Tips Mendampingi Remaja Saat Pubertas Agar Sehat Secara Fisik dan Mental

Masa remaja merupakan salah satu fase yang penuh perubahan dalam kehidupan seorang anak. Perubahan fisik yang cepat, serta pencarian identitas diri yang intens, bisa membuat remaja merasa bingung dan cemas.
Pubertas menjadi momen yang krusial, karena pada tahap ini banyak remaja menghadapi tantangan dalam kesehatan mental. Sebagai orang tua, kita memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan mental remaja agar mereka bisa melewati masa ini dengan lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam menjaga kesehatan mental remaja saat pubertas.
1. Bantu Anak Menciptakan Rutinitas yang Konsisten
Remaja membutuhkan rutinitas yang jelas dalam hidup mereka, terutama di masa pubertas yang penuh dengan perubahan. Membantu mereka memiliki rutinitas harian yang konsisten, seperti waktu tidur yang teratur, makan makanan sehat, dan waktu untuk belajar dan bersenang-senang, akan memberi rasa aman dan terorganisir.
2. Luangkan Waktu untuk Kegiatan Bersama
Menghabiskan waktu berkualitas bersama anak remaja sangat penting. Ini bisa sesederhana mengajak mereka memasak bersama di rumah, menonton film favorit bersama, atau sekadar berjalan-jalan di akhir pekan. Kegiatan seperti ini membantu mempererat hubungan, jadi momen bagi orang tua memberi mereka perhatian penuh, dan menunjukkan bahwa Anda peduli dengan mereka.
3. Buat Tradisi Kecil di Rumah
Ciptakan tradisi atau kebiasaan kecil yang bisa memberi kenyamanan bagi remaja, seperti "family night" setiap minggu, di mana keluarga berkumpul untuk berbicara atau bermain game bersama. Ini memberikan kesempatan untuk terhubung dan berbagi cerita, yang bisa memperkuat hubungan emosional.
4. Ajarkan Self-Care yang Sederhana
Ajarkan remaja cara merawat diri mereka sendiri dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menggunakan basic skincare untuk perawatan kulit, merawat kesehatan rambut, melakukan olahraga ringan secara rutin, atau mencoba aktivitas yang menenangkan seperti mendengarkan musik, membaca novel atau melukis. Remaja yang merasa nyaman dengan rutinitas perawatan diri cenderung lebih baik dalam mengelola stres dan perasaan mereka.
5. Tanyakan Kegiatan Favorit Mereka
Tanyakan apa yang mereka nikmati atau apa hobi mereka. Kadang-kadang remaja merasa tidak dimengerti atau tidak punya ruang untuk menjalani minat mereka. Berikan dukungan penuh terhadap kegiatan mereka, apakah itu olahraga, musik, seni, atau lainnya. Menghargai minat mereka bisa meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan mereka sesuatu yang bisa mereka nikmati dan fokuskan di luar tekanan akademik.
6. Berikan Pujian untuk Usaha, Bukan Hanya Hasil
Seringkali, remaja merasa terbebani dengan ekspektasi orang tua terhadap prestasi mereka. Alih-alih hanya memberi pujian untuk nilai atau pencapaian tertentu, beri penghargaan pada usaha yang telah mereka lakukan. Ini bisa memberikan dorongan motivasi tanpa menambah tekanan. Misalnya, "Ibu bangga kamu sudah berusaha keras untuk belajar, teruskan ya!"
7. Jangan Takut untuk Menyentuh Topik Perasaan
Sesekali, ajak anak untuk berbicara tentang perasaan mereka. Gunakan pendekatan yang santai dan tanpa tekanan, misalnya dengan mengatakan, "Hari ini kamu kelihatan sedikit murung, ada yang ingin kamu ceritakan?"
Jika mereka tidak langsung ingin berbicara, jangan dipaksakan. Yang penting adalah menunjukkan bahwa Anda ada untuk mendengarkan kapan pun mereka siap.
8. Batasi Screen Time dan Media Sosial
Terpapar media sosial secara berlebihan dapat menambah kecemasan dan perasaan tidak percaya diri pada remaja. Batasi screen time dan dorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas lain yang lebih produktif, seperti membaca buku, berolahraga, atau berinteraksi secara langsung dengan teman-teman.
9. Beri Pilihan, Jangan Perintah
Saat memberi arahan atau meminta anak melakukan sesuatu, berikan mereka pilihan. Misalnya, jika mereka harus menyelesaikan pekerjaan rumah, tawarkan pilihan waktu atau cara untuk melakukannya, "Kamu mau mulai sekarang atau setelah makan siang?" Memberikan pilihan membuat mereka merasa lebih dihargai.
10. Perhatikan Bahasa Tubuh dan Ekspresi Wajah
Remaja sering kali menyembunyikan perasaan mereka melalui kata-kata, tetapi bahasa tubuh atau ekspresi wajah mereka bisa memberi petunjuk. Perhatikan tanda-tanda seperti ketegangan tubuh, ekspresi wajah yang murung, atau jika mereka lebih banyak diam. Jika Anda merasakan ada yang tidak beres, bisa mulai mengajak mereka berbicara dengan cara yang penuh perhatian dan penuh kasih sayang.
11. Jaga Hubungan dengan Teman-Teman Anak
Dukungan sosial sangat penting bagi remaja. Cobalah untuk mengenal teman-teman anak dengan baik, tanpa menghakimi. Jika merasa nyaman dengan pertemanannya, anak biasanyalebih cenderung merasa lebih bahagia dan percaya diri. Anda juga bisa mengajak teman-teman mereka untuk datang ke rumah agar bisa mengobrol dan berkenalan.
~Afril