Tahapan Pemberian Sex Education yang Sesuai dengan Usia Anak

Tidak pernah terlalu dini memberikan sex education pada anak-anak. Berbicara tentang seks, seksualitas, dan tubuh sejak mereka masih muda dapat membantunya memahami bahwa seks dan seksualitas adalah bagian kehidupan yang sehat.
Pembicaraan yang terbuka dan jujur ketika anak-anak masih kecil dapat membuat pembicaraan selanjutnya lebih mudah dan menjadi dasar agar mereka dapat membuat pilihan yang lebih sehat tentang seks ketika dewasa.
Orang tua yang memberikan sex education sejak dini pada anak-anak juga bisa membuat mereka tidak sungkan untuk mencari informasi yang terbuka, jujur, dan dapat diandalkan dari ayah dan ibunya.
Anak-anak juga mendapatkan pemahaman bahwa mereka tidak perlu merasa takut atau malu untuk bertanya kepada orang tua tentang seks dan seksualitas.
3 Langkah Berbicara Tentang Seks pada Anak
Langkah-langkah dasar ini dapat membantu orang tua berbicara dengan anak-anak tentang seks.
-
Pertama, akui bahwa anak-anak mungkin penasaran dan cari tahu apa yang sudah diketahuinya.
-
Kedua, perbaiki informasi yang salah dan berikan fakta, jangan dibiarkan.
-
Ketiga, gunakan pembicaraan tentang seks sebagai kesempatan untuk berbicara tentang pikiran atau perasaanmu sendiri.
Tahapan Pemberian Sex Education sesuai Usia Anak
-
0 – 2 Tahun
Orang tua bisa menggunakan momen sehari-hari untuk membantu anak-anak belajar tentang tubuh. Misalnya, waktu mandi atau saat membantu mereka berpakaian bisa menjadi saat yang tepat untuk memperkenalkan nama-nama bagian tubuh, bahkan bagian intim mereka.
Ini juga bisa menjadi saat yang tepat untuk memberikan pesan tentang perilaku sehat dan alami. Misalnya, jika anak menyentuh alat kelamin saat kamu mengganti popoknya, tidak apa-apa. Ketika mereka sudah lebih besar, mulailah berbicara tentang perilakunya di publik dan pribadi.
-
2 – 3 Tahun
Sebagian besar anak di usia ini sangat ingin tahu tentang tubuhnya sendiri dan anak-anak lain. Anak juga akan melihat bahwa tubuh yang berbeda memiliki bagian tubuh yang berbeda.
Jika anak bertanya mengapa atau berkata “Apa itu?” saat melihat bagian tubuh anak lain yang berbeda dengannya, beri pemahaman bahwa setiap bagian tubuh memiliki nama dan 'pekerjaan' sendiri untuk dilakukan.
Melihat buku dengan anak-anak juga dapat membantu. Kamu dapat menggunakan gambar untuk membantu mereka mempelajari nama-nama untuk bagian tubuh dan memahami bahwa tubuh berbeda.
-
4 – 5 Tahun
Anak-anak di usia ini sering bertanya dari mana bayi berasal. Barilah pehamanan pada mereka bahwa bayi tumbuh di rahim dan untuk membuat bayi membutuhkan sperma (seperti biji kecil) dan sel telur (seperti telur kecil).
Jika anak bertanya 'Dari mana aku berasal?', tanyakan balik 'Bagaimana menurutmua?'. Ini akan membantu orang tua untuk mengetahui apa yang sebenarnya ditanyakan anak dan seberapa banyak yang dimengertinya.
Jika ibu sedang hamil, anak mungkin bertanya, 'Di mana bayinya keluar?'. Berikan jawaban sederhana, tetapi akurat seperti 'Bayi itu tumbuh di rahim. Ketika bayi selesai tumbuh, ia keluar melalui jalan lahir yang disebut vagina atau dari luka yang akan dibuat dokter di perut'.
-
6 – 8 Tahun
Pada usia 6 tahun, banyak anak tertarik pada bagaimana bayi dibuat dan mungkin bertanya tentang hal tersebut. Jika anak bertanya, tanyakan kepada anak apa yang dipikirkannya. Jadi, orang tua akan memahami apa yang sudah diketahui anak.
Lalu, jelaskan dengan sederhana sambil memberikan informasi sebanyak mungkin yang nyaman untuk anak-anak. Beritahukan bahwa bayi terjadi saat ayah dan ibu melakukan hubungan seksual saat vagina dan penis bertemu.
Penjelasan ini akan memberikan pemahaman pada anak bahwa hubungan seksual dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah dan bukan untuk anak-anak.
Selain itu, jelaskan juga bahwa kadang-kadang bayi hadir dengan cara yang berbeda, seperti IVF, adopsi, serta pengasuhan atau perawatan kakek dan nenek.
-
9 – 11 Tahun
Pada usia ini, anak-anak mungkin tertarik dan ingin atau perlu membicarakan hal-hal seperti bagaimana bayi dibuat, masturbasi, atau seks. Mereka mungkin mengajukan beberapa pertanyaan yang mengejutkan seperti 'Apakah ayah dan ibu melakukan masturbasi?' atau 'Apakah mama dan papa berhubungan seks?'
Pada usia ini, anak-anak juga mungkin melakukan masturbasi, bahkan beberapa lebih sering daripada yang lain. Sebenarnya, masturbasi sehat jika anak melakukannya secara pribadi tanpa perasaan bersalah dan malu, serta tidak mempengaruhi aktivitas yang lain.
Orang tua dapat memulai percakapan dengan anak seusia ini dengan bertanya, ‘Kamu pernah dengar tentang masturbasi?'. Dengan membicarakannya, Ini dapat membantu anak-anak merasa nyaman dengan diri sendiri dan memberitahu bahwa mereka bisa dengan nyaman membicarakan hal-hal seperti ini.
Jika anak-anak ingin tahu mengapa orang dewasa berhubungan seks, bisa diawali dengan penjelasan seperti, 'Seks adalah salah satu cara bayi dibuat'. Pertanyaan ini juga merupakan kesempatan bagus untuk berbagi pemikiran tentang seks yang sehat kepada mereka.
Jika anak-anak bertanya kapan orang tuanya pertama kali berhubungan seks, mereka mungkin mencoba menentukan usia yang 'tepat' untuk mulai berhubungan seks. Orang tua dapat menjawab lebih umum dengan mengatakan, 'Seks adalah kegiatan pribadi bagi orang-orang yang sudah dewasa yang sudah siap untuk menikah. Usia yang tepat untuk mulai berhubungan seks berbeda untuk setiap orang.’
-
Praremaja dan Remaja
Tetap memberikan sex education pada anak-anak di usia ini sangat penting karena akhir-akhir ini mereka dibanjiri oleh lebih banyak informasi daripada sebelumnya, khususnya dari internet.
"Jika anak memiliki pertanyaan dan orang tua tidak ingin menjawabnya, mereka akan mencari jawabannya sendiri. Mungkin ke Internet atau ke teman-teman mereka yang juga berusia 12 tahun," jelas dokter anak dan penulis Cara Natterson, MD.
Anak-anak praremaja dan remaja menjadi lebih sulit diajak bicara jika mereka sudah mendapatkan informasi dari teman sebayanya, baik secara online maupun di kehidupan nyata.
Bicara tentang kehidupan online, orang tua juga harus memberitahukan aturan-aturan mengenai keamanan internet, seperti apa yang aman dan pantas dilakukannya secara online.
Cara bilang, "Beritahu anak-anak bahwa batasan yang mereka terapkan tentang tubuhnya juga berlaku di ruang digital. Ingatkan bahwa mereka memiliki kuasa atas tubuhnya, termasuk di ruang digital."
Dia juga merekomendasikan berbicara dengan anak-anak dengan cara “berandai-andai” sehingga mereka tahu apa konsekuensi atau risiko yang akan dihadapinya nanti. Misalnya, apa yang akan terjadi jika mereka membiarkan orang lain menyentuh bagian intim tubuhnya dan sebagainya.
Informasi dalam sex education yang diberikan orang tua kepada anak sangat penting, tetapi yang benar-benar penting adalah terus membicarakannya. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk mulai membicarakannya dengan anak-anak.
~Febria