Cara Menumbuhkan Motivasi Anak Sejak Dini, Anak Lebih Semangat Belajar!

Cara Menumbuhkan Motivasi Anak Sejak Dini, Anak Lebih Semangat Belajar!

Menumbuhkan motivasi diri anak khususnya dalam hal belajar itu diibaratkan seperti roller coaster. Sebab, anak kecil masih menyesuaikan mood-nya untuk melakukan sesuatu.

Namun, di masa inilah proses tumbuh kembang anak adalah hal yang tidak boleh Anda lewatkan sebagai orangtua. Mulai dari berat badan, kemampuan kognitif, kemampuan sosial, bahasa, hingga emosionalnya.

Selama proses pertumbuhan ini, Anda harus bisa melatih anak untuk percaya diri agar lebih aktif bergerak dan tidak bergantung kepada orang lain. Secara emosional, orangtua perlu terlibat dan membimbing sang buah hati dalam memotivasi dirinya sendiri.

Memang motivasi bisa datang dari mana saja, tetapi anak-anak tentu belum bisa mengendalikan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi belajar.

Ada beberapa tips yang bisa Anda coba lakukan untuk membantu menumbuhkan motivasi diri anak sejak dini. Apa saja itu? Yuk, simak ulasannya berikut ini.


1. Bantu Berikan Gambaran Goal yang Jelas

Tips pertama menumbuhkan motivasi diri anak, yaitu bantu anak dalam menetapkan tujuan. Kenapa ini penting?

Karena menurut penuturan psikolog, Dr. Kate Roberts, Ph.D, dalam artikelnya yang terbit di situs Psychology Today, memandu anak memberikan gambaran tujuan yang ingin dicapainya merupakan cara paling efektif untuk menyemangati anak.

Cobalah untuk saling bertukar pikiran dengan buah hati untuk mengetahui apa minat, kelebihan dan kekurangan, serta apa yang jadi cita-citanya di masa depan. Anda bisa membuat list goal pada papan tulis lucu sebagai pengingat bahwa anak punya tujuan besar dan hal ini akan meningkatkan memotivasi anak secara perlahan.


2. Pecah Goal Besar Menjadi Goal-Goal Kecil

Setelah Anda menetapkan tujuan bersama buah hati untuk jangka panjang, diskusikan juga tujuan jangka pendeknya. Anda bisa memberitahunya langkah-langkah kecil apa saja yang perlu anak lalui secara bertahap untuk bisa menggapai cita-citanya tersebut.

Dengan memecah goal besar jadi beberapa bagian yang lebih kecil, anak tidak akan mudah kehilangan semangat karena usahanya tidak membuahkan hasil seperti yang diinginkan.


3. Motivasi Anak dengan Kebiasaan-Kebiasaan Kecil

Ajak anak untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil sebagai bagian dari proses mencapai cita-citanya. Banyak hal sederhana yang bisa dilakukan, seperti merapikan tempat tidur, menaruh kembali barang-barang yang telah digunakan, hingga mengajak anak untuk mengembangkan minat membaca.

Lalu ketika belajar, usahakan untuk duduk di meja belajarnya. Jika anak berhasil melakukan semua itu, Anda perlu memberikan apresiasi agar anak merasa usahanya dihargai. Dari sini Anda bisa melihat bagaimana proses anak dalam melakukan hal tersebut.

Kebiasaan-kebiasaan kecil ini juga berguna untuk melatih kedisiplinan anak. Sebab, orang yang sukses tentu berawal dari kedisiplinan diri. Untuk itulah, Anda harus bisa memberinya arahan kenapa semua hal tersebut perlu dilakukan.


4. Beri Pengertian Anak Untuk Menerima Kegagalan

Bagi anak menerima kegagalan atas jerih payahnya adalah sesuatu yang sulit diterima. Ia mungkin akan tampak murung atau terlihat diam saja karena sulit mengekspresikan perasaan kecewanya.

Pertama, Anda bisa memberinya pemahaman bahwa tidak mengapa jika ia ingin mengungkapkan perasaannya. Sebab, ada berbagai jenis perasaan mulai dari senang, sedih, marah, dan kecewa. Setelah anak bisa mengutarakan perasaannya, berikan pengertian bahwa tak perlu takut untuk gagal karena yang terpenting adalah bagaimana ia melakukan usahanya itu dari awal hingga akhir.

Katakan bahwa hasil akhir bukanlah segalanya dan si kecil sudah menjalani prosesnya dengan baik. Jelaskan juga kepada anak, hal terpenting dalam belajar adalah proses untuk terus mencari tahu, dan soal hasil hanyalah efek dari sebuah usaha yang terus menerus dilakukan.

Jadi, ketika anak mengalami kegagalan jangan langsung mengatakan hal-hal yang membuatnya malah frustasi atau jadi minder bahkan membanding-bandingkannya dengan anak lain. Sebagai orangtua, Anda harus tetap mendukung buah hati selama proses belajar hingga ia berhasil.


5. Beri Reward yang Dapat Meningkatkan Motivasi Anak

Siapa sih yang tidak suka diberi hadiah oleh orang-orang yang paling dikasihi? Selain orang dewasa, anak-anak pun pasti senang sekali. Bagi anak-anak, memberikan reward atau hadiah adalah salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi diri anak.

Dengan memberikan hadiah, secara tidak langsung akan membantu mengubah perilaku buah hati ke arah yang positif. Namun, dalam hal ini Anda perlu juga berhati-hati ketika ingin memberikan hadiah kepada anak. Bisa saja anak akan semangat atau termotivasi hanya untuk mendapatkan hadiah, setelahnya jadi malas lagi.

Mengutip dari laman Parents, seorang ahli psikologi dari University of Rochester bernama Edward Deci, Ph.D, mengatakan bahwa meskipun hadiah bisa jadi motivasi anak melakukan suatu kegiatan tertentu, namun umumnya ini hanya bersifat sesaat. Ketika anak tidak lagi mendapat hadiah itu, maka motivasinya akan meredup lagi.


Ilustrasi orang tua sedang memberikan reward kepada anak untuk menumbuhkan motivasi diri anak.
Orangtua memberikan reward untuk menumbuhkan motivasi diri anak. | Foto: www.everymum.ie

Supaya tidak terjadi demikian, Anda harus selektif ketika ingin memberikan reward kepada anak. Perlu Anda ingat bahwa memberinya hadiah tidak selalu berupa materi. Ada beberapa hal kecil yang bisa dilakukan sebagai bentuk apresiasi, seperti pelukan, ciuman, atau sebuah pujian atas apa yang buah hati Anda lakukan.

Selain itu, jangan lupa untuk memberitahunya alasan kenapa ia pantas mendapatkan hadiah. Dengan demikian, anak jadi tahu bahwa ia sudah melakukan hal baik dan Anda menyukai itu.


6. Bantu Anak Menyadari dan Mensyukuri Progress yang Dicapai

Tips terakhir menumbuhkan motivasi diri anak yaitu bantu anak menyadari dan mensyukuri proses yang sudah dilalui. Ingatkan bahwa proses belajar adalah mengetahui sesuatu bukan mendapatkan sesuatu. Ini penting bagi para orangtua sehingga tidak menargetkan buah hatinya hal-hal yang berlebihan.

Memberinya target nilai dan hasil yang tinggi sejak kecil pada anak tapi kemampuannya belum memadai, akan membuatnya stres. Jika stres sudah muncul, anak akan merasa takut dengan orangtuanya dan pada akhirnya membuatnya malas belajar.

Menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat tidak seharusnya didasarkan pada hasil dan nilai. Akan tetapi, biarkan anak belajar menjalani prosesnya dengan baik dan jika hasilnya tidak sesuai yang diinginkannya beritahukanlah secara perlahan bahwa ia harus bersyukur sudah sampai sejauh ini. Anda bisa mengatakan “Kamu hebat bisa sampai disini, nak! Mama/Papa yakin, setelah ini kamu bisa lebih baik.”


Butuh konsistensi dan kesabaran lebih bagi para orang tua untuk menumbuhkan motivasi diri anak. Kebanyakan orangtua sulit untuk memahami kemampuan anaknya, karena mereka memandang dalam persepsi sebagai orangtua.

Satu hal yang tak kalah penting adalah Anda harus sesekali masuk dalam kehidupan anak. Berpikir dan merasakan bagaimana anak-anak melihat dunia bermain. Anda mungkin sering dibuat kesal ketika anak terus saja bermain sementara mereka belum belajar sama sekali. Begitu pula sebaliknya, anak juga kesal saat ingin bermain tetapi Anda memintanya untuk belajar.

Sebagai orangtua, sangat penting untuk masuk dan menyelami dunia anak agar Anda bisa membuat keputusan dan memberikannya motivasi yang tepat. Cobalah untuk sesekali mengajaknya bermain sambil belajar agar suasananya jadi lebih menyenangkan. Semoga bermanfaat! ~ Tim Sinotif