Bukan “Simsalabim” Layaknya Sulapan, Lolos PTN Favorit memang Perlu Persiapan!

Bukan “Simsalabim” Layaknya Sulapan, Lolos PTN Favorit memang Perlu Persiapan!

Gambar 1
sumber foto via kompas.com

Banyak Jalan Menuju Roma!

Masyarakat nusantara tentu sudah sangat familiar dengan pepatah tua yang berlatar sejarah “jalan” pada era kekaisaran Romawi di atas. 

Pepatah yang secara umum dimaknai sebagai  ”ada lebih dari satu cara untuk menggapai kesuksesan” ini memang relevan dengan banyak fakta sosial kehidupan di sekitar kita. Salah satunya yang mungkin akan selalu aktual adalah terkait “jalan” sukses menuju prodi dan perguruan tinggi negeri (PTN) favorit.  

Sejauh ini kita kenal 3 cara seleksi masuk PTN, yaitu melalui jalur undangan atau SNMPTN, SBMPTN, dan jalur Mandiri. Ketiganya mempunyai syarat dan ketentuan yang pastinya berbeda-beda sehingga calon mahasiswa wajib mengerti dan memahaminya sebelum menentukan jalur mana yang akan dipilih.

Menurut data Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) terbaru, tercatat ada 612.049 siswa dari seluruh Indonesia yang mendaftar seleksi SNMPTN 2022 dan hanya 120.643 diantaranya atau 19,71% saja yang dinyatakan lolos dan diterima di 125 PTN yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Sedangkan untuk jalur SBMPTN, dari total 800,852 peserta, hanya 192,810 atau 24,07 persennya saja yang diterima. Dari data faktual tersebut, apa yang bisa kita simpulkan? Jelas terbaca, kalau kedua jalur seleksi masuk PTN tersebut persaingannya sama-sama ketat. 


Gambar 2
sumber foto via klimg.com

Menariknya lagi, meskipun total peserta SNMPTN tahun 2022 secara total naik sebesar 3,09% jika dibandingkan dengan tahun 2021, dari angka 593.667 peserta (2021) menjadi 612.049 (2022), tapi rata-rata peserta edisi dua tahun terakhir ini masih kalah jauh dari edisi tahun-tahun sebelum  pandemi yang rata-rata masih diatas 700.000-an peserta.

Sepertinya pandemi Covid-19 turut mempengaruhi antusiasme masyarakat untuk ikut seleksi masuk PTN dan itu artinya, ke depan ketika situasi pandemi semakin aman, maka peserta bisa dipastikan akan membludak dan itu berarti persaingan akan jauh lebih ketat dan probabilitas diterima pasti semakin kecil.

Lantas, apa yang bisa dilakukan agar tetap bisa bersaing di tengah-tengah persaingan yang begitu kompetitif dengan probabilitas yang semakin kecil? Jangan khawatir, bukankah banyak jalan menuju Roma? Bukankah ada lebih dari satu cara untuk bisa menggapai kesuksesan? 


“Before Anything Else, Preparation is The Key to Success”

Kutipan berbahasa Inggris yang di populerkan oleh Alexander Graham Bell (1847-1922), seorang ilmuwan, pencipta sekaligus pendiri perusahaan telepon bell dari Skotlandia di atas, jika diartikan dalam bahasa Indonesia, maknanya adalah “sebelum hal lain, persiapan adalah kunci menuju sukses”.

Kutipan di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak, kata-kata bijak dari tokoh-tokoh nasional maupun internasional yang menyebut “persiapan” sebagai kunci dari sebuah kesuksesan.

Ini sangat relevan dengan apa yang harus dilakukan siapa saja yang bermaksud mengikuti SNMPTN dan SBMPTN di kesempatan yang akan datang karena faktanya, lolos prodi pilihan di PTN Favorit memang memerlukan persiapan, bukan “simsalabim” layaknya main sulapan!

Khusus untuk seleksi SNMPTN yang juga mempertimbangkan faktor goodwill dan prestasi sekolah asal (SMU sederajat), seperti level akreditasi, prestasi alumni di perguruan tinggi negeri terkait, dan nilai peserta SBMPTN yang diterima pada tahun sebelumnya. Maka, seharusnya sejak lulus SMP sederajat, siswa harus sudah mempertimbangkan goodwill dan prestasi sekolah SMA yang akan dipilih dan lebih baik lagi jika sekaligus ikut bimbingan belajar secara reguler di bimbel terbaik.

Seleksi SNMPTN memang tidak perlu tes, tapi mensyaratkan nilai rapor dari semester awal sampai akhir, jadi calon peserta tes wajib menjaga performa belajarnya agar tetap stabil, syukur-syukur tiap semester ada progress yang terus membaik pada nilai, khususnya untuk mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan prodi yang akan dituju dan tentunya akan lebih bagus lagi jika ada prestasi akademik lain dan atau skill-skill lain yang menunjang. 

Selebihnya, tetap harus bisa mengukur level kemampuan diri secara rasional dan fokus pada prodi dan PTN yang dipilih sesuai dengan jurusan di SMU/sederajat. Di sini sangat tidak disarankan untuk lintas jurusan agar prodi  dan universitas yang dipilih benar-benar tepat sesuai minat, kemauan, dan kemampuan.


Gambar 3
sumber foto via httpsmpn38palembang.sch.id

Berbeda dengan peserta SNMPTN yang hanya bisa mengikutinya sekali seumur hidup, masing-masing peserta SBMPTN bisa mengikuti tes 3 kali atau 3 tahun berturut-turut dihitung sejak tahun pertama lulus SMU sederajat.

Itu sebabnya, peserta SBMPTN di setiap periode tes pasti jauh lebih besar karena bisa mempertemukan tiga angkatan sekaligus dalam sekali periode tes. Melihat fakta ini, persiapan yang cukup dan memadai, tetap menjadi modal penting bagi calon peserta SBMPTN.

Meskipun tidak perlu menjaga performa belajar guna menjaga catatan rapor per-semesternya, tapi untuk tetap menjaga peluang, calon peserta SBMPTN tetap wajib menjaga level kemampuan akademiknya agar tetap bisa bersaing maksimal dalam tes.

Persiapan seperti terus mengikuti perkembangan, berlatih mengerjakan kisi-kisi soal tes dan try out tentunya akan sangat membantu dan akan semakin baik jika disempurnakan dengan mengikuti bimbingan belajar.secara intensif sejak awal masuk sekolah. 


Perlunya Bimbingan Belajar Sejak Dini

Bimbingan belajar sejak dini, sangat bermanfaat bagi siswa yang berakselerasi pada target-target belajar tertentu, salah satunya bisa lolos masuk program pendidikan dari fakultas dan universitas favorit melalui jalur SNMPTN atau SBMPTN.

 

Program bimbingan belajar akan membantu anak-anak memperoleh informasi kisi-kisi materi tes lebih intensif, aktual, terencana dan terprogram dengan baik, termasuk strategi pendalaman pelajaran untuk mendapatkan cara-cara efektif dalam menyelesaikan soal-soal tes.

 

Dengan program bimbingan belajar yang telah terencana dengan baik, otomatis membantu sekaligus mengarahkan anak-anak untuk fokus pada target, karena semua perangkat alat latihan/alat tes yang paling aktual, semuanya sudah disiapkan.

Dengan mengikuti bimbingan belajar, secara kontinyu tidak hanya mempermudah anak-anak dalam memahami pelajaran semata, tapi juga semakin menguatkan mental dan rasa percaya diri mereka agar siap bertarung.

Menariknya, sekarang pilihan lembaga bimbingan belajar, berikut inovasinya semakin banyak dan beragam. Salah satunya yang sekarang sedang “naik daun” adalah bimbel online inovasi terbaik ala Sinotif.

Bimbingan belajar spesialis matematika, fisika, dan kimia ini sanggup memberikan pengalaman belajar online serasa tatap  muka layaknya belajar dalam kelas. Jadi, meskipun belajar dari ruang yang berbeda, murid dan guru tetap bisa berkomunikasi, berinteraksi, bahkan berkolaborasi secara real time.

Tertarik dan penasaran dengan proses belajar online ala Sinotif? Silakan hubungi tim Educational Consultant Sinotif.

Luar biasanya, bimbel online ala Sinotif ini mengadopsi gaya belajar kinestetik yang sangat bermanfaat untuk mengaktifkan saraf di otak untuk penguatan informasi pada proses pembelajaran yang akan menghasilkan pengetahuan, pemahaman dan peningkatan daya ingat siswa. ~ Kartika Eka