Ini Pentingnya Keterampilan Berpikir Kritis pada Anak dan Cara untuk Mengembangkannya!
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting dalam perkembangan anak karena ini merupakan masa untuk pembelajaran dan pertumbuhannya di masa depan. Di masa ini, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin sekali belajar tentang dunia di sekelilingnya.
Karena di masa kanak-kanak inilah mereka mampu menyerap informasi dengan cepat dan membentuk keyakinan serta sikap yang akan membentuk kehidupan mereka di masa depan, menjadi sangat penting bagi orang tua untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada mereka.
Dengan kemampuan berpikir kritis, ini akan membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampuan analisis, mengidentifikasi sumber informasi yang dapat diandalkan, dan membuat keputusan yang tepat. Berpikir kritis juga memungkinkan mereka untuk berpikir kreatif dan mendekati masalah dari berbagai sudut pandang.
Khususnya bagi anak-anak di Indonesia dengan tingkat penetrasi internet yang berkembang pesat, pemikiran kritis menjadi lebih penting. Dengan mudahnya akses ke sejumlah besar informasi, anak-anak perlu belajar bagaimana menganalisis dan mengevaluasi informasi tersebut agar tidak menjadi korban informasi yang salah dan berita palsu.
Apa Itu Sebenarnya Berpikir Kritis?
Anak-anak bisa dibilang berpikir kritis ketika mereka bisa memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, serta kemampuannya dalam memecahkan masalah mereka, untuk melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
-
Membandingkan dan membedakan
-
Menjelaskan mengapa sesuatu terjadi
-
Mengevaluasi ide dan membentuk opini
-
Memahami perspektif orang lain
-
Memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan
-
Memikirkan solusi kreatif
Berpikir kritis juga menjadi keterampilan mendasar untuk keberhasilan bahasa dan literasi yang dimiliki anak-anak. Ketika anak-anak terlibat dalam pemikiran kritis, kemampuan bahasanya juga akan berkembang karena mereka didorong untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa yang lebih kompleks.
Namun, begitu juga sebaliknya. Seiring dengan perkembangan bahasa yang dimiliki anak-anak, kemampuan mereka untuk berpikir kritis juga ikut tumbuh.
Sementara dalam hal literasi, berpikir kritis bisa membuat anak-anak menjadi benar-benar memahami makna dari bacaan yang dibacanya, lebih dari sekadar mengenali dan membunyikan huruf dan kata.
Untuk dapat "membaca yang tersirat" dan mencari tahu hal-hal yang sebenarnya tidak dinyatakan dalam bacaan, dibutuhkan keterampilan berpikir kritis seperti memecahkan masalah, memprediksi, dan menjelaskan.
Kapan dan Bagaimana Berpikir Kritis Berkembang?
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mulai berpikir kritis sejak usia yang sangat muda. Keterampilan ini berkembang selama percakapan alamiah yang dilakukan anak-anak dengan orang dewasa yang penting dalam hidup mereka.
Begitu anak-anak dapat berbicara dalam kalimat, mereka siap untuk orang-orang yang diajaknya berbicara—seperti orang tua, pengasuh, atau pendidik—untuk mengasah kemampuan berpikir kritis yang akan mempersiapkan mereka untuk sukses di sekolah.
Bagi anak-anak, setiap saat adalah waktu yang tepat untuk membangun pemikiran kritis. Jadi, orang tua bisa membangun dan mengembangkan kemampuannya berpikir kritis dengan berbagai cara, mulai dari membacakan buku hingga saat berjalan-jalan santai di taman.
Cara Mendukung Pengembangan Berpikir Kritis pada Anak
Michigan State University Extension memiliki beberapa tips untuk membantu anak-anak belajar dan berlatih berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
-
Mendorong rasa ingin tahunya. Ajak mereka untuk mengeksplorasi, mengajukan pertanyaan, menguji teori, serta berpikir kritis tentang hasil dan perubahan yang dapat dilakukannya secara berbeda.
-
Bantu anak-anak mengevaluasi informasi. Ajari mereka mengevaluasi informasi untuk menentukan apakah informasi tersebut benar, penting serta apakah bisa dipercaya atau tidak. Minta mereka berpikir tentang dari mana atau siapa informasi itu berasal, bagaimana kaitannya dengan apa yang sudah diketahui, dan mengapa itu penting atau tidak penting.
-
Dukung minat anak-anak. Saat mereka sangat tertarik pada suatu topik, mereka akan merasa lebih terlibat dan mau bereksperimen. Proses ini dapat membuka banyak peluang untuk anak berpikir kritis.
-
Ajarkan keterampilan memecahkan masalah. Ketika berhadapan dengan masalah atau konflik, ajarkan anak menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk memahami masalah dan menghasilkan solusi yang mungkin. Dengan mengajarkan mereka langkah-langkah dalam pemecahan masalah, mereka akan terbiasa menggunakan pemikiran kritis dalam menemukan solusi untuk masalahnya.
-
Mendorong dialog dan argumentasi. Membiarkan anak-anak mengekspresikan pendapat mereka secara bebas dapat menjadi peluang besar untuk membantu pengembangan pemikiran kritis mereka. Di saat-saat inilah, mereka akan mulai mengembangkan rasa kritis dan kemampuan untuk menghormati pendapat orang lain.
-
Izinkan anak-anak membuat jawabannya sendiri. Seringnya, orang tua sudah memberikan jawaban siap pakai untuk pertanyaan anak-anak. Ini dapat mengganggu kemampuan berpikir kritisnya. Jika anak-anak bertanya, jabarkan atau berikan penjelasan, lalu minta anak untuk mengambil kesimpulan sehingga mereka dapat membuat jawabannya sendiri.
-
Dorong kreativitas anak-anak. Kenalkan mereka pada budaya yang berbeda dan lingkungan yang beragam, yang dapat memberikan informasi penting kepadanya. Dengan berada dalam lingkungan kreatif dan kebebasan berekspresi, maka anak-anak akan terbangun sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan pemikiran kritisnya.
-
Belajar dari berbagai sumber. Jika orang tua tidak mengetahui apa yang ditanyakan anak, carilah jawaban atas semua pertanyaan "mengapa" mereka menggunakan buku, internet, teman, keluarga atau pakar lainnya.
Cara Agar Melatih Anak-Anak Berpikir Kritis Jadi Menyenangkan
Berpikir kritis adalah tentang memicu dan menanggapi rasa ingin tahu. Ada sejumlah kegiatan berpikir kritis untuk anak-anak yang telah terbukti bermanfaat. Salahnya satunya adalah dengan membuat menu makanannya sendiri.
Caranya dengan meminta anak-anak untuk memilih makanan apa yang diinginkannya dan sebutkan bahan-bahannya. Bahkan, orang tua bisa mengajak anak untuk membuatnya.
Saat mulai memakannya, minta mereka untuk menjelaskan mengapa mereka memilih makanan tersebut dan bagaimana rasanya. Apakah ada yang kurang atau ingin mereka tambahkan.
Kegiatan berpikir kritis yang menyenangkan ini dapat memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya, menganalisis, dan mengevaluasi cara berpikir kritisnya.
~Febria