Pentingnya Ilmu Eksakta sebagai Kunci Perkembangan Teknologi

Pentingnya Ilmu Eksakta sebagai Kunci Perkembangan Teknologi

Penyair terkenal, Kahlil Gibran, dalam bukunya The Prophet yang diterjemahkan Sapardi Djoko Damono menjadi Almustafa, menulis esai puitis tentang kehidupan. Salah satunya puisi tentang anak. Gibran menulis begini di antara petikan bait puisinya:

Anakmu bukanlah anakmu. 
Mereka adalah putra putri kerinduan kehidupan terhadap dirinya sendiri.
Mereka terlahir lewat dirimu, tetapi tidak berasal dari dirimu.
Dan, meskipun mereka bersamamu, mereka bukan milikmu.

Kau boleh memberi mereka cintamu, tetapi bukan pikiranmu. 
Sebab, mereka memiliki pikiran sendiri.
Kau bisa memelihara tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka.
Sebab, jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu.

Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, tetapi jangan menjadikan mereka seperti kamu. Sebab, kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin.

Apa makna yang bisa dikorelasikan dari puisi lawas Gibran itu dengan relasi orangtua-anak di masa kekinian? 

Ada beberapa makna. Salah satunya, orangtua harus paham bahwa peranan mereka yang utama adalah menyiapkan masa depan anak, bukan memaksakan anak menjadi sesuai keinginan orangtua. 

Salah duanya, orangtua juga harus paham bahwa kehidupan anak-anak mereka sekarang, sudah sangat berbeda dengan zaman ketika dulu kala mereka masih anak-anak. Karenanya, “jangan menjadikan mereka seperti kamu. Sebab, kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin”.

Contoh paling nyata kehidupan anak-anak sekarang berbeda dengan zaman orangtua dulu adalah keberadaan teknologi. Bahwa, teknologi telah berkembang sangat cepat dan menawarkan kemudahan di berbagai bidang. Seperti di bidang teknologi informasi (TI), teknologi komunikasi, hingga teknologi pendidikan.

GAMBAR 1
Anak-anak sekarang terbiasa menggunakan piranti teknologi/Yoursay-Suara.com

Dalam hal berkomunikasi, zaman muda dulu, saya harus pergi ke wartel bila ingin menelpon teman.  Atau ke warnet bila ingin berkirim email. Kini, anak-anak bisa menelpon hingga berkirim email dari rumah hanya dengan gawai bernama smartphone. 

Bahkan, untuk keperluan menelpon teman dan saudara, anak-anak sekarang sudah familiar menggunakan fitur video call di aplikasi WhatsApp yang memungkinkan tidak hanya mendengar suara tetapi juga bisa bertatap wajah. 

Bahkan, terkini, anak-anak terbiasa menggunakan smartphone dengan fitur layar sentuh alias touch screen. Tidak ada lagi pencet-pencet tombol angka atau huruf untuk menelpon atau berkirim pesan. Ini juga bagian dari dinamika teknologi yang berkembang cepat.

Di bidang teknologi pendidikan, anak-anak sekarang juga sudah familiar dengan piranti teknologi. Pandemi selama dua tahun membuat mereka beradaptasi dengan cara belajar daring menggunakan Zoom, Google Meet, ataupun Video Conference lainnya. 

Melalui inovasi Video Conference, memungkinkan dua pihak atau lebih berada pada lokasi yang berbeda, bisa saling berinteraksi, dan mengadakan pertemuan tatap muka melalui sambungan video tanpa harus berpindah ke satu lokasi yang sama.

Bahkan, anak-anak sekarang tidak asing dengan yang namanya Virtual Reality atau Realitas Virtual. Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia virtual hasil simulasi komputer. Dengan adanya VR, pengguna merasa lebih nyata untuk berada di lingkungan tersebut. 

Semua itu menjadi gambaran bahwa dunianya anak-anak sekarang yang sangat berkaitan erat dengan teknologi, bahwa teknologi sudah menjadi kebutuhan dan mewarnai kehidupan sehari-hari anak-anak. Pun, di masa depan, anak-anak akan terus bersinggungan dengan teknologi.

Karenanya, sebuah hil yang mustahal bila memisahkan anak-anak dengan teknologi. Tak bijak melarang anak-anak mengenal teknologi. Justru, para orangtua yang harus adaptif dengan teknologi agar bisa mengikuti alur berpikir anak-anaknya. Sembari, diberikan muatan pesan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi.

Lalu, bila sudah paham teknologi itu penting bagi anak-anak, dari mana kita mulai mengenalkan anak-anak pada teknologi?

Harus dipahami bahwa perkembangan teknologi berkaitan erat dengan sains. Ilmu eksakta seperti fisika, kimia, dan matematika, menjadi kunci dari perkembangan teknologi. Karenanya, mengenalkan teknologi pada anak-anak, bisa dimulai dengan menanamkan rasa suka pada ilmu eksakta kepada mereka.

Kenapa harus ilmu eksakta? 

Sebab, substansi dari ilmu eksakta berkaitan erat dengan lahirnya ide inovasi teknologi, hingga alur kerja dari teknologi. Ambil contoh Fisika yang disebut sebagai katalisator perkembangan teknologi.

Ini karena Fisika merupakan ilmu pengetahuan alam yang paling banyak kontribusinya bagi lahirnya berbagai teknologi yang membuat hidup manusia menjadi lebih muda. Fisika juga merupakan dasar dari banyak ilmu lain seperti Oseanografi, Seismologi, dan Astronomi.

Selain itu, dengan belajar, mengenal, dan menyukai ilmu eksakta, anak-anak akan merasakan manfaat penting dalam membentuk karakter mereka menjadi pribadi lebih baik. Dengan memahami eksakta, mereka jadi terbiasa untuk berpikir terstruktur dan sistematik. Anak-anak juga akan terbiasa untuk berpikir mencari solusi dari setiap persoalan.

Sinotif https://sinotif.com/ yang merupakan bimbel online terbaik spesialis eksakta, yang secara khusus bergerak di bidang matematika, fisika, dan kimia, sangat menyadari pentingnya ilmu eksakta bagi anak-anak. Sinotif memiliki concern agar anak-anak tidak ketinggalan dalam menguasai ilmu eksakta.

Selama lebih dari dua dekade alias 20 tahun, Sinotif terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa-siswi mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.

Sinotif terbukti mampu adaptif menghadapi tantangan pandemi Covid-19 disruption yang lantas diikuti digital disruption. Bahkan, Sinotif mampu mengubah situasi sulit lantas mengubahnya menjadi momen emas untuk “naik kelas” menjadi bimbel online terbaik https://sinotif.com/bimbel-online . 

Demi lebih memahami siswa dan orang tua, Sinotif membuat pengajaran online bernama "Sinotif Learning Method". Melalui metode ini, siswa dibimbing guru spesialis eksakta melalui layanan belajar online yang modern, live, dan interaktif. Bagi mereka, itu akan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan.  

Siswa juga mendapatkan layanan personal sesuai kebutuhan dan target belajar yang diinginkan. Bahkan, ada layanan limitless 24 jam nonstop dengan aplikasi Tanya Jawab Soal kapanpun di manapun. Siswa juga bisa belajar di manapun tanpa harus datang ke cabang Sinotif sehingga belajar jadi lebih hemat waktu dan hemat biaya. 

Sementara khusus bagi para orangtua, mereka akan mendapatkan report (laporan) belajar putra-putrinya saat selesai sesi belajar. 

Pendek kata, Sinotif mengenalkan sistem pembelajaran online yang efektif, interaktif, dan solutif bagi anak-anak era sekarang yang terbiasa bersentuhan dengan teknologi.

Mungkin ada sebagian orang tua yang masih menganggap pembelajaran offline dalam bimbel  sebagai yang paling baik. Apalagi, kondisi pandemi sudah melandai. Pola pikir itu bisa jadi dibentuk karena pengalaman orangtua semasa muda dulu yang pernah mengikuti bimbel.

Namun, selaras dengan pesan dari puisi Kahlil Gibran, kebutuhan, kemampuan, dan ketertarikan anak-anak sekarang berbeda dengan zaman ketika orang tuanya muda dulu. Utamanya dalam hal passion pada penguasaan teknologi. 

Ingat, anak-anak kita sekarang bertumbuh kembang di zaman serba online. Dan, masa depan mereka juga tidak akan lepas dari online dan kemajuan teknologi. Karenanya, dalam hal ini, Sinotif telah menerapkan style yang selaras dengan kemajuan teknologi. 

Bila kita memaksakan diri untuk membenarkan bahwa pembelajaran bimbel  yang dilakukan offline paling baik, itu sama saja dengan memundurkan pola pikir kita dan habit anak-anak yang selama ini sudah familiar dengan penggunaan teknologi. 

Seharusnya, kita sebagai orangtua memberikan bekal dan ruang bagi anak-anak untuk mengenal dan menguasai teknologi karena itu merupakan bekal bagi masa depannya. Dan itu bisa dimulai dengan menyukai pelajaran eksakta.

Seperti kata Kahlil Gibran: 

“Kau adalah busur yang meluncurkan anak-anakmu sebagai panah hidup.

Pemanah mengetahui sasaran di jalan yang tidak terhingga, dan Ia melengkungkanmu sekuat tenaga-Nya agar anak panah melesat cepat dan jauh. ~ Hadi Santoso