Memahami Fenomena Roleplayer di Kalangan Remaja

Di era digital saat ini, fenomena permainan peran atau yang sering disebut sebagai roleplayer telah menjadi tren di kalangan remaja. Di media sosial, permainan ini menjadi kegiatan di mana seseorang berperan menjadi suatu karakter dan berinteraksi dengan orang lain, yang juga melakukan hal serupa.
Meskipun bisa menjadi bentuk ekspresi kreatif, tren ini juga membawa dampak yang perlu dipertimbangkan, baik dari segi psikologis maupun sosial.
Berikut ini penjelasan mengenai fenomena roleplayer di kalangan remaja, apa saja dampaknya, serta bagaimana orang tua dapat bersikap terhadap permainan ini.
Tren Roleplayer di Kalangan Remaja
Roleplayer adalah orang yang memainkan peran atau karakter tertentu di dalam sebuah skenario atau lingkungan.
Di media sosial seperti X, Instagram, atau TikTok, remaja yang terlibat dalam roleplaying akan menciptakan akun media sosial yang didedikasikan untuk karakter tertentu, biasanya idolanya seperti artis K-Pop atau artis Hollywood.
Akun khusus tersebut akan dibuat semirip mungkin dengan karakter sang idola. Umumnya, remaja juga akan mengubah foto profil, bio, dan bahkan gaya penulisan untuk mencocokkan karakter yang mereka perankan.
Karakter-karakter ini bisa berasal dari serial televisi, film, buku, permainan video, atau bahkan karakter orisinal yang mereka ciptakan sendiri. Di akun tersebut, para remaja benar-benar fokus pada karakter yang mereka mainkan dan sama sekali tidak menginformasikan identitas aslinya.
Permainan peran di media sosial telah menjadi tren yang besar di kalangan remaja. Para remaja terlibat dalam roleplaying karena berbagai alasan, termasuk keinginan untuk menghibur diri sendiri, eksplorasi identitas diri, dan koneksi dengan komunitas yang memiliki minat serupa.
Mereka menikmati proses menciptakan dan mengembangkan karakter, serta berinteraksi dengan roleplayer lainnya. Selain itu, roleplaying juga memungkinkan mereka untuk merasakan pengalaman yang berbeda dari kehidupan sehari-hari mereka.
Dampak Permainan Peran dan Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Meskipun roleplaying bisa menjadi bentuk ekspresi kreatif yang positif, ada beberapa dampak yang perlu dipertimbangkan, terutama dalam hal kesehatan mental remaja.
Pertama, terlalu terlibat dalam permainan peran dapat menyebabkan perasaan terisolasi dari realitas. Remaja mungkin menjadi terlalu terfokus pada dunia yang mereka ciptakan sendiri, mengabaikan hubungan sosial yang nyata di sekitar mereka.
Selain itu, remaja mungkin merasa tertekan untuk mencocokkan standar yang ditetapkan oleh karakter-karakter yang mereka perankan atau yang populer di media sosial. Hal ini bisa menyebabkan rendahnya kepercayaan diri.
Karena identitas antara pemain tidak diketahui, permainan ini bisa berisiko “menjebak” anak pada pembicaraan vulgar, anak mendapatkan konten dewasa atau pornografi, menjadi korban penipuan, hingga risiko peretasan data pribadi anak.
Orang tua memiliki peran penting dalam membantu remaja mengelola aktivitas mereka di media sosial, termasuk permainan peran.
Berikut adalah beberapa tips tentang bagaimana orang tua dapat bersikap kepada anak remaja:
1. Komunikasi Terbuka
Orang tua perlu berkomunikasi secara terbuka dengan anak remaja. Ajak mereka untuk berbicara tentang aktivitas mereka di media sosial, termasuk roleplaying, dan dorong mereka untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka.
2. Pendidikan Digital
Orang tua perlu memberikan pendidikan digital kepada remaja mereka tentang risiko dan dampak negatif yang mungkin terjadi dari aktivitas online, termasuk roleplaying. Ajari mereka tentang pentingnya privasi, keamanan online, dan keseimbangan dalam penggunaan media sosial.
3. Pengawasan Aktivitas Online
Orang tua perlu secara teratur memantau aktivitas online remaja mereka, termasuk roleplaying. Pastikan mereka menggunakan media sosial dengan bijaksana dan tidak terlalu terlibat dalam aktivitas yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mereka.
4. Dukungan Emosional
Orang tua juga harus memberikan dukungan emosional kepada remaja mereka. Dorong mereka untuk mencari cara yang sehat untuk mengekspresikan diri mereka, baik di dunia nyata maupun di media sosial.
Penting bagi orang tua untuk tetap terlibat dan membimbing anak-anak mereka melalui penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab atas media sosial
~Afril