Mengenali Gaya Belajar Anak

Mengenali Gaya Belajar Anak

Pada umumnya, semua orang memiliki gaya belajarnya masing-masing. Namun, tentunya ada yang lebih dominan dari semua tipe gaya belajar tersebut. Ada yang hanya dengan mendengar sudah bisa memahami, ada yang hanya dengan melihat sudah bisa memahami, ada yang perlu bergerak atau sembari melakukan sesuatu baru bisa memahami.

Yuk kita simak, tipe-tipe gaya belajar siswa dan tips mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa.

Tipe yang pertama adalah tipe pembelajar visual. Mereka cenderung fokus pada penglihatan. Belajar dengan gaya belajar visual menggunakan indra mata dalam mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, serta membaca media. Tipe visual biasanya akan lebih nyaman belajar dengan  sesuatu berupa warna, garis, maupun bentuk. Secara lebih detail, karakteristik siswa bergaya belajar visual adalah siswa tersebut sangat rapi serta teratur, mementingkan penampilan, mengingat dengan gambar, sangat suka membaca, berbicara cepat, lebih suka seni daripada musik, selalu mencermati gerak bibir pada saat berbicara dengannya, cenderung suka peragaan ketimbang penjelasan secara lisan, teliti, serta pengeja yang baik.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat berhadapan dengan tipe pembelajar visual.

  1. Berikanlah buku-buku yang banyak ilustrasi gambar dan warnanya.
  2. Perbanyak menggunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta, serta memanfaatkan multimedia atau teknologi seperti komputer, OHP, kamera video, live video feed/sirkuit tertutup TV, fotografi, internet, dll.
  3. Dorong siswa untuk menggunakan highlighter atau menggarisbawahi bagian-bagian yang penting dari catatan atau buku cetaknya.
  4. Memperhatikan penerangan tempat belajar. Tipe visual sangat dominan menggunakan indra penglihatan. Oleh sebab itu, penerangan tempat anak belajar perlu diperhatikan.
  5. Hindarkan “polusi visual” di sekitar tempat mereka belajar. Tipe visual sangat mudah terganggu konsentrasinya dengan hal-hal yang sifatnya visual.
  6. Pastikan buku catatan mereka lengkap dan tidak ketinggalan mencatat.
  7. Visualisasikan apa yang sedang mereka ingin ingat. Saat siswa mempelajari sesuatu, doronglah mereka untuk membayangkan kejadiannya, tidak hanya mengingat teksnya saja.
  8. Mencatat kembali bahan pelajaran. Seorang visual learners cenderung rapi dan suka hal yang singkat dan jelas.
  9. Warna adalah rangsangan utama bagi tipe visual, jadi gunakan sebanyak mungkin warna untuk menandai tugas/pekerjaan siswa.
  10. Ajak siswa untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar ataupun tulisan.
  11. Menggunakan Mind Map.

 

 

Tipe yang kedua adalah tipe pembelajar auditori, merela sangat mudah mengikuti instruksi verbal dibandingkan instruksi-instruksi tertulis. Orang-orang dengan gaya belajar ini juga lebih sensitif dengan nada, suara, dan ritme. Tipe auditori lebih mudah belajar dengan kembali mengulang dan membicarakan hal-hal yang ingin diingat. Karakteristik siswa bergaya belajar auditori yaitu pembicara yang fasih, suka belajar kelompok, menyukai musik, lebih mudah paham dengan mendengarkan, senang membaca dengan suara lantang, baik dalam berbicara maupun menyampaikan cerita, sangat bijak selama berbicara, serta belajar dengan mendengar maupun meningat.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat berhadapan dengan tipe pembelajar Auditori.

  1. Guru dapat mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi.
  2. Mendorong siswa untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
  3. Menggunakan musik atau dilagukan. 
  4. Guru dapat menggunakan rekaman dan biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong anak untuk mendengarkannya sebelum tidur.
  5. Menggunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio, dll), saat belajar. 
  6. Sering memberi pertanyaan. 
  7. Biarkan anak menjelaskan dengan kata-kata dripada tulisan. 
  8. Menghindarkan “polusi suara”. Anak akan sangat peka terhadap suara dan bunyi sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajarnya.

 

Tipe yang ketiga adalah tipe kinestetik. Tipe yang satu ini akan mudah mengingat informasi dengan langsung mempraktekannya dibanding hanya mendengarkan atau membaca teori. Langsung menyentuh objek yang dipelajari akan membantu tipe kinestetik. Tipe kinestetik lebih merasa nyaman mengekspresikan diri secara fisik. Belajar dengan mencoret-coret atau menggambar akan memudahkan orang-orang dengan gaya belajar kinestetik.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat berhadapan dengan tipe pembelajar Auditori.

  1. Memperbanyak praktik lapangan (field trip).
  2. Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung terhadap suatu proses. 
  3. Membuat model atau contoh-contoh. 
  4. Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid- murid yang lain.
  5. Memperbanyak praktik di laboratorium.
  6. Boleh menghafal sesuatu sambil bergerak, berjalan atau mondar-mandir.
  7. Perbanyak simulasi dan role playing.
  8. Biarkan anak berdiri atau bergerak menggunakan tubuh saat menjelaskan sesuatu.
  9. Jangan paksakan anak untuk belajar lama sampai berjam-jam.
  10. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  11. Dorong siswa menggunakan warna terang untuk menghighlight hal-hal penting dalam bacaan.

Tentunya dengan mengenali gaya belajar setiap siswanya, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan beragam model, strategi, dan metode yang lebih sesuai untuk siswa tersebut. Kegiatan pembelajaran pun akan menciptakan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan siswa. Tentunya juga memudahkan siswa dalam menyerap informasi sehingga meningkatkan minat dan prestasi belajarnya. ~ Erlin Anggriani