7 Strategi Orang Tua untuk Mengatasi Anak yang Suka Menunda-nunda
“Nanti dulu belajarnya” atau “Besok saja kerjakan PR-nya” adalah kalimat yang sering diucapkan anak yang suka menunda-nunda pekerjaan. Ini disebut juga dengan procrastination atau prokrastinasi.
Tak hanya untuk pendidikan, bahkan penundaan juga bisa terjadi hingga ke urusan pribadi, seperti mandi, membereskan kamar, dan banyak lagi. Sampai batas tertentu, ini normal karena banyak orang memang memiliki kecenderungan untuk menunda.
Namun, ada perbedaan antara penundaan sesekali dan seseorang yang memiliki pola penundaan, yang mungkin dipicu oleh masalah yang mendasarinya.
Bagi orang tua, berurusan dengan anak yang sering menunda bisa menjadi tantangan yang membuat frustasi.
Definisi Penundaan atau Prokrastinasi
Ada beberapa bentuk penundaan yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
-
Tidak memulai suatu tugas hingga menit-menit terakhir.
-
Gagal menyelesaikan tugas yang diberikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
-
Menunda suatu tugas untuk menyelesaikan tugas yang lebih disukai dan memiliki prioritas lebih rendah.
Akibat dari penundaan juga bisa bermacam-macam. Namun, untuk anak-anak konsekuensi negatif di bidang pendidikan bisa seperti nilai yang buruk atau gagal naik tingkat, tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Sementara konsekuensi dalam keluarga adalah kehilangan hak istimewa di rumah, seperti boleh mengemudi kendaraan bermotor milik orang tua, waktu bermain gadget dikurangi atau bahkan dihilangkan, dan peningkatan pengawasan orang tua.
Mengapa Anak Menunda-nunda?
Banyak orang tua mengira bahwa anak menunda-nunda karena malas atau memiliki motivasi yang rendah. Meskipun kedua hal tersebut dapat menjadi penyebabnya, tetapi ada banyak faktor lainnya, termasuk:
-
Anak mungkin tidak melihat tugas yang diberikan relevan dengan tujuan saat ini atau di masa depan.
-
Beberapa tugas tidak menarik, misalnya saja membersihkan kamar.
-
Kurangnya disiplin diri, bisa karena anak memiliki banyaknya gangguan sehingga dapat menyulitkannya memprioritaskan dan berpegang teguh pada rencana.
-
Anak meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu dan melakukannya dengan baik. Ini membuatnya menunda untuk memulai, dengan asumsi ada cukup waktu untuk menyelesaikannya.
-
Tidak bisa memulai tugas karena takut kinerjanya tidak akan memenuhi harapan pribadi atau orang lain. Ini bisa menimbulkan perfeksionisme, yang membuat anak berpikir apapun yang kurang sempurna tidak dapat diterima.
7 Cara Mengatasi Anak Suka Menunda-nunda
Jadi, bagaimana cara efektif untuk menghentikan anak dari menunda-nunda pekerjaan? Berikut cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua.
1. Ciptakan Rutinitas
Anak akan merasakan banyak manfaat jika kegiatannya terstruktur dan bisa diprediksi. Jadi, bantu anak membuat rencana untuk hari itu atau buatlah jadwal yang tepat untuk dia ikuti.
Tentukan kapan anak akan mengerjakan PR, tugas-tugas, dan bermain. Rencana ini tidak hanya membantunya mempelajari kebiasaan baik, tetapi juga mengajarkan cara mengatur waktu.
2. Jadikan Tugas Besar Menjadi Tugas Kecil
Tugas-tugas yang besar bisa terasa menakutkan untuk anak.
Jadi, pecahkan tugas-tugas besar tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ini tidak hanya akan membuatnya lebih mudah untuk memulai, tetapi juga akan membuat anak tidak merasa kewalahan.
Ajarkan anak untuk mengerjakan tugasnya selangkah demi selangkah.
3. Minimalkan Gangguan
Lebih sedikit gangguan berarti lebih sedikit penundaan. Gangguan adalah musuh terbesar anak. Apalagi dengan teknologi saat ini, anak cenderung jadi mudah terganggu.
Jadi, apa yang harus dilakukan orang tua? Sederhana saja! Cari atau buatlah tempat yang tenang untuk anak mengerjakan tugas-tugasnya, lalu jauhkan ponsel dan mainan selama waktu belajar.
Ini akan membantu anak untuk lebih fokus pada tugasnya dan menjauhkan gangguan.
4. Ajarkan Manajemen Waktu
Perintah “Kelola waktu dengan baik” lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, apalagi untuk anak yang mungkin belum tahu bagaimana cara melakukannya.
Tunjukkan pada anak bagaimana menggunakan jam atau jadwal untuk merencanakan harinya. Ini akan membantu anak mengetahui berapa banyak waktu yang harus dihabiskan untuk setiap tugas.
5. Dorong untuk Memulai Lebih Awal
Tidur lebih awal dan bangun lebih awal membuat seseorang menjadi sehat, kaya, dan bijaksana, kata pepatah Benjamin Franklin dalam buku “Poor Richard's Almanack”.
Jadi, doronglah anak untuk memulai tugas dengan segera setelah mereka mendapatkannya. Ini akan memberinya lebih banyak waktu untuk melakukan yang terbaik dan mengurangi stres.
Selain itu, beritahu juga bahwa dia akan memiliki waktu luang untuk melakukan hal lain nantinya.
6. Diskusikan Konsekuensi
Setiap pilihan memiliki konsekuensi. Jadi, beri pengertian pada anak bahwa dia harus bisa membuat pilihan yang baik.
Bicarakan dengan anak tentang apa yang mungkin terjadi jika dia menunda tugas, seperti mendapatkan nilai yang lebih rendah atau terlambat menyerahkan tugas, yang mungkin membuat guru marah.
Memahami hal ini dapat memotivasi anak untuk memulai lebih awal dan merasa lebih bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya.
7. Berikan Dukungan
Orang tua harus menjadi pendukung utama anak. Bantu dia ketika membutuhkannya, tetapi biarkan tetap melakukan pekerjaannya sendiri.
Doronglah anak tanpa mengambil alih sepenuhnya. Ini akan membantunya belajar untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dimilikinya.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi anak yang suka menunda-nunda. Semoga bisa membantu!
Sumber:
https://www.empoweringparents.com/article/5-ways-help-kids-procrastinate/
https://cyboardschool.com/tips-to-help-your-child-overcome-procrastination/