Parents, Ini Cara Terbaik untuk Mengatasi Pertengkaran (atau Persaingan) antar Saudara Kandung!
Bagi orang tua memiliki lebih dari satu anak, Anda kemungkinan besar sudah tidak asing lagi dengan pertengkaran dan persaingan antar saudara kandung. Faktanya, bahkan hubungan saudara kandung yang terbaik pun bisa mengalami konflik dan gesekan.
Bagi anak-anak yang masih lebih kecil, perselisihan bisa menjadi agresif yang melibatkan fisik atau teriakan dan komentar jahat. Ini karena mereka masih belajar untuk mengendalikan emosinya sehingga perselisihan dan perkelahian seperti bukanlah hal yang aneh.
Penyebab Umum Konflik Saudara Kandung
Setiap pertengkaran mungkin dipicu oleh hal yang berbeda. Misalnya, tentang siapa yang harus menyapu lantai atau siapa yang harus memutuskan acara TV atau film apa yang akan ditonton, dan sebagainya. Namun, akar penyebabnya mungkin adalah masalah yang lebih besar.
Dalam beberapa kasus, penyebab konflik saudara kandung ini mungkin adalah benturan kepribadian atau perasaan persaingan yang belum terselesaikan. Contohnya, jika ada anak yang merasa ayah atau ibunya lebih menyukai saudara kandungnya, maka dia akan merasa kesal karena berpikir tidak bisa mengubahnya.
Bisa juga karena salah satu saudara lebih menyukai hal-hal yang lebih tenang dan tenang, sedangkan satunya lagi lebih menyukai aksi dan petualangan.
Percaya atau tidak, meskipun ini bukan hal positif, tetapi ada beberapa manfaat dari persaingan antar saudara. Hal ini dapat membantu mereka belajar menavigasi perebutan kekuasaan, berkompromi, mengelola dan menyelesaikan konflik, menetapkan batas-batas dan bersikap tegas, dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya, tujuannya bukanlah untuk menghilangkan persaingan antar saudara, tetapi untuk menggunakan konflik sebagai momen pembelajaran dan memaksimalkan manfaat yang mungkin dihasilkan dari persaingan antar saudara.
Apa yang Bisa Dilakukan oleh Orang Tua untuk Mengatasinya?
Meskipun konflik antar saudara kandung merupakan hal yang biasa dan bahkan mungkin bisa memberikan manfaat, tetapi bukan berarti orang tua diam saja saat anaknya bertengkar atau bahkan bersaing. Apalagi jika caranya mulai tidak sehat. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua.
1. Tetapkan Aturan dan Nilai-Nilai Keluarga
Bekerjasama dengan anak-anak, buatlah dan tempelkan aturan keluarga yang jelas untuk membantu meminimalkan konflik. Aturan yang berkaitan dengan konflik saudara kandung misalnya tidak boleh memukul, menggunakan kata-kata untuk menyelesaikan masalah, meminta izin sebelum menggunakan barang milik orang lain, memanggil satu sama lain dengan nama dan bukan dengan kata-kata kasar), dan sebagainya.
Lalu, buat anak-anak agar mengetahui nilai-nilai keluarga yang dianut bersama, seperti rasa hormat, kebaikan, dan saling mendukung. Membuat manifesto keluarga adalah cara yang bagus untuk memberikan rasa persatuan bagi keluarga Anda. Sekali lagi, libatkan anak-anak dalam proses pembuatannya yang membuat mereka lebih mudah untuk mematuhinya.
2. Tetaplah Bersikap Tenang Dan Senetral Mungkin
Penelitian menunjukkan bahwa, ketika orang tua memihak pada anak yang lebih muda—seperti yang cenderung dilakukan ketika menengahi konflik saudara kandung, anak-anak cenderung lebih jarang berinteraksi satu sama lain. Dekati konflik dengan asumsi yang terbaik bagi kedua anak yang terlibat. Lebih baik bilang, "Apa yang terjadi di sini?" daripada "Apakah kamu menyakiti adikmu lagi?".
Dalam pertengkaran antar saudara, akan ada dua sisi dari setiap cerita. Biarkan setiap anak merasa bahwa dia didengarkan, tanpa penghakiman atau gangguan. Seringkali, anak-anak merasa jauh lebih baik setelah melampiaskan masalahnya kepada ibu atau ayah, terutama jika mereka merasa dapat menyatakan posisinya dan akan didengarkan secara adil.
3. Ajarkan Anak-Anak Cara Menangani Konflik Dengan Cara yang Positif
Anak-anak yang diajari cara mengelola perselisihan dengan cara yang konstruktif akan berada dalam kerangka berpikir yang jauh lebih baik untuk menyelesaikan perselisihan dan melewati pertengkaran. Jadi, ajarkan mereka untuk mendengarkan sudut pandang saudaranya atau tidak saling berteriak atau memanggil sebutan tidak baik kepada saudaranya.
Anak-anak yang tumbuh dewasa dengan belajar cara mencegah dan menyelesaikan konflik dengan saudaranya akan lebih baik dalam bernegosiasi dan berkompromi dalam hubungan di masa depan, baik di tempat kerja maupun di rumah.
Mempelajari cara menangani perselisihan dengan saudara-saudaranya akan membantu anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang terampil dalam menyelesaikan perbedaan dan lebih baik dalam mengelola hubungan dengan orang lain.
4. Bantu Anak-anak Belajar Mengatur Emosi Negatif Selama Konflik
Ajarkan anak-anak cara mengidentifikasi emosi diri sendiri dan saudara kandungnya, lalu kembangkan strategi untuk mengatur emosi tersebut. Misalnya, dengan menarik napas dalam-dalam, pergi ke tempat yang "tenang", meminta bantuan orang tua, dan sebagainya.
Namun, yang perlu diingat adalah orang tua harus mengajarkan dan melatih keterampilan ini saat anak tenang, bukan saat terjadi konflik!
Orang tua juga mungkin perlu memberi anak waktu untuk menenangkan diri sebelum menyelesaikan masalah. Pisahkan anak-anak dan tempatkan mereka ke area yang berbeda di rumah untuk menenangkan diri sesuai kebutuhan. Namun, katakan pada mereka, "Kita akan menyelesaikan masalah ini bersama-sama, tetapi kamu perlu mengambil beberapa menit untuk menenangkan diri terlebih dahulu."
Tips yang Harus Dilakukan Para Orang Tua
Selain melakukan beberapa cara kepada anak agar mereka mampu mengatasi konflik antar saudara kandung, orang tua juga tidak boleh tidak diam dan harus ikut berusaha menjadi lebih baik. Berikut beberapa tips yang harus dilakukan.
-
Hindari membanding-bandingkan atau membuat persaingan pada anak
-
Habiskan waktu bersama anak, baik bersamaan maupun secara terpisah
-
Dorong hubungan positif antara anak, jangan memaksanya
-
Ajak anak-anak melakukan kegiatan keluarga yang membangun koneksi, rasa memiliki, dan persatuan
-
Ajak anak-anak melakukan aktivitas yang membuat mereka bermain bersama dan mendorong mereka
-
Ingatlah bahwa dalam konflik apapun, tidak ada anak yang benar atau salah, baik atau buruk
Meskipun cara-cara di atas sudah dilakukan, jangan berharap konflik antara saudara kandung akan langsung hilang dan tak pernah muncul kembali. Tak apa jika antara saudara kandung bertengkar, asalkan tidak berlarut dan tidak menjadi konflik besar yang tidak bisa diatasi.
~ Febria