Dari Kelas ke Layar Digital, Belajar Online di Sinotif Lebih Menyenangkan

Dari Kelas ke Layar Digital, Belajar Online di Sinotif Lebih Menyenangkan

Siswa belajar secara interaktif di bimbel online
Gambar 1. Belajar online di Sinotif lebih menyenangkan karena siswa terlibat secara aktif.

Satu hal yang pasti dan tidak bisa kita hindari adalah perubahan. Hidup ini dinamis, bukan statis. Seiring perkembangan teknologi, hidup kita pun mengalami perubahan dalam semua sendi kehidupan. 

Misalnya, dulu untuk berbelanja kita harus pergi ke pasar atau supermarket, kini cukup lewat perangkat ajaib yang kita sebut ponsel pintar, kita bisa membeli segala macam kebutuhan pokok tanpa harus berdiri dan meninggalkan rumah. 

Dulu untuk menabung atau mengambil uang kita harus pergi ke bank, kini cukup dengan mengetuk aplikasi di ponsel pintar kita bisa transfer, bahkan membuka tabungan baru tanpa harus capek antre di bank. 

Tak terkecuali dalam hal pendidikan. Dulu kita sering membayangkan, alangkah enak dan nyamannya apabila kita bisa belajar cukup dari rumah saja, tanpa harus pergi ke sekolah. Alangkah nyamannya bila kita bisa ikut bimbingan belajar atau les dari kamar, tanpa harus pergi ke tempat bimbingan belajar. 

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia ini mempercepat mimpi atau khayalan kita tersebut. Pandemi Covid-19 membuat seluruh instansi pendidikan, baik yang resmi atau tidak resmi mulai menerapkan proses pembelajaran gaya baru, yakni pembelajaran jarak jauh atau online

Dua tahun terakhir boleh disebut sebagai tahun tahun belajar online. Remote teaching, distance learning, learn from home, atau apapun istilah kerennya untuk menyebut proses belajar mengajar yang tidak ada kontak fisiknya.

Selain perkembangan teknologi, satu lagi faktor yang menimbulkan terjadinya fenomena perubahan belajar konvensional ke belajar online adalah karakteristik dari anak-anak generasi sekarang.

Digital native, itulah sebutan untuk anak-anak kita generasi saat ini. Mereka adalah generasi yang lahir dan tumbuh bersama dengan perangkat digital. Kian lekatnya anak-anak dengan gawai atau perangkat digital tak bisa lepas dari figur orangtua itu sendiri.

Peneliti sekaligus penulis buku Work Smarter with Media Social, Alexandra Samuel, membagi figur orangtua era digital ke dalam tiga jenis atau kelompok: 

Pertama, orangtua enabler digital. Orangtua jenis ini cenderung membiarkan anak-anaknya memiliki banyak waktu layar dan akses ke perangkat digital. 

Kedua, orangtua limiter digital. Orangtua yang masuk dalam kelompok ini fokus pada meminimalkan penggunaan gawai dan teknologi digital pada anak-anak mereka. Mereka cenderung menggunakan tangan besi dalam pola asuh mereka terhadap penggunaan gawai oleh anak-anak. Tak boleh menonton YouTube, tak boleh bermain gim. Kalaupun boleh, waktunya juga seminimal mungkin.

Kedua jenis orangtua ini menurut Alexandra Samuel kurang sesuai dengan perkembangan pendidikan anak di era digital. Membiarkan anak-anak memiliki akses bebas ke perangkat digital dapat menjerumuskan anak ke dalam pengaruh buruk internet dan segala isinya. Sebaliknya, membatasi anak dalam memanfaatkan teknologi digital juga tidak tepat.

 

Bagaimanapun juga, teknologi digital adalah bagian integral dari kehidupan anak-anak dan remaja. Sebagai orang tua, kita tahu betapa mustahilnya memisahkan anak-anak dari penggunaan teknologi digital.

 

Oleh sebab itu, dengan melihat ketergantungan kita terhadap penggunaan teknologi digital, Alexander Samuel menyimpulkan bahwa figur dan pola asuh yang paling sesuai untuk diterapkan dalam mendidik anak-anak di era digital adalah tipe mentor digital.

Orangtua dengan pola asuh digital jenis ini berperan aktif dalam menyiapkan anak-anak mereka untuk dunia yang penuh dengan layar, bekerja aktif untuk membentuk keterampilan dan pengalaman online dari anak-anak mereka.

Salah satu bentuk peran aktif orangtua tipe mentor digital adalah dengan memilih lembaga bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan anak sekaligus kebutuhan waktu layar mereka. Anak-anak mungkin bisa betah menatap layar ponsel berjam-jam ketika mereka bermain gim. Tapi ini tidak berlaku saat mereka harus belajar online.

Sama halnya dengan waktu belajar di kelas konvensional, mereka mudah merasa bosan. Oleh sebab itu, agar anak merasa nyaman dan senang saat mendapat pelajaran tambahan dari rumah, orangtua perlu memilih lembaga bimbingan belajar yang bisa mengajak anak berperan aktif ketika belajar online

Sinotif Indonesia adalah lembaga bimbingan belajar khusus ilmu eksakta yang saat ini sudah menerapkan pola pembelajaran 100% online. Dengan pola pembelajaran seperti ini, siswa tidak perlu datang ke kelas konvensional. Siswa bisa menyiapkan lingkungan belajar senyaman mungkin di rumah mereka sehingga mereka bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. 

Setidaknya ada dua alasan mengapa Sinotif Indonesia menjadi lembaga bimbingan belajar online terbaik:


1. Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Online

Kebanyakan kelas online berlangsung berlangsung satu arah. Guru hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran dan memberi tugas untuk dikerjakan. Selesai sudah.

Tidak banyak dan mungkin malah jarang sekali siswa terlibat aktif di kelas online mereka. Sepinya aktivitas kelas online dan terlalu sedikitnya siswa yang terlibat lebih banyak disebabkan guru tidak dapat memancing keterlibatan siswanya. Tak terkecuali pada bimbel online di Indonesia. Namun, sejauh ini Sinotif muncul sebagai solusi yang cukup berbeda.

 

Bimbel online Sinotif Indonesia menerapkan pola pembelajaran interaktif yang membuat guru dapat melibatkan siswa dalam setiap sesi belajar online. Dengan menggunakan aplikasi Microsoft Onenote Sharing dan perangkat Pen Tablet, pembelajaran online di Sinotif Indonesia berlangsung dua arah dan membuat suasana belajar online layaknya suasana belajar di kelas konvensional namun lebih menyenangkan dan nyaman. 



Gambar 2. Pen tablet untuk pembelajaran interaktif di Sinotif

Microsoft OneNote Sharing adalah fasilitas khusus yang membuat siswa dapat melihat langsung materi pelajaran atau contoh soal yang ditulis guru. Begitu pula guru dapat langsung melihat jawaban yang ditulis siswa dengan pen tablet mereka. Guru juga bisa langsung mengoreksi jawaban siswa dan siswa bisa langsung mengetahui hasil koreksi guru mereka. 


2. Membangun Ikatan Emosional dengan Siswa

Belajar online bisa mengurangi ikatan emosional guru dengan siswa. Saat pembelajaran online, guru dan siswa tidak dapat bertemu dan melakukan kontak fisik secara langsung. Bagi siswa, hal ini lebih banyak disebabkan mereka merasa tidak terlihat oleh gurunya dan percaya bahwa mereka tidak memiliki peran atau masukan yang berharga saat pembelajaran online

 

Di bimbel online Sinotif Indonesia, ikatan emosional guru dan siswa tetap terbangun dan selalu terjaga karena Sinotif Indonesia mengedepankan pilar Personalized. Guru selalu fokus pada kebutuhan siswa.

 

Dalam setiap sesi belajar online, guru tidak selalu memberikan materi pelajaran atau contoh-contoh soal. Adakalanya siswa hanya ingin dibantu mengerjakan PR mereka. Dan berkat penggunaan Microsoft OneNote Sharing serta perangkat pen tablet, guru dapat membantu mengerjakan PR siswa dan melibatkan siswanya secara langsung. 

Hasil yang baik akan dapat kita peroleh apabila kita mengerjakannya dalam suasana dan lingkungan yang baik pula. Begitu pula dalam hal pendidikan pada anak-anak. Mereka akan dapat menyenangi setiap pelajaran bahkan sesulit apa pun, apabila kita bisa mengkondisikan proses belajar mereka dalam suasana yang menyenangkan. 

Belajar online di Sinotif Indonesia yang berlangsung secara interaktif akan membuat siswa merasa lebih nyaman karena tidak dibatasi oleh ruang kelas. Siswa dapat membuat proses belajar online dari rumah mereka senyaman yang mereka inginkan. Dengan begitu mereka akan dapat menyenangi pelajaran apa pun dan hasil belajar mereka bisa menjadi lebih baik. ~ Himam Miladi