Mengapa Anak Sulit Bersosialisasi dan Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Mengatasinya?

Meskipun ada banyak anak yang tidak pernah menghindar dari orang lain, tetapi ada anak yang terlalu pendiam dan secara aktif menghindari interaksi dengan orang lain, bahkan teman dan saudara-saudaranya.
Jika hal ini terus terjadi saat anak mulai beranjak remaja, orang tua mungkin bertanya-tanya mengapa anak tidak mudah bersosialisasi di sekitar orang lain? Apakah ada yang salah dengan anak? Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak agar lebih mudah bersosialisasi? Baca terus artikel ini.
Alasan Anak Sulit Bersosialisasi
Tiap anak tentu saja tidak sama. Namun, ada beberapa alasan umum yang membuat anak sulit bersosialisasi dengan orang lain.
1. Usia
Rasa malu umumnya dialami pada anak-anak yang lebih muda, yaitu di usia di bawah usia 6 tahun. Menurut penelitian, sebagian besar anak-anak yang menunjukkan rasa malu dan mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain akan terus mengalaminya hingga besar.
2. Kepribadian Anak
Anak mungkin terlahir sebagai seorang introvert yang menikmati waktu sendirian. Jika ini yang terjadi dan ini adalah kepribadian anak, maka mungkin akan sulit untuk mengubah kesulitannya untuk bersosialisasi.
3. Pengalaman
Jika anak pernah mengalami penghinaan traumatis atau menerima kritik secara keras terus menerus—baik dari keluarga atau lingkungan di sekitarnya, maka tidak aneh jika dia mengembangkan rasa takut atau malu berinteraksi dengan orang banyak.
4. Kurangnya Pengalaman dan Eksposur
Penting bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan kelompok orang yang lebih besar saat melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Dengan demikian, mereka secara bertahap dapat memahami bahwa orang asing dan kerumunan yang lebih besar tidak perlu ditakuti, tetapi justru dapat menawarkan kesempatan untuk bertemu orang-orang yang menarik dan mengalami hal-hal baru.
5. Orang Tua Pemalu
Anak yang usianya lebih muda cenderung mengamati perilaku orang tuanya sejak usia dini, membaca ekspresinya, dan menafsirkan perasaannya. Jika memiliki orang tua yang pemalu dan cenderung menghindari orang, maka akan bisa mengadopsi perilaku yang sama dan meniru interaksi orang tuanya dengan orang lain.
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Mengatasinya?
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan keterampilan sosial anaknya, yaitu sebagai berikut.
1. Ikuti Minat Anak
Bersosialisasi dengan orang lain bisa datang secara alami ketika anak melakukan sesuatu yang benar-benar disukainya. Misalnya, berpartisipasi dalam olahraga favoritnya, memainkan alat musik yang disukainya, atau menjadi bagian dari klub yang diminatinya.
Langkah pertama untuk membangun keterampilan sosial anak ini akan menempatkannya di sekitar orang-orang yang berpikiran sama dengannya sehingga anak mungkin akan merasa lebih nyaman.
2. Ajarkan Anak Mengajukan Pertanyaan
Kadang, ketika anak gugup atau merasa tertinggal dalam pertemanan, dia mungkin menjadi lebih tertutup dan akhirnya menghindari terlibat dalam berbagai situasi sosial.
Menurut Center for Development & Learning, ada beberapa cara agar anak dapat memulai dan melakukan percakapan positif dengan orang lain. Salah satu cara penting adalah mengajukan pertanyaan.
Cara terbaik untuk mencari tahu tentang orang lain dan membentuk koneksi adalah dengan mengajukan pertanyaan yang secara khusus berkaitan dengan orang yang diajak bicara. Jadi, dorong anak untuk mengajukan pertanyaan yang tidak dapat dijawab hanya dengan ya atau tidak.
3. Jangan Melabeli Anak sebagai Pemalu
Mengumumkan bahwa anak adalah seorang pemalu tidak hanya memberinya alasan untuk menjauhkan diri dari interaksi, tetapi bahkan dapat menurunkan motivasinya untuk menjadi lebih interaktif.
Jangan pernah menyatakan rasa malu anak secara terbuka di depan umum. Sebaliknya, jika tidak ingin orang lain mungkin berpikir anak bersikap tidak sopan karena terkesan mengabaikan mereka, beri penjelasan bahwa anak sedang berusaha menyapa orang lain.
4. Ajarkan Empati pada Anak
Saat anak-anak memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perasaan orang lain, mereka jauh lebih mungkin merasa terhubung dengan orang lain dan membentuk ikatan positif.
Orang tua bisa mengajarkan empati kepada anak dengan berbicara mengenai situasi dan skenario yang berbeda dengannya. Bagian penting dari mengajarkan empati adalah membantu anak belajar bagaimana mendengarkan orang lain secara aktif.
5. Jelaskan Manfaat Bersosialisasi pada Anak
Jika anak menghindari berinteraksi dengan orang lain, menunjukkan sisi positif dari bersosialisasi dapat membantu memotivasi anak untuk melakukannya. Terutama jika anak memiliki sisi kompetitif atau temperamen yang berorientasi pada tujuan.
Dengan mengetahui manfaat bersosialisasi yang akan didapatkannya, ini akan memberi insentif kepada anak untuk mengatasi perasaan tidak nyaman yang dirasakannya untuk mencapai tujuan dirinya.
6. Jadilah Panutan yang Baik
Orang tua harus menyadari bagaimana anak selalu memperhatikan ayah dan ibunya saat berinteraksi dengan orang lain.
Apakah orang tuanya mengajukan pertanyaan kepada orang lain dan kemudian meluangkan waktu untuk mendengarkan secara aktif? Apakah orang tua menunjukkan empati yang tulus untuk teman dan keluarga dalam hidupnya? Hal-hal ini tidak akan luput dari perhatian anak.
The Center for Parenting Education menyatakan bahwa menjadi panutan yang efektif bagi anak membutuhkan upaya dan pemikiran ke depan. Apalagi karena anak akan terus-menerus mengawasi orang dewasa dalam hidupnya.
Jika orang tua sudah merasa menjadi panutan yang baik bagi anaknya dalam bersosialisasi, wajib diingat bahwa perlu waktu bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sosial tersebut dengan baik.
Sama seperti keterampilan sosial lainnya, kemampuan anak untuk bersosialisasi merupakan sesuatu yang akan dikembangkan dan ditingkatkan seumur hidupnya. Jadi, jangan memaksa, tetapi tetap dorong anak untuk melakukannya.
~Febria