10 Tips Mengajarkan Anak Tetap Percaya Diri Meski Pernah Di-Bully
Ada banyak alasan seorang anak bisa di-bully. Salah satunya adalah karena anak tidak memiliki barang yang sedang viral, misalnya boneka Labubu.
Ada kasus anak SD yang dijauhi teman-temannya karena tidak memiliki boneka Labubu. Bahkan, dia sampai tidak mau masuk sekolah selama beberapa hari karena malu tidak punya boneka tersebut.
Kasus bullying memang bisa terjadi pada siapa saja dengan alasan apa saja. Sedihnya, anak yang di-bully bisa menjadi tidak percaya diri karena hal ini. Padahal, untuk mengembalikan kepercayaan diri anak tidaklah mudah.
Jika anak pernah menjadi korban bullying dan kehilangan kepercayaan dirinya, ini beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua.
1. Ajak Bicara dari Hati ke Hati
Memiliki seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya, bisa membuat anak merasa tidak sendirian. Jadi, usahakan selalu ada untuk anak jika dia membutuhkan teman untuk bercerita.
Jika anak dengan anggota keluarga lain, sahabat, atau orang dewasa yang dipercaya, dorong dia untuk mau bicara dengan mereka. Jika memang diperlukan, ajak anak berbicara dengan terapis atau psikolog anak.
2. Yakinkan Anak bahwa Dirinya Tak Kekurangan
Baik dari segi materi dan nonmateri, selalu yakinkan anak kalau dia tak perah kekurangan. Meskipun mungkin dia tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain. Namun, bukan berarti itu hal yang patut disesali atau disedihkan.
Saat anak merasa sedih, ingatkan semua hal luar biasa yang dia miliki atau pernah dicapai. Dengan cara itu, anak jadi belajar bersyukur dan selalu merasa cukup.
3. Minta Anak Menuliskan Kualitas Terbaik Dirinya
Membangun kepercayaan diri dimulai dengan kembali belajar mencintai diri sendiri. Ini sangatlah penting karena tanpa rasa cinta pada diri sendiri, rasa percaya diri dan harga diri pada anak akan sulit tumbuh.
Ajarkan anak untuk mulai menuliskan daftar kualitas terbaik dari dirinya. Tambahkan daftar tersebut setiap hari dan baca terus-menerus untuk memupuk rasa cinta terhadap dirinya.
4. Bersihkan Media Sosial Anak
Jika anak memiliki media sosial, cek isi timeline-nya. Lihat isi komentar, DM, serta siapa saja daftar following dan follower-nya. Jika ada orang-orang yang tidak bersikap baik, minta anak untuk berhenti mem-follow atau bahkan memblokirnya.
Jika perlu, minta anak untuk puasa media sosial untuk sementara waktu. Mungkin awalnya memang sulit, tetapi lama-kelamaan anak akan mulai terbiasa.
Ingatkan juga padanya bahwa meskipun mendapatkan “like” dan komentar positif di media sosial, jangan jadikan hal tersebut sebagai satu-satunya cara untuk meningkatkan suasana hati dan rasa percaya diri.
5. Ajarkan Anak Berteman dengan Orang-Orang yang Membuatnya Bahagia
Beri pengertian pada anak bahwa saat dirinya berada di sekeliling orang-orang yang beracun, ini bisa benar-benar berdampak negatif pada kepercayaan diri dan harga dirinya. Bahkan, energi anak juga bisa terkuras jika berteman dengan orang-orang seperti itu.
Sebaliknya, teman-teman yang baik bisa menjaga kesehatan mentalnya. Mereka bisa membantu mengatasi stres, serta membuat anak tetap kuat dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
6. Selalu Rayakan Pencapaian Anak
Penting untuk selalu merayakan pencapaian anak, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya pencapaian tersebut.
Menetapkan tujuan dan mencapainya—tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan— adalah salah satu tindakan penting untuk membangun kembali kepercayaan diri anak. Jangan muluk-muluk membuat pencapaian agar anak tidak merasa terbebani.
7. Ajarkan Anak untuk Bisa Menerima Pujian
Ketika anak memiliki harga diri yang rendah, dia akan sulit menerima pujian. Ini karena pujian tidak sesuai dengan caranya melihat diri sendiri. Ketidakpercayaan diri membuat anak merasa tidak patut dipuji.
Jadi, lain kali saat dipuji orang lain, ajarkan anak untuk menerimanya dan ucapkan “Terima kasih”. Dengan menerima pujian tersebut, anak menunjukkan rasa terima kasih atas kata-kata baik orang yang memujinya.
8. Percaya Diri Membutuhkan Waktu
Ingatkan anak—dan diri sendiri—bahwa mengembalikan kepercayaan diri membutuhkan waktu dan latihan. Dengan berlatih, anak dapat menenangkan pikiran dan mengusir gangguan.
Kuncinya adalah jangan berfokus pada hasil, yang tidak bisa dikendalikannya. Namun, jangan lelah dengan proses yang mungkin membutuhkan waktu tidak sebentar.
9. Ajarkan untuk Berkata “Tidak”
Ketika anak memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, dia cenderung lebih sering mengatakan “Ya” karena lebih mementingkan kebutuhan orang lain daripada diri sendiri.
Tak mampu mengatakan “Tidak” dapat membuat anak nda kelelahan, stres, dan mudah tersinggung. Ajarkan anak untuk jangan menunggu sampai energinya habis sebelum mengambil langkah mundur yang sangat dibutuhkannya.
10. Minta Anak untuk Jujur pada Diri Sendiri
Tanamkan pada diri anak untuk selalu jujur pada dirinya sendiri tentang apa yang benar-benar dia inginkan. Minta dia untuk mengenali diri dengan lebih baik dan periksa apa yang benar-benar dia inginkan dari hidup.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua mengembalikan kepercayaan diri anak setelah di-bully. Meskipun sulit, tetapi jika terus dilakukan, bukan tidak mungkin dia kembali menjadi anak yang percaya diri.
~Febria