10 Cara Mengajarkan Anak Mengikuti Perintah, Belajar dari Hal Kecil Terlebih Dahulu

Share

Apa rahasia untuk membesarkan anak yang bisa mengikuti aturan? Jawabannya adalah penjelasan dan alasan yang baik.

Dr. Jessica Stern, psikolog perkembangan dan pengasuhan anak, serta hubungan orang tua-anak, mengatakan, “Jika orang tua menetapkan sebuah aturan, jelaskan mengapa aturan itu ada.”

Menurutnya, jika anak memahami alasannya, bukan hanya karena disuruh atau dilarang orang tua, dia lebih mungkin untuk menerima peraturan tersebut dan menginternalisasinya.

“Biarkan aturan itu menjadi nilai yang dimiliki bersama, bukan sebuah garis yang harus dia jalani. Untuk anak yang lebih besar dan remaja, beberapa aturan bahkan mungkin bisa dinegosiasikan,” ujarnya.

Anak sebenarnya juga bisa berperan aktif dalam menetapkan aturan sendiri, misalnya tidak ingin menggunakan ponsel setelah pukul 8 malam.

Cara ini akan mengajarkannya pengendalian diri, sebuah keterampilan yang sangat berharga ketika dia memiliki kemandirian dan memasuki masa dewasa.

Jadi, kuncinya adalah anak memiliki pilihan dan kemampuan untuk menemukan bahwa perilaku yang dilakukannya bermanfaat. 

Berikut adalah 10 cara untuk membantu anak mau mengikuti peraturan.

  1. Minta Perhatian Anak

Memberikan arahan ketika anak tidak fokus pada orang tuanya hanya akan berujung pada kegagalan.

Mintalah perhatian anak dengan mengatakan, “Tolong lihat ke arah Mama/Papa. Mama/Papa ingin kamu mendengarkan sekarang.”

Khususnya untuk anak yang mengalami kesulitan dengan aspek nonverbal bahasa, minta dia Anda untuk melihat ke arah orang tuanya yang dapat membuat orang tua lebih mudah bergerak ke garis pandang anak.

  1. Minimalkan Gangguan

Begitu mendapatkan perhatian anak, mempertahankan.

Sulit bagi anak untuk mendengar dan mengikuti arahan saat bermain video game atau saat TV menyala, jadi minimalkan gangguan apa pun sebelum memberikan arahan.

Matikan TV. Minta anak meletakkan permainan atau bukunya. Pastikan anak melihat ke arah orang tua.

Orang tua dapat mencontohkan perilaku ini dengan memberikan perhatian penuh kepada anak saat memberikan instruksi. Ini juga menunjukkan kepada anak bahwa apa yang dikatakan itu penting.

  1. Bicaralah dengan Tenang

Mungkin orang tua tergoda untuk berbicara lebih keras, tetapi ini sebaiknya tidak dilakukan. Orang tua justru dapat menarik perhatian anak dengan berbicara dalam suara yang lebih lembut sehingga bisa memberikan arahan dengan nada yang tenang dan datar.

Ini membuat anak mungkin dapat lebih mudah fokus pada substansi dari apa yang dikatakan kepadanya karena dia tidak perlu memproses nada dan volume suara keras dari orang tuanya.

  1. Gunakan “Waktu Tunggu”

“Waktu tunggu” adalah jeda tiga sampai tujuh detik setelah mengatakan sesuatu atau mengajukan pertanyaan.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memproses dengan lebih baik apa yang dikatakan orang lain dan meresponsnya dengan tepat ketika diberikan waktu untuk meresapinya.

Jika anak masih belum mengikuti arahan atau menjawab pertanyaan setelah jeda tersebut, ulangi apa yang dikatakan.

  1. Periksa Pemahaman Anak

Memeriksa pemahaman sejalan dengan memberi anak “waktu tunggu”.

Mintalah anak untuk mengulangi arahannya kembali. Akan sangat membantu jika orang tua meminta anak untuk menjelaskan arahan yang diberikan kepadanya dengan kata-katanya sendiri.

Ini akan memberinya kesempatan untuk bertanya dan mengklarifikasi apa yang dikatakan jika anak salah paham.

  1. Beritahu, Jangan Bertanya

Banyak orang tua yang mengungkapkan arahan sebagai pertanyaan. Misalnya, “Kamu bisa bantu Mama siapkan meja buat makan malam nggak?”

Diberikan pertanyaan seperti ini justru membuat anak berpikir bahwa dia memiliki pilihan untuk menolak arahan yang diberikan padanya.

Jadi, beritahu anak apa yang harus dilakukannya, bukan bertanya, seperti, “Tolong bantu Mama siapkan meja buat makan malam, ya.”

  1. Berikan Instruksi Satu Per Satu

Anak yang lebih kecil mungkin mengalami kesulitan mengikuti urutan langkah. Jadi, berikan arahan satu per satu, jika memungkinkan.

Jangan mengatakan, “Tolong siapkan meja, cuci tangan, dan beritahu adik kamu waktunya makan.” Ini akan membuat anak bingung dan hanya melakukan salah satu perintah yang diberikan padanya. 

Selain membagi arahan menjadi beberapa langkah, orang tua juga bisa mencoba untuk mengelompokkannya. Misalnya, “Saat kamu di lantai atas mencuci tangan, tolong beritahu adik kamu ini waktunya makan.”

  1. Beri Nomor pada Setiap Perintah

Bantu anak mengikuti perintah dengan memberi nomor pada setiap perintahnya sehingga dia lebih mudah mengingatnya.

Misalnya dengan bilang, “Ada tiga hal yang perlu kamu lakukan”. Lalu, beritahukan apa saja perintahnya. Ini dapat membantu anak mengingat semuanya atau setidaknya mengingat bahwa ada lebih dari satu perintah.

  1. Beritahukan dengan Spesifik

Anak yang memiliki masalah dengan perencanaan dan organisasi atau bahasa, mungkin memiliki masalah dengan arahan yang tidak jelas. Kadang, anak bukannya tidak mengikuti arahan, tetapi kesulitan mencari tahu bagaimana cara memulainya.

Jadi, bersikaplah spesifik. Misalnya dengan memecah pekerjaan yang harus dikerjakan anak menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, seperti, “Tolong rapikan baju kamu ke lemari. Terus, punguti sampah dari lantai. Setelah itu, rapikan tempat tidur.”

  1. Gunakan Isyarat Visual

Anak yang memiliki masalah memproses bahasa dapat mengalami kesulitan mengikuti arahan lisan. Jadi, pertimbangkan untuk menggunakan isyarat visual juga.

Misalnya, tunjukkan apa yang perlu dibersihkannya dengan mendemonstrasikan apa yang diminta anak untuk dilakukan, seperti, “Tolong atur meja lainnya dengan cara yang sama seperti Mama/Papa mengatur tempat ini.”

Dengan melakukan cara-cara di atas, orang tua bisa mengajarkan anak untuk mematuhi peraturan yang diberikan padanya.

~Febria

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.