Cangkang Telur Purba Sebesar Bola Sepak Berusia 66 Juta Tahun Ditemukan di Antartika

Cangkang Telur Purba Sebesar Bola Sepak Berusia 66 Juta Tahun Ditemukan di Antartika

Oleh Madison Dapcevich

DIPERKIRAKAN sekitar 66 juta tahun yang lalu, seekor reptil laut raksasa diyakini telah meninggalkan telurnya yang sebesar bola sepak di benua Antartika. Ini adalah fosil telur cangkang lunak pertama yang pernah ditinggalkan di benua tersebut, dan ada kemungkinan ditelurkan oleh reptil raksasa yang sudah punah yang disebut “Mosasaurus”.

“Ini berasal dari hewan sebesar dinosaurus, tapi strukturnya benar-benar tidak seperti telur dinosaurus”, ujar Luchas Legendre, periset post-doktoral dari Fakultas Geosciences, Universitas Texas dalam sebuah pernyataan. “Ini lebih mirip telur ‘saudara raksasa’ dari kadal atau ular.

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, bahwa reptil laut raksasa dari zaman Cretaceus tidak bertelur, maka, penemuan semacam ini tidak pernah ada sebelumnya. Ilmuwan Chile pertama kali menemukan fosil itu hampir satu dekade lalu, dan setelah itu fosil tersebut hanya bertengger tanpa label keterangan apa-apa di Museum Nasional. Para ilmuwan bahkan menyebut fosil mirip batu berukuran 28 x 18 cm itu sebagai “sekadar benda”.

Para peneliti mengorek banyak lapisan membran telur dengan mikroskop hanya untuk menentukan bahwa fosil tersebut adalah “telur”. Nah, telur bercangkang tipis yang “terlihat rapuh” ini adalah urutan kedua telur terbesar yang pernah dikaji, setelah telur “burung gajah”. Telur purba tersebut strukturnya mirip kadal atau ular yang ada sekarang, dan mengindikasikan pola hidup ovoviviparous di mana telur berkembang di dalam rahim, dan segera menetas sesaat ketika dikeluarkan.

Bagaimanapun, telur tersebut sudah menetas 10 juta tahun yang lalu. Artinya, spesies apapun yang pernah menempati telur tersebut sudah tidak ada. Meskipun spesies penetas telur tersebut masih simpang siur, para peneliti mengumpulkan 259 data reptil untuk mengetahui perbandingan besar telur dan ukuran tubuh yang menghasilkan kesimpulan bahwa hewan penetas telur tersebut semestinya berukuran panjang lebih dari 6 meter, belum termasuk ekornya. Ada kemungkinan sejenis reptil laut raksasa yang dikenal dengan nama Mosasaurus atau mungkin spesies dinosaurus yang belum diketahui jenisnya. Terlepas dari soal itu, penemuan ini memunculkan klasifikasi makhluk hidup baru: Antarcticoolithus bradyi.

Lokasi telur ditemukan yang dalam formasi batuan juga menggambarkan mengenai kondisi lingkungan di mana telur tersebut menetas. Di dekatnya, ditemukan juga kerangka Mosasaurus dan Plesiosaurus bayi dan dewasa, yang mengarahkan pada kesimpulan sementara bahwa tempat tersebut memang area penetasan telur bagi hewan-hewan tersebut, yang ditandai dengan lingkungan teluk bebatuan yang relatif terlindung.

Tidak terlalu jelas juga bagaimana spesies tersebut menetas. Bisa jadi spesies tersebut bertelur di perairan terbuka dengan cara yang sama seperti ular laut modern, atau dengan cara mendaratkan diri ke pantai dan menggunakan ekornya untuk menciptakan lubang untuk bertelur, seperti penyu-penyu yang ada sekarang.

Penemuan ini telah diterbitkan dalam kolaborasi dengan studi lanjutannya yang menggambarkan bagaimana cangkang lunak telur telah berevolusi sepanjang zaman. []

Diterjemahkan dari iflscience.com