Para Orang Tua, Begini Cara Mengajarkan Seni Memaafkan pada Anak!

Para Orang Tua, Begini Cara Mengajarkan Seni Memaafkan pada Anak!
Memaafkan bukan hal yang mudah. Jika banyak orang dewasa yang masih sulit melakukannya, bayangkan dengan anak-anak. Itulah mengapa orang tua sebaiknya mengajarkan seni memaafkan kepada anak sejak dini.
Mengapa? Karena dengan memaafkan, anak-anak bisa memulai proses penyembuhan dirinya, bukan malah memperburuk rasa sakit yang dirasakannya. Dengan mengajarkan anak-anak cara memaafkan, ini akan membuat hidup dan hubungan mereka lebih harmonis.
Menurut profesor psikologi di North Carolina State University, Kelly Lynn, mengajari anak-anak untuk memahami sudut pandang orang lain dapat mempermudah mereka untuk belajar memaafkan orang lain. Mendorong anak-anak untuk meminta maaf dengan tulus dapat membantu mereka mendapatkan pengampunan dari orang lain.
Dalam penelitian yang dilakukannya, Kelly menemukan tiga fakta utama mengenai seni memaafkan pada anak-anak, yaitu:
-
Anak-anak lebih cenderung memaafkan seseorang jika mereka telah meminta maaf.
-
Anak-anak lebih cenderung memaafkan orang-orang yang merupakan "bagian dari kelompoknya".
-
Semakin maju keterampilan 'Teori Pikiran' seorang anak, semakin besar kemungkinan dia untuk memaafkan orang lain.
'Teori pikiran' yang dimaksud adalah kemampuan anak untuk memahami bahwa keyakinan, niat, dan keinginan orang lain berbeda dari dirinya sendiri.
Jangan Memaksakan Seni Memaafkan pada Anak
Meskipun seni memaafkan sangat penting, tetapi anak-anak tidak bisa dipaksa untuk memaafkan. Tidak ada untungnya memaksa mereka untuk mengatakan sesuatu jika mereka tidak bermaksud untuk mengatakannya.
Orang tua seharusnya menekankan nilai dan keuntungan dari memaafkan pada anak-anak. Tekankan bahwa tindakan memaafkan harus berasal dari hatinya dan bukan dari tuntutan orang lain. Beri waktu pada mereka untuk bisa melakukannya.
Itulah mengapa, salah satu hal yang seharusnya difokuskan oleh orang tua mengenai seni memaafkan ini adalah membantu anak-anak memahami pentingnya meminta maaf dengan cara yang berarti. Permintaan maaf harus menunjukkan bahwa si anak memahami mengapa tindakannya salah dan tidak dapat diterima.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah mengajari anak-anak untuk menghargai sudut pandang orang lain, bahkan ketika mereka tidak setuju dengan sudut pandang tersebut. Ajari mereka untuk memperlakukan orang lain seperti mereka ingin diperlakukan.
Cara Mengajarkan Seni Memaafkan pada Anak
Ada beberapa cara untuk mengajari anak-anak tentang seni memaafkan yang dapat membantu mereka belajar melepaskan dendam dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia.
1. Berikan Contoh
"Lakukan seperti yang kami katakan" bukan cara terbaik untuk mengajari anak-anak untuk bisa memaafkan. Ingat, seni memaafkan tidak bisa dipaksakan.
Anak-anak cenderung mengulangi tindakan yang mereka lihat dilakukan oleh orang tuanya, daripada hanya mendengarkan apa yang orang tua perintahkan secara verbal untuk mereka lakukan.
Ketika seni memaafkan menjadi hal biasa yang dapat dilihat anak-anak dalam kehidupan orang tuanya terhadap satu sama lain atau kepada teman dan anggota keluarga besar, anak-anak akan belajar dengan contoh tersebut.
2. Ajarkan tentang Keseimbangan
Bantu anak-anak memahami bagaimana mencapai keseimbangan yang sehat antara tidak membiarkan diri diperlakukan dengan buruk, tetapi tetap bisa memaafkan orang lain.
Misalnya, beri pengertian pada anak bahwa tidak sehat jika membiarkan teman yang sama mengulangi perilaku menyakitkan yang sama dan memaafkannya berulang kali, tanpa dia menunjukkan tanda penyesalan sedikitpun.
Orang tua dapat mengajari anak-anak tentang empati, serta kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Ini dapat membantu mereka untuk dengan cepat mengidentifikasi teman yang memang menunjukkan penyesalan sehingga harus dimaafkan dan yang tidak perlu dimaafkan.
3. Tetapkan Batasan
Seni memaafkan adalah mengetahui kapan harus memaafkan dan melupakan. Menurut buku “Growing Friendships: A Kids 'Guide to Making and Keeping Friends” yang ditulis Eileen Kennedy-Moore dan Christine McLaughlin, ini adalah garis besar untuk membantu menetapkan kapan harus memaafkan dan melupakan:
-
Jika kesalahan hanya terjadi satu kali dan mungkin tidak akan terjadi lagi, maafkan dan lupakan.
-
Jika kesalahan tidak dilakukan dengan sengaja, maafkan dan lupakan.
-
Jika kesalahan tidak terlalu buruk, maafkan dan lupakan.
-
Jika teman dengan tulus meminta maaf, maafkan dan lupakan.
-
Jika teman yang biasanya baik melakukan kesalahan, maafkan dan lupakan.
-
Jika itu terjadi lebih dari sebulan yang lalu, maafkan dan lupakan.
Panduan seperti ini dapat membantu mengarahkan anak-anak ke arah hubungan apapun yang sehat.
4. Ajarkan Anak Cara Mengatasi Rasa Marahnya
Jika anak-anak dapat belajar memaafkan pada usia yang sangat muda, begitu juga dengan cara mengatasi kemarahan. Semuanya dimulai dari rumah. Memiliki keluarga dengan rasa damai dan memaafkan menjadi hal yang biasa dilakukan, dapat membantu anak-anak belajar untuk mengatasi kemarahannya.
Anak yang merasa tidak aman di rumahnya bisa membuat kemarahannya menjadi sangat produktif. Jika orang tua tidak bisa mengatasinya, carilah konseling keluarga agar anak bisa mengatasi kemarahan dengan cara yang sehat.
Trik Agar Anak Bisa Lebih Mudah Memaafkan
Bagaimana jika kita bisa melakukan ini dengan cara yang menyenangkan? Berikut adalah beberapa kegiatan menarik untuk memberikan pelajaran tentang pengampunan kepada anak-anak kita.
1. Buat Hati yang “Bersih”
Gunting kertas berbentuk hati, lalu coret-coret di atasnya menggunakan pensil, dan berikan kepada anak. Sekarang, minta anak untuk membersihkan coretannya menggunakan penghapus. Jelaskan padanya bahwa apa yang dilakukannya sama dengan memaafkan.
2. Hias Kado “Pengampunan”
Mintalah anak untuk membungkus kotak kosong dengan kertas kado dan menghiasnya. Kemudian, jelaskan kepadanya bagaimana memaafkan itu seperti kado yang sedang dibungkusnya. Jadi, orang yang permintaan maafnya diterima akan merasa senang seperti mendapatkan kado.
3. Berjalan dengan Sepatu Orang Lain
Berikan anak sepasang sepatu yang bukan miliknya dan minta dia berjalan dengannya. Lalu, jelaskan betapa sulitnya untuk berjalan dengan sepatu yang bukan miliknya. Sama seperti saat sedang memahami sudut pandang orang lain, yang memang sulit dimengerti karena bukan miliknya. Namun, itu tidak bisa menghalanginya untuk memaafkan.
Jadi, sudah siap untuk mengajarkan seni memaafkan yang sangat penting pada anak?
~Febria