Siapa Bilang Orang Tua Tidak Bisa Narsis? Ini Ciri-Ciri dan Dampaknya pada Anak!

Siapa Bilang Orang Tua Tidak Bisa Narsis? Ini Ciri-Ciri dan Dampaknya pada Anak!
Narcissistic personality disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental saat seseorang memiliki rasa kepentingan terhadap diri sendiri yang meningkat, memiliki kebutuhan yang mendalam akan kekaguman pada dirinya, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Namun, di balik topeng kepercayaan diri yang sangat tinggi tersebut, sebenarnya ada harga diri yang rapuh yang rentan terhadap kritik sekecil apa pun. Nah, faktanya adalah banyak orang tua yang memiliki kepribadian seperti ini.
Orang tua narsis sangat posesif, kritis, dan mengendalikan anak-anaknya. Orang tua seperti ini takut anak-anaknya mandiri dan akan mempermalukan dirinya yang narsis. Itulah sebabnya anak yang dibesarkan oleh orang tua narsis dapat memiliki harga diri yang buruk dan bahkan berperilaku yang menyabotase diri saat dewasa.
Ciri-Ciri Orang Tua yang Narsis
Beberapa ciri umum orang tua narsis adalah senang memanipulasi dan sangat egois. Namun, sikap narsis yang diperlihatkan ayah dan ibu bisa berbeda. Berikut perbedaannya.
Tanda Umum Ibu dengan NPD
Ibu narsistik sebagian besar egois yang merasa dunia berputar di sekitarnya sehingga anak-anak juga merasakannya. Berikut beberapa tandanya.
-
Membandingkan saudara kandung satu sama lain dan dengan teman sebayanya
-
Memilih "anak emas" yang tidak tercela dan mengkambinghitamkan anak yang lain atas segalanya
-
Mempermalukan dan mendorong rasa bersalah pada anak untuk mengontrolnya
-
Selalu mengubah topik pembicaraan ke dirinya sendiri
-
Mengkritik anak-anaknya untuk meningkatkan egonya
-
Mengharapkan pujian untuk menjadi ibu
-
Bersaing dengan anak-anaknya
-
Tidak ada kesadaran kalau perilakunya mempengaruhi anak-anaknya
Tanda Umum Ayah dengan NPD
Ayah narsis tidak mampu melakukan hubungan orangtua dan anak dengan baik karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk menawarkan dorongan dan dukungan yang konsisten kepada anak-anaknya. Berikut adalah beberapa tanda paling umum dari ayah narsistik.
-
Menikmati menjadi pusat perhatian
-
Tidak sering berada di rumah karena membutuhkan lebih banyak perhatian dan kekaguman dari orang asing, kenalan, dan kolega daripada dari keluarganya
-
Memperlihatkan kesukaan dengan kesuksesan atau kekuasaan
-
Melakukan kegiatan yang dia sukai, tetapi kurang tertarik pada apa yang dinikmati keluarga
-
Mengabaikan batasan orang lain
-
Bereaksi bahkan terhadap kritik kecil dengan mempermalukan atau bahkan mengamuk, yang kadang-kadang menjadi ekstrem
-
Menyendiri dan tidak simpatik, tetapi sangat sensitif terhadap rasa sakitnya sendiri
-
Mengambil keuntungan orang lain untuk kebaikannya sendiri, bahkan mengeksploitasinya
Dampak Negatif Orang Tua Narsis yang Dirasakan Anak
Dibesarkan oleh orang tua dengan NPD bisa membuat anak-anak mungkin mengalami kesulitan melindungi diri dari perilaku narsistik, yang dapat menyebabkan efek kesehatan mental jangka panjang. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang akan dirasakan anak.
1. Anak sulit mengurus kebutuhan diri sendiri
Orang tua narsistik sering mengajarkan anak-anaknya bahwa kebutuhan mereka tidak penting. Itulah sebabnya anak-anak mungkin mengalami tingkat rasa bersalah yang tinggi, keraguan diri, dan harga diri yang rendah sehingga kesulitan membuat keputusan dalam kehidupannya.
2. Merasa Sulit Membuat Batasan yang Sehat
Anak-anak dari orang tua narsis mungkin merasa sulit untuk membuat batasan dengan orang lain karena orang tuanya sendiri tidak menghormati batasan yang mereka tetapkan. Hal ini bisa membuat anak tidak nyaman sehingga menyebabkan perasaan bersalah dan malu.
3. Terus-menerus Mencoba Menyenangkan Orang
Memiliki orang tua narsis mungkin membuat anak-anaknya tumbuh dengan belajar bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang adalah dengan melakukan apa pun untuk menyenangkan mereka.
Perlakuan ini dapat menyebabkan gaya keterikatan yang tidak aman, kodependensi dengan pasangan, dan hubungan romantis yang tidak sehat atau bahkan berbahaya.
4. Menunjukkan Sifat Narsistik terhadap Orang Lain
Orang tua merupakan panutan pertama anak. Jika anak-anak dibesarkan oleh orang tua yang narsis, maka mereka dapat tumbuh untuk percaya bahwa cara orang tua memperlakukannya adalah bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain.
Anak-anak yang dibesarkan orang tua narsis mungkin menemukan dirinya dengan sifat-sifat yang sama, seperti keegoisan, hipersensitivitas, atau daya saing yang kuat.
5. Mengalami Gejala Gangguan Kesehatan Mental
Sebuah studi pada 2012, disebutkan bahwa anak-anak dari orang tua dengan sifat narsistik atau NPD lebih mungkin mengembangkan kondisi perilaku negatif atau emosional, bahkan di awal kehidupan. Itulah mengapa anak dengan orang tua narsistik dapat mengembangkan kondisi seperti gangguan kecemasan, depresi, atau bahkan gangguan stres pasca-trauma (PSTD).
Apa yang Harus Dilakukan oleh Anak dengan Orang Tua Narsis?
TIdak mudah sembuh dari dampak negatif akibat dibesarkan oleh orang tua yang narsis. Namun, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan.
1. Akui Kenyataannya
Salah satu langkah terpenting dalam proses penyembuhan adalah memahami bahwa banyak orang dengan sifat narsistik atau NPD mungkin tidak memiliki keinginan untuk berubah atau menghadapi hambatan untuk berubah. Jadi, akui kalau anak mungkin tidak akan bisa mengubah orang tuanya.
2. Tetapkan Batasan Pribadi
Orang dengan sifat narsistik atau NPD mungkin menolak untuk menghormati batasan anak-anaknya, bahkan di masa dewasa. Jadi, pastikan anak menetapkan dan menjaga batasan apa pun yang dibutuhkan untuk tetap aman dan sehat bersama orang tua.
3. Dapatkan Bantuan Profesional
Memperbaiki hubungan dengan orang tua narsis tidaklah mudah dan seringkali ada banyak sejarah emosional untuk diproses. Anak harus mendapatkan dukungan dari diri sendiri, sistem pendukung, atau profesional kesehatan mental yang terlatih.
Terapi keluarga dapat menjadi pilihan yang bagus jika anak dan orang tua siap untuk berbicara jujur dan memulai jalan untuk memperbaiki hubungan. Temukan profesional kesehatan mental yang tepat untuk membantu proses ini.
Satu hal yang perlu diingat, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua narsistik lebih mungkin mengembangkan kondisi emosional dan perilaku yang negatif. Jadi, pertimbangkan untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dalam menghadapinya.
~Febria