Ajarkan Anak untuk Donor Darah Sejak Dini, Ada Banyak Manfaatnya!

Ajarkan Anak untuk Donor Darah Sejak Dini, Ada Banyak Manfaatnya!

Tahukah kamu bahwa setiap 14 Juni diperingati sebagai Hari Donor Darah sedunia? Sayangnya, belum banyak orang yang terbiasa untuk mendonorkan darahnya secara rutin. Biasanya, hanya pada acara-acara khusus atau momen-momen tertentu saja.

Padahal, donor darah memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Itulah sebabnya para orang tua dianjurkan untuk mengajarkan dan mengajak anak untuk melakukan donor darah sejak dini.

Pertanyaannya, seberapa dini sebaiknya anak mulai donor darah? Lalu, apa saja syarat dan pantangan bagi calon pendonor darah?

Kapan Anak Bisa Mulai Donor Darah

Salah satu syarat untuk mendonorkan darah adalah berusia 17 – 66 tahun. Lalu, apakah berarti jika anak belum berusia 17 tahun sama sekali tidak boleh donor darah?

Sebenarnya, pada kondisi tertentu anak usia 16 tahun boleh mendonorkan darah. Selama kriteria kesehatan lain dan kondisi darah memenuhi. 

Adanya batasan usia dalam mendonor darah karena karena dalam penelitian ditemukan bahwa efek samping donor darah dialami lebih banyak pada orang dengan usia yang lebih muda, salah satunya reaksi vasovagal dengan gejala berupa pingsan.

Selain itu, saat anak masih lebih muda atau masih remaja, kebutuhan zatnya besi lebih tinggi dibandingkan orang dewasa sehingga lebih beresiko mengalami defisiensi zat besi.

Syarat untuk Bisa Donor Darah

Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi anak jika ingin diajak untuk donor darah.

  • Berusia 17 – 60 tahun. khususnya untuk yang baru pertama kali mendonorkan darah.

  • Dalam kondisi sehat, jasmani maupun rohani.

  • Berat badan minimal 45 kg.

  • Tekanan darah normal, antara 100/70 – 150/80 mmHg.

  • Suhu tubuh antara 36,6 – 37,5 derajat Celcius.

  • Denyut nadi antara 50 – 100 kali per menit.

  • Kadar hemoglobin normal, sekitar 12,5–17 g/dL dan tidak lebih dari 20 g/dL.

  • Mendonorkan darah secara sukarela dan mengisi formulir persetujuan.

  • Jarak waktu dari donor terakhir minimal 3 bulan.

Selain tidak memenuhi syarat di atas, ada beberapa kondisi yang tidak membolehkan anak untuk mendonorkan darahnya.

  • Menderita flu, pilek, sakit tenggorokan, gastroenteritis, atau penyakit infeksi lainnya.

  • Menderita penyakit tertentu, seperti jantung, diabetes, serta gangguan paru-paru atau fungsi ginjal.

  • Menderita epilepsi. atau memiliki riwayat sering kejang.

  • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).

  • Menderita penyakit kelainan darah, seperti hemofilia.

  • Sedang menstruasi, hamil, atau menyusui.

  • Kecanduan minuman keras.

  • Positif narkoba atau riwayat menggunakan jarum suntik bagi pengguna narkoba.

  • Baru saja membuat tato atau tindik badan (tidak boleh donor darah selama 6 bulan sejak dilakukannya prosedur).

  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

  • Menderita penyakit menular melalui cairan tubuh, seperti hepatitis B, sifilis, dan HIV.

  • Riwayat bepergian ke daerah endemik infeksi yang ditularkan oleh nyamuk, seperti malaria, demam berdarah dan virus Zika.

Manfaat Rutin Melakukan Donor Darah

Berikut adalah beberapa manfaat yang akan dirasakan anak jika rutin mendonorkan darahnya.

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Saat mendonorkan darah secara rutin, jantung akan berdetak lebih stabil dan teratur sehingga sirkulasi darah lancar. Dengan begitu, organ tubuh juga akan berfungsi dengan baik. Selain itu, donor darah juga disebut dapat menurunkan risiko serangan jantung.

2. Mengusir Hipertensi

Sekarang ini, sudah banyak anak muda yang terkena hipertensi. Selain dengan gaya hidup sehat, hipertensi juga bisa dicegah dengan donor darah karena sejumlah ferritin dari tubuh akan keluar bersama dengan darah yang didonorkan sehingga kadarnya berkurang.

Kadar ferritin yang sedikit ini akan mengurangi stres oksidatif sehingga mengurangi berbagai gejala sindrom metabolik. Namun, donor darah tidak dapat menggantikan pengobatan hipertensi dari dokter, ya.

3. Mengurangi Kadar Kolesterol

Dengan donor darah,  kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah akan menurun. Jika kadar kolesterol terkontrol, maka risiko penumpukan plak lemak di pembuluh darah arteri (aterosklerosis) akan berkurang, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.

4. Bantu Menurunkan Berat Badan

Ini karena saat donor darah, terjadi pembakaran kalori yang cukup ampuh. Saat tubuh mengeluarkan sekitar 450 ml darah, jumlah kalori yang terbakar adalah sekitar 650 kCal. Cukup banyak untuk membantu mencapai berat badan ideal.

5. Meningkatkan Produksi Eritrosit Baru

Manfaat lain dari donor darah adalah meningkatkan produksi eritrosit atau sel darah merah baru. Fungsi eritrosit baru adalah mengangkut oksigen dengan lebih efektif ke seluruh organ tubuh sehingga tubuh akan menjadi lebih sehat.

6. Menurunkan Risiko Kanker

Karena donor darah mampu menjaga kadar zat besi tetap berada pada batas normal dalam darah, orang yang rutin donor darah akan mengalami penurunan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker hati, usus besar, paru, esofagus, dan perut.

7. Mendeteksi Dini Penyakit Serius

Sebelum melakukan donor darah, pendonor harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara gratis. Lewat cara ini beberapa penyakit menular serius bisa terdeteksi, seperti malaria, sifilis, hepatitis B dan C, hingga HIV. Jika pendonor menderita penyakit ini, maka akan segera diberitahukan secara langsung.

8. Membantu Menjaga Kesehatan Mental

Tidak hanya memelihara kesehatan tubuh secara fisik, rutin melakukan donor darah juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental. Pasalnya, pendonor akan merasa termotivasi untuk menjalani hidup yang lebih sehat sekaligus membantu orang lain, mengingat bahwa setiap tetesan darah sangat berarti bagi orang yang membutuhkan. Sering melakukan kegiatan atau hal yang positif juga bisa membuat kondisi mental menjadi lebih sehat.

Itulah beberapa manfaat donor darah dan persyaratan yang harus dipenuhi anak jika ingin donor darah. Yuk, ajarkan dan ajak anak sejak dini untuk donor darah!

~Febria