Adaptif Era Disrupsi, Begini Strategi Bimbel Sinotif agar Belajar Online jadi Optimal

Adaptif Era Disrupsi, Begini Strategi Bimbel Sinotif agar Belajar Online jadi Optimal


Strategi adaptif Sinotif sebagai bimbel Online. Sumber: Dokumentasi Sinotif.

Menyapa mahasiswa dengan pertanyaan. Begitu cara saya mengawali mengajar mata kuliah dasar-dasar jurnalistik dan penulisan kreatif di salah satu universitas di Sidoarjo. Pertanyaan seperti berita viral apa yang kalian pantau selama sepekan ini, atau buku apa yang terakhir kalian baca, direspon antusias oleh mahasiswa.   

Namun, pernah pertanyaan saya tak berbalas. Ketika saya bertanya, siapa yang masih rutin membaca koran, tidak ada mahasiswa yang mengangkat tangan. Hening. Apakah itu pertanda mahasiswa sekarang malas membaca? Belum tentu. 

Dari momen itu, mungkin bisa ditarik secuil fakta bahwa mahasiswa kini jarang yang membaca koran. Tapi, bukannya fakta itu sudah menggejala ke hampir semua orang. Bukan hanya mahasiswa. Bahwa, koran mulai ditinggalkan pembacanya. 

Kini, kita sering mendengar kabar, surat kabar dan majalah, pamitan ke pembacanya. Berhenti terbit (tidak naik cetak) imbas oplah yang semakin kecil. Beberapa di antaranya pernah sangat terkenal. Seperti Tabloid Bola, Tabloid Nova, Koran Republika, dan Majalah Bobo Junior.

Oplah koran menurun dan majalah yang berhenti terbit, bukan dikarenakan orang kini malas membaca. Tapi, fenomena itu merupakan bagian dari disrupsi media massa.

Era disrupsi merupakan masa terjadinya inovasi dan perubahan secara massif. Masifnya inovasi itulah yang bisa mengubah berbagai sistem dari pola lama ke baru.

Ya, orang kini bukannya malas membaca. Kebiasaan membaca saja yang  berubah ke pola baru. Platform-nya berubah. Bukan lagi membaca koran atau majalah. Tapi beralih membaca berita dari media daring (online), media sosial, ataupun e-paper

Media online, media sosial, ataupun format e-paper kini lebih digemari karena praktis. Kita bisa langsung membaca di gawai (handphone) hanya dengan menggerakkan jari. Tak perlu lagi keluar rumah untuk membeli koran/majalah ataupun menunggu diantar oleh loper koran.


Seperti Koran Berhenti Terbit, Bimbel Online Bisa Terdampak Disrupsi

Fenomena koran/majalah yang berhenti terbit itu merupakan gambaran era disrupsi yang juga bisa terjadi di banyak bidang. Masifnya inovasi telah membuat pelayanan publik seperti pembuatan KTP, atau transfer duit, jual beli, berdonasi, kini berubah ke online

Termasuk bimbingan belajar (bimbel), juga bisa terdampak era disrupsi ini. Bimbingan belajar bila tidak siap menghadapi era disrupsi, bisa saja bernasib seperti koran. Ditinggalkan siswa. Benarkah?

Dilansir dari Kompas.com, bimbel sudah ada di Indonesia sejak sekitar akhir 1970-an. Awalnya, bimbel muncul untuk melatih siswa SMA yang akan mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi. 

Dalam perkembangannya, target pengajaran bimbel semakin meluas. Tak hanya mengajar siswa pada jenjang 3 SMA untuk menyiapkan mengikuti Ujian Nasional (UN), bimbel juga membuka layanan bagi siswa kelas 1 dan 2 SMA untuk meningkatkan nilai ulangan harian serta naik kelas dengan nilai memuaskan.

Saat saya masih SMA pada akhir 90-an, bimbingan belajar di kota saya, juga sudah marak. Ada berbagai nama bimbingan belajar yang menawarkan paket unggulan untuk siswa. Jelang UN, bimbel ramai-ramai bikin try out gratis untuk menarik peminat. 

Kini, setelah 20 tahun berlalu, jumlah bimbingan belajar semakin menjamur. Data Direktorat Pembinaan Khusus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2017, jumlah bimbel di Indonesia mencapai angka 1866.

Kini, bimbel tak hanya berwujud offline yang siswanya harus datang ke tempat bimbel. Seiring era digitalisasi, ada bimbel online yang mengajak siswanya belajar secara online. Salah satunya bimbel Sinotif.   

Seperti halnya koran yang harus berinovasi dengan perubahan zaman demi tetap dilirik pembaca, bimbel online seperti Sinotif juga mencoba adaptif dengan perubahan zaman. 

Para founder Sinotif pastinya menyadari, bila tidak adaptif dengan kemajuan zaman, mereka bisa ditinggalkan siswa seperti halnya koran yang kini kurang menarik di mata pembacanya. 

Karenanya, founder Sinotif lantas mengambil jalan visioner dengan mengemas bimbel secara online. Sebab, mereka tahu bahwa bimbel online memiliki beberapa keunggulan dibandingkan belajar offline

Keuntungan belajar di bimbel online yang paling dirasakan adalah belajar menjadi lebih efektif. Sebab, waktu belajar lebih fleksibel karena tidak harus datang ke tempat bimbel. Belajar bila dilakukan di rumah dan bisa dilakukan kapan saja.


Sinotif Punya Strategi Agar Belajar Online Lebih Optimal

Tapi, dalam hal belajar, online saja tidak cukup. Sebab, bukan rahasia bila belajar online juga memiliki kelemahan yang itu justru menjadi kelebihan dari belajar tatap muka (offline). Salah satunya soal interaksi antara pengajar dan siswa.

Karenanya, bila bimbel online hanya membanggakan ke-online-annya tanpa menghadirkan inovasi yang up to date, mereka berisiko ditinggalkan seperti koran.

Kuncinya adalah bimbel online harus punya strategi untuk membuat orangtua dan siswa, tidak ragu bergabung. Bimbel online harus antisipatif dengan disrupsi yang terjadi.

Strategi inilah yang dimiliki bimbel Sinotif. Seperti tahu keinginan dan harapan para orang tua dan siswa, bimbel Sinotif selama bertahun-tahun telah mengembangkan strategi agar belajar online lebih optimal. 


Apa Saja Strategi Sinotif?

Bagi yang belum mengenal Sinotif, informasi yang diulik dari salah satu laman sinotif ini patut diperhatikan. Bahwa sinotif merupakan bimbel online terbaik spesialis eksakta, yang secara khusus bergerak di bidang matematika, fisika, dan kimia.

Selama lebih dari dua dekade alias 20 tahun, Sinotif terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa-siswi mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.

Di bimbel Sinotif, siswa dibimbing untuk bisa mengatasi kesulitan dalam pelajaran eksakta. Siswa bisa mengikuti les bimbel fisika Sinotif, les bimbel matematika Sinotif, dan les bimbel kimia Sinotif.

Strateginya adalah bagaimana mengubah kekurangan belajar online yang dianggap kaku, komunikasi satu arah, dan cenderung membosankan, menjadi sebaliknya. Yang terjadi, belajar online di bimbel Sinotif berasa fun, menyenangkan, interaktif, dan nyaman.

Sebagai solusi, Sinotif membuat metode pengajaran online bernama Sinotif Learning Method. Dengan metode ini, siswa dibimbing oleh guru spesialis eksakta melalui layanan belajar online yang modern, live, dan interaktif.

Disarikan dari laman Sinotif lainnya, Sinotif Learning Method yang digagas para inisiator di Sinotif ini didukung empat pilar yang membuat belajar online di bimbel Sinotif jadi lebih optimal. 

Keempat pilar itu yakni, pertama, siswa akan belajar bersama guru-guru yang ahli/spesialis di bidangnya. Siswa dibimbing tiga guru spesialis Matematika, Fisika, dan Kimia yang ahli dan tersertifikasi khusus. Di Sinotif, strategi ini dinamakan specialized.

Kedua, belajar jadi mudah dan efektif. Siswa mendapatkan modul soal yang sistematis dengan kombinasi gaya belajar liniar dan global untuk memudahkan pemahaman konsep. Strategi ini disebut systemized.

Ketiga, pengajaran disesuaikan dengan kondisi anak dan fokus pada kebutuhan. Siswa mendapatkan layanan personal sesuai kebutuhan dan target belajar yang diinginkan. Strategi ini dinamakan personalize

Artinya, siswa akan diajari satu persatu sesuai kebutuhan mereka. Contohnya siswa yang butuh pendalaman materi Matematika, akan lebih banyak mendapatkan materi yang diharapkannya. Begitu juga bila lebih butuh pendalaman materi Kimia, juga akan lebih banyak mendapatkan materi tersebut.

Dan keempat, layanan pengajaran 24 jam nonstop. Strategi ini disebut limitless. Ada akses website e-learning untuk belajar mandiri dimana siswa bisa menanyakan soal-soal susah secara instan dengan aplikasi Tanya Jawab Soal kapanpun di manapun. Ya, specialized, systemized, personalize, limitless inilah strategi yang diterapkan oleh bimbel Sinotif agar belajar online menjadi lebih optimal.  

Seperti belajar dari kejatuhan koran yang tergerus oleh disrupsi media, Sinotif terus membuat inovasi kekinian dalam pengajaran online. Bahwa, belajar online di bimbel Sinotif tidak hanya sekadar belajar menggunakan media online. Tidak sekadar memakai media pengajaran berupa rekaman video menayangkan guru yang menjelaskan materi. 

Tetapi, Sinotif mengedepankan interaksi dan dialog antara pengajar dan siswa. Meski lewat daring, ada suasana akrab dan kedekatan yang terbangun antara guru dan siswa. Sehingga meski belajar online, tetapi siswa merasakan seperti sedang belajar tatap muka langsung di kelas. Ada interaksi. Ada komunikasi dua arah.

Dalam hal ini, Sinotif paham strategi yang harus diterapkan agar bimbel online adaptif di era disrupsi yang membuat 'selera' siswa dan orang tua terhadap bimbel online jauh berbeda dibandingkan 20 tahun lalu. Sinotif tahu caranya agar belajar online berjalan lebih optimal yang hasilnya bisa dirasakan siswa dan orangtua. ~ Hadi Santoso