Ingin Jadi Orang Tua Tangguh? Coba Terapkan Tough Love Parenting!

Ingin Jadi Orang Tua Tangguh? Coba Terapkan Tough Love Parenting!
Menurut kamus Merriam Webster, “tough love” didefinisikan sebagai cinta atau perhatian penuh kasih sayang yang diungkapkan dengan cara yang keras atau tidak sentimental, terutama untuk menerapkan perilaku yang bertanggung jawab.
Jadi, tough love parenting atau pola asuh cinta yang keras akan melibatkan tindakan keras atau tegas dari orang tua yang dimaksudkan untuk membantu anak menjadi disiplin dalam jangka panjang. Pola asuh ini sangat menyerupai pola asuh otoriter.
Menurut sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini, anak-anak dengan orang tua tangguh yang menggunakan pola asuh tough love parenting disebut paling siap untuk menjalani kehidupan dengan baik.
Ini karena mereka mengalami pola asuh berupa campuran antara disiplin dan kehangatan dari orang tua yang membuatnya lebih mungkin untuk mengembangkan sifat-sifat karakter penting, salah satunya empati.
Apa yang Diajarkan Pola Asuh Tough Love kepada Anak?
Bagi orang tua yang ingin mempersiapkan anak-anaknya menghadapi "dunia nyata" atau mengajarkan bagaimana menerima kekecewaan, mungkin membantu jika menerapkan pola asuh tough love parenting.
Namun, mempraktekkan cinta yang tangguh secara produktif mungkin memerlukan penekanan konsekuensi realistis karena "dunia nyata" bisa sangat berbeda bagi setiap anak. Jadi, orang tua bisa mempertimbangkan untuk mencoba memberi anak-anak konsekuensi spesifik dengan batas-batas yang sehat.
Misalnya, jika layar ponsel anak retak karena dia tidak berhati-hati meskipun sudah seringkali diingatkan, orang tua bisa menjelaskan untuk tidak akan segera membelikan yang baru. Sikap ini dapat membantu anak untuk melihat bahwa ada konsekuensi atas tindakannya.
Kapan Tough Love Parenting Bisa Digunakan oleh Orang Tua Tangguh?
Satu hal yang harus dipahami adalah orang tua tidak perlu (bahkan tidak mungkin) menetapkan satu pola asuh untuk seterusnya kepada anak. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya Itu berubah seiring waktu, sesuai dengan kebutuhan dan usia.
Para ahli menyarankan bahwa orang tua tangguh perlu lebih ketat dengan beberapa anak daripada dengan yang lain, seperti pada anak-anak di bawah ini.
-
Anak-anak malas. Salah satu alasan untuk menggunakan pola asuh tough love adalah karena anak malas suka menghindari tugas-tugas dan tanggung jawab. Pola asuh ini membantu mengubah perilaku anak sampai mereka memenuhi tanggung jawabnya.
-
Anak-anak yang pelupa. Beberapa anak sering melupakan banyak hal. Misalnya, lupa membawa pulang tempat makan atau botol airnya sepulang sekolah. Tough love parenting akan menyarankan orang tua untuk membiarkan anak tidak makan atau minum selama beberapa jam untuk belajar dari kesalahannya.
-
Anak-anak yang tidak patuh. Anak yang melanggar aturan kronis membutuhkan orang tua tangguh untuk mengembalikannya ke jalan yang benar. Misalnya, jika anak menonton film atau bermain game jauh melewati waktu yang ditentukan, pertimbangkan untuk sementara menarik hak istimewa itu sampai dia belajar mematuhi aturan.
10 Strategi Tough Love Parenting yang Digunakan Orang Tua Tangguh
-
Tetapkan batasan yang berkembang seiring bertambahnya usia anak-anak dan saat mereka lebih mampu menerima aturan.
Batasan membuat anak-anak merasa aman, sekaligus mengajari mereka bagaimana berperilaku baik.
-
Gunakan gaya negosiasi dengan anak sesuai usia dan tahap perkembangannya.
Orang tua juga perlu menyadari bahwa tidak semuanya bisa dinegosiasikan. Ada kalanya kata 'tidak' perlu diberikan pada anak karena orang tua bertindak demi kepentingan terbaik anak-anaknya.
-
Gunakan konsekuensi untuk mengajar anak-anak berperilaku baik dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
Tahan godaan untuk membiarkan anak-anak lolos ketika mereka melakukan hal yang salah. Tegas dan tetap adil adalah kuncinya.
-
Lakukan ritual keluarga, seperti makan bersama.
Hal ini untuk memastikan orang tua berinteraksi secara teratur dengan anak-anak.
-
Pujilah anak-anak untuk perbaikan, usaha dan kontribusinya.
Berikan komentar positif pada partisipasi yang dilakukannya daripada hasilnya. Dengan begini anak-anak belajar bahwa bernai mencoba dan ketekunan merupakan hal yang penting.
-
Contohkan sikap kooperatif dengan perhatian positif.
Misalnya saja pujian, sentuhan fisik, penghargaan, dan meminimalkan perilaku negatif pada anak, seperti mengabaikannya.
-
Ajari anak-anak keterampilan yang dibutuhkan untuk kemandirian sejak usia dini.
Jadi, mereka akan belajar menjaga dirinya sendiri sejak kecil. Hindari secara teratur melakukan hal-hal untuk anak-anak yang dapat dilakukan untuk dirinya sendiri.
-
Mengadopsi gaya komunikasi terbuka dalam keluarga.
Dengan begitu anak-anak belajar bahwa mereka dapat membicarakan semua hal kepada orang tua dan keluarganya.
-
Dorong rasa empati pada anak-anak.
Caranya dengan membantu mereka mengenali emosi yang dirasakannya serta memberi izin dan bantuan untuk berbicara tentang perasaannya.
-
Dorong kemurahan hati dan kebaikan pada anak-anak.
Misalnya dengan mengajarkan mereka berbagi mainan dan barang-barang lainnya, membantu orang lain, dan melakukan tugas-tugas yang bermanfaat bagi keluarganya.
Sisi Negatif Tough Love Parenting
Menjadi orang tua tangguh mungkin bisa berlebihan. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa kata-kata dan tindakannya dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak.
Penelitian menunjukkan bahwa berteriak pada anak-anak sebagai bentuk disiplin dapat menyebabkan tantangan mental dan perilaku bagi mereka. Selain itu, sikap seperti ini juga bisa berbahaya bagi hubungan anak dan orang tua dalam jangka panjang.
Jadi, sangat penting bagi orang tua yang tangguh untuk selalu menjaga dan mempertahankan rasa hormat terhadap anak-anak saat membesarkannya. Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa tough love parenting menghasilkan pribadi terbaik bagi anak-anaknya dibandingkan dengan pola asuh lainnya.
Anak-anak yang diasuh oleh orang tua tangguh dengan pola asuh ini umumnya memiliki harga diri yang lebih tinggi, dibekali dengan keterampilan sosial, lebih kooperatif, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang tuanya.
~Luqman