik apa yang harus dilakukan.
Misalnya, jika anak sering makan berantakan di meja makan, jangan hanya menyuruhnya untuk menghentikannya. Namun, orang tua bisa bilang “Bagaimana kalau kita makan makanan sampai habis supaya nggak dibuang-buang?”
- Tetap Konsisten
Selalu tindaklanjuti harapan yang orang tua tetapkan untuk anak. Jika mengajari anak untuk tidak mengganggu orang lain, tetapi diam saja saat dia mereka mengganggu orang lain, itu akan memberikan pesan yang salah kepada anak.
Segera setelah memperkenalkan pelajaran baru tentang sopan santun kepada anak, mintalah pertanggungjawaban anak dengan mengingatkannya untuk mempraktikkan sopan santun tersebut secara konsisten.
- Contohkan Perilaku yang Baik
Anak-anak belajar paling baik melalui contoh. Selalu bersikap baik, sopan, dan santun di depan anak sehingga dia memiliki panutan yang positif untuk diteladani. Meski mengalami hari yang buruk, tetapi cobalah yang terbaik untuk mengekspresikan kemarahan dan ketidaksabaran dengan cara yang sehat di depan anak.
Pertimbangkan untuk makan malam bersama keluarga setiap malam dan mencontohkan perilaku yang positif dan sopan. Ini adalah waktu yang tepat untuk melatih percakapan dan sikap yang sopan.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan sopan santun pada anak. Sebaiknya lakukan ini sejak dini sehingga anak tumbuh besar dengan terbiasa bersikap sopan santun kepada orang lain.
~Febria